Presiden RI, Joko Widodo sebelumnya mengingatkan dampak domino dari tumbangnya bank-bank di Amerika Serikat (AS), seperti Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank, terhadap Indonesia.
Kementerian Keuangan RI, telah mengantisipasi dampak kondisi sektor perbankan di Amerika Serikat (AS). Pasalnya, meski Indonesia tidak memiliki ketergantungan yang besar terhadap AS, tetapi ancaman krisis perbankan di negara tersebut dapat berdampak pada perekonomian global.
Menanggapi kondisi tersebut, Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Indonesia, Dr. Teguh Dartanto, Ph.D, meyakini bahwa sektor keuangan Indonesia jauh lebih _prudent_ dari sebelumnya.
“Indonesia telah melampaui pengalaman menghadapi berbagai krisis. Dari krisis tahun 1998, perbankan Indonesia bisa bangkit dan lebih _prudent._ Dampak krisis global tahun 2008, kita bisa _fight_ dan cukup imun,” pungkasnya.
Pihaknya juga sepakat dengan keyakinan Menkeu Sri Mulyani bahwa kondisi Indonesia cukup aman karena pengalaman masa pandemi Covid-19 berdampak pada krisis perekonomian yang mana telah membuktikan kemampuan pihak otoritas menjaga Indonesia dari hantaman krisis.
_“One of the best_ sebagaimana Ibu Menkeu sampaikan, selama pandemi Covid-19, dengan _good policy_ dan _good luck_ baik dari isu kesehatan yang terkontrol, kebijakan sektoral, sektor fiskal, sektor moneter, sektor keuangan, dan koordinasi baik antara Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, OJK, dan LPS, telah cukup baik,” ungkap Teguh.
Teguh juga mengapresiasi kinerja Kemenkeu dalam menjaga kondisi keuangan negara selama ini. Teguh menekankan bahwa Kemenkeu sudah memperkirakan kejatuhan SVB itu tidak akan separah kebangkrutan bank saat krisis keuangan 2008 karena keterkaitan portofolio SVB dengan sektor keuangan Indonesia terbatas.
Senada dengan pandangan Teguh, Ketua Badan Supervisi Bank Indonesia, Muhammad Edhie Purnawan menyatakan Indonesia cukup dipercaya sehingga akan lebih aman.
“Kondisi perbankan di Indonesia lebih aman. Namun, yang perlu diperhatikan adalah perusahaan atau _start up_ yang pendanaannya terhubung pembiayaan dari AS,” kata Edhie.
Edhie menekankan bahwa bank di Indonesia tidak perlu khawatir. Karena sejauh ini yang terdampak adalah _composite index_ AS dan Eropa, sementara efek ke Indonesia adalah sentimen pasar di IHSG.
“Bank-bank di Indonesia relatif aman, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir karena tidak begitu berdampak besar,” jelas Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada ini.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews