Pemerintah Dorong Pemerataan Ekonomi Nasional Inklusif, Gencarkan Sinergi Hilirisasi dan Investasi

Jumat, 29 November 2024 | 00:12 WIB
0
3
Pemerintah Dorong Pemerataan Ekonomi Nasional Inklusif, Gencarkan Sinergi Hilirisasi dan Investasi
Presiden Prabowo Subianto

Pertumbuhan ekonomi inklusif menjadi tujuan besar yang dikejar pemerintah Indonesia. Melalui kebijakan hilirisasi dan investasi yang terarah, pemerintah berupaya menciptakan pertumbuhan yang merata dan berdampak langsung pada masyarakat luas.


Upaya ini didorong melalui langkah-langkah strategis yang mencakup hilirisasi industri, investasi asing, serta kerja sama bilateral. Pemerintah ingin agar setiap lapisan masyarakat merasakan manfaat ekonomi, bukan sekadar angka di atas kertas. Inilah langkah konkret untuk menuju Indonesia yang lebih maju, inklusif, dan berdaya saing global.


Dalam konteks ini, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka baru-baru ini mengadakan diskusi penting dengan Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, untuk memperkuat dukungan terhadap program hilirisasi yang digencarkan Indonesia. Dalam pertemuan tertutup di Jakarta, Wapres Gibran menegaskan pentingnya hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi.


Hilirisasi tak hanya soal meningkatkan ekspor, tetapi juga menciptakan lapangan kerja, dan membawa kemakmuran yang berdampak luas bagi wilayah regional, termasuk Singapura. Menurut Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir, Wapres menggarisbawahi bahwa keberhasilan program hilirisasi akan membawa manfaat ekonomi tak hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi kawasan Asia Tenggara secara keseluruhan.
Program hilirisasi kini menjadi salah satu prioritas dalam strategi pemerintah untuk mendorong industri nasional agar tidak lagi bergantung pada ekspor bahan mentah. Sebagai contoh, pemerintah fokus pada hilirisasi sektor tambang seperti nikel, bauksit, dan timah.
Upaya ini bukan tanpa alasan; dengan mengolah bahan mentah di dalam negeri, Indonesia mampu meningkatkan nilai tambah yang pada gilirannya menguatkan perekonomian domestik dan daya saing ekspor. Dalam beberapa tahun terakhir, hilirisasi sektor ini telah menunjukkan hasil signifikan, mulai dari meningkatnya nilai ekspor hingga bertambahnya penyerapan tenaga kerja.
Selain hilirisasi, sinergi investasi juga menjadi motor penggerak dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, mengumumkan rencana pendampingannya bersama Presiden Prabowo Subianto dalam kunjungan diplomatik ke China untuk membahas lebih lanjut peluang investasi di sektor hilirisasi.
Lawatan ini diperkirakan akan membuka peluang kolaborasi dengan sejumlah perusahaan besar, termasuk PetroChina. Pemerintah berharap, dengan adanya investasi asing yang berorientasi pada hilirisasi, Indonesia tidak hanya mendapat nilai tambah ekonomis, tetapi juga manfaat teknologi dan pengetahuan yang dapat mempercepat transisi ke energi baru dan terbarukan
Lebih lanjut, pemerintah Indonesia juga berambisi mengembangkan ekosistem industri dalam negeri yang lebih terintegrasi, seperti pada sektor kendaraan listrik. Rencana ini mencakup pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik sebagai salah satu komponen utama dalam rantai pasokan global kendaraan ramah lingkungan.
Langkah ini diyakini akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat industri baterai global, sekaligus mendukung transisi menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan. Di tengah tantangan perubahan iklim, langkah ini menjadi bukti bahwa pemerintah tak hanya berfokus pada pencapaian ekonomi semata, tetapi juga komitmen terhadap kelestarian lingkungan.
Namun, dalam upaya menuju pertumbuhan ekonomi inklusif, kerja sama internasional tetap menjadi faktor penting. Beberapa negara seperti Jepang telah menunjukkan minat kuat untuk terlibat dalam hilirisasi dan industrialisasi Indonesia.
Komitmen pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif juga tercermin dalam arahan langsung dari Presiden Prabowo yang menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dalam lima tahun ke depan.
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu, menekankan bahwa arahan ini tidak hanya menyasar peningkatan PDB, namun juga ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan daerah.
Dalam upaya mencapai target tersebut, PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) sebagai gerbang investasi di tingkat daerah memiliki peran krusial. PTSP diinstruksikan untuk memberikan pelayanan yang efisien dan transparan, guna menarik minat investor. Pelayanan yang cepat dan tepat sasaran di PTSP diharapkan bisa memudahkan proses investasi dan menjamin kepastian hukum bagi para investor.
Keberhasilan Indonesia dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif sangat bergantung pada kolaborasi berbagai sektor. Tidak hanya pemerintah, tetapi juga pihak swasta dan masyarakat memiliki peran dalam menciptakan ekosistem ekonomi yang kuat dan berkelanjutan.
Inisiatif hilirisasi yang dipimpin oleh pemerintah merupakan langkah strategis yang memungkinkan Indonesia untuk mengoptimalkan sumber daya alam yang dimiliki dan mengubahnya menjadi produk-produk bernilai tinggi.
Di sisi lain, investasi asing yang berkelanjutan akan membantu memperkuat perekonomian nasional, membuka akses teknologi, dan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global. Kombinasi antara hilirisasi dan investasi ini memberikan jalan bagi Indonesia untuk tumbuh menjadi negara industri yang mandiri dan mampu bersaing di kancah internasional.
Kesuksesan program hilirisasi dan investasi ini memerlukan sinergi yang solid antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku bisnis. Dengan mengedepankan kerja sama yang inklusif, Indonesia dapat mencapai visi ekonomi yang berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada impor barang-barang berteknologi tinggi.
Pemerintah optimis, jika langkah ini terus didorong secara konsisten, maka cita-cita menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi yang inklusif dan mandiri bukanlah mimpi semata, melainkan tujuan yang semakin nyata. Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, baik domestik maupun internasional, cita-cita untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan bukan lagi sekedar impian.

)* Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantara