Zaiful Bokhari (6): Simpati dan Dukungan Mulai Berdatangan

Calon wakilnya sebisa mungkin dari figur yang tidak memiliki kecondongan kepada partai politik tertentu, tetapi memiliki daya tarik lain yang nonpolitis.

Rabu, 1 Juli 2020 | 16:48 WIB
0
225
Zaiful Bokhari (6):  Simpati dan Dukungan Mulai Berdatangan
Zaiful Bokhari bersama warga (Foto: Dok. pribadi)

Pernyataan dukungan secara terbuka dari Ketua DPC PDI Perjuangan Lampung Timur kepada Zaiful Bokhari untuk mencalonkan diri menjadi bupati pada pemilihan kepala daerah Desember 2020 ini memberi pesan poltiik yang berdampak besar.

Bahwa hanya Zaiful yang layak diusung oleh PDI Perjuangan lewat pernyataan ketuanya, Ali Johan Arif menggambarkan bahwa sang petahana punya bobot lebih besar dibanding figur lainnya.

Dari sisi pengalaman di pemerintahan, reputasi politik, visi, sumber daya logistik, jaringan, dan tingkat elektablitasnya, Zaiful masih mengungguli figur lainnya. Bagi PDIP, kelebihan yang dimiliki Zaiful ini tidak bisa dinafikan, meskipun dia bukan kadernya.

Sebagai partai pemenang di Lampung Timur dengan 9 kursi di DPRD, PDI Perjuangan tentu punya pengaruh bagi partai lainnya. Dukungan dan simpatinya kepada Zaiful bisa saja diikuti oleh partai lain yang selama ini masih melirik malu-malu ke Zaiful.

Dengan mendapat simpati dan dukungan solid dari PDI Perjuangan, Zaiful sama artinya telah mendapat dukungan dari kalangan nasionalis dan lapisan masyarakat bawah. Di Lampung Timur, masyarakat lapis bawah sendiri bisa diidentikan dengan petani, pedagang, dan buruh perkebunan. Mereka adalah kelompok mayoritas di daerah itu.

Sekarang Zaiful tinggal melengkapi dukungan nyata dari kalangan yang berbasis pada agama. Kantung-kantung Nahdlatul Ulama (NU) yang selama ini diasosiasikan dengan PKB juga perlu ditarik simpatinya agar mereka tidak melepaskan diri dari Zaiful. Jika belum bisa menarik PKB sebagai pendukungnya, Zaiful setidaknya mesti mendekat ke kalangan kiai dan para Gus, mengingat mereka punya pengaruh besar dalam memikat hati warga Nahdliyin.

Dukungan dari kalangan Nahdliyin sangat penting mengingat PKB yang menjadi representasi politik mereka cukup kuat juga di Lampung Timur, dengan 8 kursi di DPRD atau nomor dua setelah PDI Perjuangan.

Simpati dan dukungan lain yang juga perlu didapat Zaiful adalah dari kalangan Islam yang terwadahi di dalam PKS (5 kursi di DPRD) dan PAN (1 kursi di DPRD). Dukungan dari mereka sangat dibutuhkan untuk menambal kekurangan dukungan dari kelompok Nahdliyin manakala PKB benar-benar mencalonkan figurnya sendiri.

Begitu juga dengan Gerindra (6 kursi di DPRD), Zaiful kemungkinan besar mendapat simpati dan dukungan meskipun belum dinyatakan secara terbuka seperti halnya PDI Perjuangan. Dukungan dari Gerindra bisa menambah barisan Zaiful dari kelompok “Kuning” yang pernah satu rahim dengan Golkar.

Partai Golkar sendiri meskipun belum ada sinyal, tetapi salah satu petingginya Azis Syamsuddin yang juga Wakil Ketua DPR RI, pernah berjanji secara terbuka akan mengalirkan dukungan partainya kepada Zaiful. Janjinya itu dia sampaikan pada Temu Kader di Desa Braja Sakti, Way Jepara, Lampung Timur, 11 Januari 2020.

Jika simpati dan dukungan dari partai-partai ini mengalir ke Zaiful, akan muncul persaingan di posisi calon wakil bupati. Masing-masing partai tentu akan menyodorkan calon wakilnya kepada Zaiful.

Situasi ini membuat Zaiful tidak mudah dalam menentukan pilihan. Padahal posisi calon wakil bupati memberi pengaruh signifikan juga dalam meraup suara dari pemilih. Salah langkah memilih calon wakil bupati, bisa memecah kesolidan dukungan. Ini yang mesti jaga.

Yang paling mungkin dipertimbangkan dalam menentukan calon wakil bupati adalah netralitas sang figur agar tidak menimbulkan resistensi dari partai lainnya. Yang paling penting, figur itu punya tingkat elektabilitas tinggi, tapi tidak satu irisan politik dengan Zaiful.

Calon wakilnya sebisa mungkin dari figur yang tidak memiliki kecondongan kepada partai politik tertentu, tetapi memiliki daya tarik lain yang nonpolitis. Misalnya sang figur adalah seorang pengusaha, profesional, atau birokrat yang bisa diandalkan dalam mendukung kerja di pemerintahan, tetapi tetap memiliki akar dukungan yang kuat.

Jika Zaiful tetap harus memilih kader partai, maka dia mesti menentukan calon wakilnya adalah figur pekerja keras yang loyal kepadanya agar tidak menjadi pesaingnya dalam bekerja nanti. Calon wakilnya juga mesti punya kecukupan skill teknis yang berkait dengan potensi Lampung Timur di sektor pertanian atau pertambangan.

Dan yang paling penting, calon wakilnya harus bisa diterima oleh partai pengusung maupun pendukungnya, agar tidak membuka ruang kosong yang bisa menggembosi suara pemilih.

Krista Riyanto, Penulis dan mantan Jurnalis.

***