Partai Baru Vs Partai Lama

Karena perolehan suara semua gabungan partai partai islam selama ini merosot tajam, 34% tahun 2009, 29% tahun 2014 dan 27% tahun 2019. Narasi kita wajib berubah.

Senin, 22 Juli 2019 | 06:02 WIB
0
321
Partai Baru Vs Partai Lama
Anis Matta (Foto: Facebook/Tengku Z. Usman)

Partai politik adalah instrumen penting dan vital di era demokrasi.

Partai partai harus terus belajar dan terus berusaha memperbaharui jalan perjuangannya.

Yang sudah tidak relevan tinggalkan, yang sudah usang perbaharui, dan yang sudah gak laku jangan dipaksakan dijual lagi.

Belajar kepada sejarah, realitas, dan tidak berjuang atas dasar emosional sesaat tanpa platform yang sesuai dengan kebutuhan ummat.

Banyak partai tidak jadi masalah selama semua punya landasan perjuangan yang jelas. Sedikit partai juga tidak begitu baik nanti akan terjadi monopoli kebenaran satu pihak kayak di cina.

Tahun 1999, jumlah partai politik di indonesia lebih dari 150 partai, 48 ikut pemilu, sisanya tidak lolos.

Siapa saja yang punya gagasan gagasan yang segar dan dibutuhkan indonesia, maka salurkan lewat jalur resmi partai politik.

Semakin melek politik sebuah bangsa, maka akan semakin kuat demokrasi kita, sayangnya angka tidak melek politik di indonesia masih sangat tinggi sampai 89%.

Berjuang dalam keawaman tidaklah menghasilkan banyak kemasalahatan, berjuang dengan sekedar emosional juga tidak banyak merubah keadaan. Kebodohan adalah musuh besar kita semua.

Kita butuh wadah baru yang lebih segar yang mampu menampung ide ide besar indonesia dengan semua tantangannya kedepan.

Karena perolehan suara semua gabungan partai partai islam selama ini merosot tajam, 34% tahun 2009, 29% tahun 2014 dan 27% tahun 2019. Narasi kita wajib berubah.

Bedakan mana perpecahan politik (political fragmented) dan mana pembelahan politik (political cleaveage)dalam politik. Karena dalam ilmu politik itu semua berbeda. Perpecahan mungkin negatif, tapi banyak pembelahan yang membuat partai semakin segar.

Di Turki misalkan, partai belahan CHP yakni partai demokrat di bawah Adnan Menderes berhasil menang no 1 di pemilu. Walaupun akhirnya partai demokrat dibubarkan oleh kaum Kemalis pengikut Attaturk.

Begitu juga partai belahan Saadet partisi di sana yakni partai AKP dibawah Erdogan berhasil menang pemilu 17 tahun. Selama 17 tahun berkuasa bahkan masih berkuasa sampai saat ini. Sedangkan partai lama induknya masih berkutat di bawah angka batas PT tidak lolos ke DPR Turki. Nasib masih satu koma.

Ilmu politik umat wajib di upgrade, agar perjuangan politik kita naik kelas, profesional dan terhindar dari pola pikir usang dan fatwa fatwa jadul yang membuat stagnan.

Karena saat rakyat sudah melek politik dan tema diskusi mereka di warung kopi sudah berubah, maka kelas politik umat islam juga akan berubah dan bisa naik ke level penguasa.

Garbi, menuju partai islam modern yang kuat dan siap mendorong indonesia menjadi negara pemain utama di dunia. InsyaAllah.

Tengku Zulkifli Usman

***