"Imam Besar", Gelar Tertinggi Pemimpin Agama Yahudi

Habib Muhammad Rizieq Syihab BUKAN Imam Abu Hanifah, sehingga gelar tertinggi pertama "Imam al-A'dzham" tidak akan mungkin disandang olehnya.

Kamis, 19 November 2020 | 02:26 WIB
0
353
"Imam Besar", Gelar Tertinggi Pemimpin Agama Yahudi
Istilah Imam Besar sesungguhnya hanya eksis di agama Yahudi

“Imam Besar”, Gelar Tertinggi Pemimpin Agama Yahudi (Surat Petir untuk FPI)

...bismillahirrahmanirrahim...

I
Sebagai seorang Muslim yang terdidik di lingkungan pesantren tradisional Nahdhatul 'Ulama yang wajib menguasai kitab-kitab klasik 'ulama Islam Salaf (terdahulu), saya dilatih untuk menguasai bahasa Arab, bahasa agama Islam. Dan sebagai Muslim yang juga sekaligus terdidik di alam pendidikan modern, saya dilatih pula untuk menguasai bahasa Inggris.

II
Indonesia, Arab, Inggris, dulu saya sempat hanya mencukupkan diri menguasai 3 (tiga) bahasa tersebut saja. 

III
Namun, ketika di tahun 2013 saya mendapati berita, bahwa Universitas Islam Gaza, Palestina, khususnya Hamas, memasukkan bahasa Ibrani ke dalam kurikulum pendidikan mereka, di tahun 2013 itu juga saya langsung mempelajari bahasa Ibrani, bahasa orang-orang Yahudi, bahasa resmi negara Israel. 

IV
Direktur kurikulum di Departemen Pendidikan Hamas, Somayia an-Nakhala menjelaskan mengapa Hamas memasukkan bahasa Ibrani ke dalam kurikulum pendidikan mereka, "...lebih baik mengetahui apa yang Israel fikirkan dan katakan, ketimbang tidak tahu apa-apa. Kami harus mengetahui bahasa musuh kami," sebut an-Nakhala. (Link berita bahasa Inggris dari The Guardian: https://www.theguardian.com/world/2013/feb/13/hamas-puts-hebrew-on-curriculum; Link berita bahasa Indonesia dari media Islam Republika: https://republika.co.id/berita/mi72l1/hamas-masukkan-bahasa-ibrani-ke-kurikulum-sekolah)

V
Kini, 7 (tujuh) tahun berlalu semenjak pertama kali saya mempelajari bahasa Ibrani. Saya akan pakai pengetahuan bahasa Ibrani saya untuk berdakwah kepada seluruh umat Islam di Indonesia, wa bil khusus kepada para pemuja Habib Muhammad Rizieq Syihab yang digelari IMAM BESAR, bahwa, gelar IMAM BESAR ini, sebetulnya asing digunakan di dunia Islam, sebab gelar IMAM BESAR hanya lazim digunakan di tradisi agama Judaisme (Yahudi). Berikut penjelasannya, saya ambil dari Wikipedia Umat Yahudi (Jewish Wikipedia) https://jewiki.org.il/w/הכוהן_הגדול

VI
כהן גדול, הוא תוארו של ראשון הכהנים בעם ישראל, האדם שעמד בכל דור בראש הממסד הדתי היהודי
kohen ha-gadol (Imam Besar), hu taaro shel rishon ha-kohaniym baam Yish'rael (adalah jabatan tertinggi seorang imam atau pemimpin bangsa Israel), ha-adam sheamad b'khal dor b'rosh ha-mim'sad ha-datiy ha-Yehudiy (sosok yang secara turun-temurun memimpin segala hal yang berkaitan dengan tata-cara, ritus, pelaksanaan keagamaan, seluruh umat Yahudi). CATATAN: dalam Alkitab Perjanjian Baru, gelar-jabatan Imam Besar Yahudi dijabat oleh 2 sosok, Annas, Imam Besar Yahudi yang mengadili Yesus Isa al-Masih; dan Kayafas, Imam Besar Yahudi yang menjatuhkan persekusi hukuman salib kepada Yesus Isa al-Masih.

VII
Adapun dalam Islam, gelar tertinggi yang paling dikenal hanya 2 (dua). GELAR TERTINGGI PERTAMA: Imam al-A'dzham atau Imam Agung, yang hanya disematkan kepada bapak ilmu fiqh (yurisprudensi hukum Islam) Imam Abu Hanifah pendiri madzhab Islam pertama madzhab Hanafi—sebuah gelar khusus yang bahkan tidak diberikan kepada Imam Malik pendiri madzhab Maliki, Imam asy-Syafi'i pendiri madzhab Syafi'i, maupun Imam Ahmad bin Hanbal pendiri madzhab Hanbali. GELAR TERTINGGI KEDUA: Syaikh al-Akbar al-Azhar asy-Syarif, atau Grand Sheykh of al-Azhar, atau Syaikh Besar al-Azhar, sebuah gelar prestisius dan terkemuka di kalangan Islam Sunni Ahlussunnah wal Jama'ah, yang disematkan kepada seorang 'ulama yang sangat menguasai masalah fiqh (yurisprudensi hukum Islam), dan memimpin Universitas Islam tertua di dunia, al-Azhar, Kairo, Mesir. 

VIII
Habib Muhammad Rizieq Syihab BUKAN Imam Abu Hanifah, sehingga gelar tertinggi pertama "Imam al-A'dzham" tidak akan mungkin disandang olehnya. Berarti paling mentok, Habib Rizieq bisa meraih gelar tertinggi kedua, "Syaikh al-Akbar", yang mana syarat dan kompetensi utamanya adalah, ia harus seorang 'alim 'ulama faqih yang menguasai fiqh (yurisprudensi hukum Islam). He has to be the highest authority in Sunni Islamic thought and Islamic jurisprudence and holds great influence on followers of the theological Ash'ari and Maturidi traditions WORLDWIDE. Persoalannya, Habib Rizieq BUKAN PULA ahli fiqh kaliber dunia. Sehingga, gelar tertinggi kedua "Syaikh al-Akbar" ini pun, secara faktual, tidak mungkin diraih oleh Habib Rizieq.

IX
Lalu tanpa sebab dan musabab—kecuali hanya sekedar berani berkoar "menegakkan NKRI ber-syari'ah" + pendiri ormas + memiliki puluhan ribu massa—Habib Rizieq digelari IMAM BESAR, yang sejatinya adalah sebuah gelar yang eksis dalam tradisi agama Yahudi. 

X
Maka di sini saya mengingatkan: "Kalian, umat Islam yang menggelari Habib Rizieq sebagai IMAM BESAR, kalian ini mau meniru-niru agama Yahudi? Dan kepada Anda, Habib Rizieq, Anda serius, membiarkan diri Anda dielu-elukan sebagai IMAM BESAR, gelar pemuka agama Yahudi?"

[]

Kamis, 19 November 2020 | 02.19 WIB
MUHAMMAD ZAYNUDDIN

https://medium.com/@muhammadzaynuddin