Dari Persepsi Intelijen, Putin Selangkah Lebih Maju

Dari persepsi intelijen, sikon saat ini sangat rawan berbahaya. Kerusakan yang terjadi bukan fisik belaka, tetapi ekonomi dunia akibat pandemi akan terdampak lebih berat akibat ulah Putin.

Kamis, 24 Februari 2022 | 23:49 WIB
0
1008
Dari Persepsi Intelijen, Putin Selangkah Lebih Maju
Tentaa Ukraina (Foto: Kompas.com)

Dalam abstrak terpikir merancang artikel serangan Rusia ke Ukraina. Kelebihan Putin, serangan tidak terduga dilaksanakan Kamis (24/2/2022) pagi serentak setelah pesawat drone USAF (Global Hawk) meninggalkan wilayah Ukraina. 

Putin menggelar kekuatan tempur terutama dari udara dan darat, melumpuhkan sistim Hanud Ukraina. Mengapa Putin nekat? Dia sudah menghitung bahwa AS dan negara-negara NATO tidak bisa menggelar aksi militer terhadap Rusia, karena Ukraina belum menjadi anggota NATO. Bila AS menggunakan pengaruhnya di PBB, Putin akan mem-veto. 

Presiden AS Joe Biden, menyebut : President Vladimir Putin "had chosen a premeditated war". Artinya AS sudah tahu bahwa Rusia akan menyerang Ukraina dengan perang yang telah direncanakan, tetapi AS tidak bisa segera membantu dengan kekuatan militer, hanya memberikan sanksi ekonomi penuh.

Demikian juga dalam kondisi awal saat ini, sekutu-sekutu AS di Uni Eropa hanya memberi sanksi ekonomi. Tetapi efek sanksi tersebut selain memukul Rusia juga mengimbas para pemberi sanksi.

Putin sudah menghitung semuanya, dan melindungi diri menyatakan tidak akan menduduki Ukraina, hanya menyebut operasi khusus melumpuhkan militer Ukraina untuk melindungi dua wilayah Ukraina yang berontak dan sudah menyatakan kemerdekaan.

Kesimpulan sementara, ulah Putin adalah kepentingan nasionalnya, bila Ukraina bergabung dengan NATO maka musuh berbahaya sudah sangat dekat di depan mata.

Bagi Indonesia sebaiknya hati-hati dalam bersikap, AS sudah kesal dan marah, Rusia nekat, jangan sampai terkena imbasnya.

Sementara itu ada kasus geopolitik kawasan yang rawan. Pemikiran prediksi intelstrat, bagaimana sikap Indonesia bila juga terjadi China Tiongkok menginvasi Taiwan?

Sebagai penutup sementara, sebuah UUK apakah Putin sudah menghitung bahwa Ukraina setelah Uni Soviet pecah menjadi negara yang memiliki peluru kendali nuklir selain Rusia. Kalau kepepet, nuklir bisa menjadi bargaining ancaman, mundur atau sayy luncurkan!. 

Dari persepsi intelijen, sikon saat ini sangat rawan berbahaya. Kerusakan yang terjadi bukan fisik belaka, tetapi ekonomi dunia akibat pandemi akan terdampak lebih berat akibat ulah Putin. 

Semua kembali, yang abadi adalah kepentingan nasional sebuah negara. Inilah kunci dasar berfikir pemegang amanah di Indonesia dlm menyikapi sikon konfik Rusia-Ukraina. 

Marsda Pur Prayitno W. Ramelan, Pengamat Intelijen