Ikatan yang ada di dalam sebuah hubungan persaudaraan, sebaiknya memang tidak bisa begitu saja menjadi retak, dan kemudian pecah dengan sendirinya. Namun, apalah daya jika orientasi atau tujuan dari persaudaraan itu sudah melenceng dan menyimpang dari apa yang diniatkan dahulu.
Pada hakikatnya, manusia memang begitu mudah disatukan jika sama-sama memiliki rasa senasib dan sepenanggungan. Itu pula yang jadi alasan terbentuknya Persaudaraan Alumni (PA) 212.
Diniatkan untuk sama-sama menggalang massa untuk meminta negara menegakkan hukum atas tindakan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang dianggap telah melakukan penistaan agama. Dan, niat itupun berbuah hasil, sesuai yang diharapkan.
Namun, ketika persaudaraan ini dicoreng oleh kepentingan politik, tentu saja bagi figur-figur yang sejak awal meniatkan diri berjuang di jalan syariah, tujuan politik ini dianggapnya sudah melenceng jauh, sehingga tak perlu lagi berada di dalam persaudaraan tersebut.
Sikap Inilah yang mungkin diambil KH Ma'ruf Amin, Ali Mochtar Ngabalin, Kapitra Ampera, atau yang juga dilakukan Ketua Umum Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) Usamah Hisyam, yang memilih mundur dari jabatan Anggota Penasihat Persaudaraan Alumni (PA) 212.
Usamah mengaku kecewa dengan PA 212, yang dinilainya tak lagi bersemangat membela agama, seperti yang dilakuan pada Aksi Bela Islam 2 Desember 2016. Bahkan, Usamah menilai Gerakan Islam ini, telah terkontaminasi dengan politik praktis.
Apa yang dikatakan Usamah sangat beralasan, mengingat sepertinya PA 212 juga tak begitu ngotot dan "marah" ketika capres nomor urut 02 Prabowo Subianto dalam pidatonya mengatakan bahwa Indonesia tak masalah jika Kedubes Australia untuk Israel pindah ke Yerusalem.
Diakui atau tidak, PA 212 memang sudah masuk ke dalam politik praktis, setelah secara institusi menggelar Ijtimak Ulama, yang hasilnya merekomendasikan Prabowo Subianto sebagai capresnya.
Terkait dukungan politik, Usamah atau Parmusi tidak secara spesifik memerintahkan kadernya untuk memilih salah satu kandidat apakah Jokowi-Ma'ruf atau Prabowo-Sandi.
"Pilih yang taat agama," ujar Usamah.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews