Memahami berita media memang harus bijak. Kalau tidak hanya akan mudah tertipu berita hoaks. Salam damai selalu.
Berbagai isu dalam pekan pekan ini tentang keberadaan Kim Jong Un mengemuka. Tiba tiba ada berita hoaks yang mengatakan Kim Jong Un sudah meninggal. Salah satu sebabnya karena gagal kardiovaskuler. Ada yang memberitakan Kim Jong Un Kritis dan sedang dalam perawatan dokter. Rumor itu terus bergulir sehingga menimbulkan perdebatan dan diskusi siapa yang akan menggantikan Kim Jong Un. Maka adik perempuan Kim Jo Yong diunjukmukakan.
Adiknya adalah wanita sinis jauh lebih berbahaya dari Kim Jong UN. Waooow. Luar biasa Korea Utara yang cenderung tertutup sendiri tetap diam tidak bereaksi. Korsel sendiri menganggap Kim baik baik saja.Ini terindikasi karena tidak ada darurat Militer yang mengindikasikan peristiwa penting sehingga muncul anggapan bahwa pemimpin Korea Utara itu tengah mengalami sakit keras.
Dari mana beritanya? Dari mana bisa disimpulkan bahwa Pemimpin Korea Utara yang terkenal tegas dan menakutkan dengan muka dinginnya saat mengeksekusi lawan politiknya sakit keras?
Dalam kekalutan dunia akibat Korona berbagai isu menyebar begitu cepat. Media sekarangpun berkejaran untuk memberitakan cerita terbaru, heboh dan menggemparkan. Bukannya menggemparkan jika pemimpin Korut yang terkenal sadis itu diberitakan meninggal karena korona misalnya? Sedangkan Korea Utara tidak pernah berita apapun selama beberapa saat mengenai pemimpinnya.
Tiba tiba Kim Jong Un muncul dengan muka segar bugar meresmikan pabrik pupuk. Buyarlah rumor selama hampir tiga pekan tersebut. Kim Jong Un baik – baik saja. Kalau buat lucu lucuan “ Aku datang kalian tertipu weeee!”Kadang media memang senang membuat berita yang heboh yang membuat jantung pembacanya berdesir. Bagi pembaca yang hanya melihat judul, hanya membaca sekilas akan membagikan berita itu tanpa cek dan ricek. Pokoknya yang heboh pasti renyah dijadikan gosip.
Dari Mana Rumor Kim Jung Un Meninggal?
Bagaimana sih awal mula Gosip Kim Jong Un terakhir Kim muncul di depan umum adalah tanggal 11 April. Ia menghadiri peringatan Hari Buruh, mempimpin pertemuan ditingkat politburo Partai Buruh. KCNA kantor berita Korut selanjutnya tidak pernah merilis berita tentang Kim kecuali tentang aktifitas peniriman pesan diplomatik ke beberapa pemimpin dunia.
Yang menjadi spekulasi besar adalah ketidakhadiran Kim Jong Un di peringatan ulang tahun mendiang Kakeknya Kim Il Sung pada 15 April. Spekulasipun merebak dan banyak menduga bahwa Kim tengah sakit keras.Ada Lead berita yang mengatakan Kim Meninggal dunia akibat sakitnya.
Spekulasi muncul dari kunjungan Kim ke Gunung Paektu. Bisa jadi Kim memang sakit keras dan ketika meninggal sengaja tidak diberitakan besar- besar supaya tidak menimbulkan gejolak.
Dari awal karena berita simpang siur maka saya yang sering mengikuti perkembangan berita dunia tidak yakin Kim Jong Un meninggal. Dan karena masih rumor dan tidak jelas beritanya saya mencoba menunggu bagaimana sih sebenarnya fakta tentang Kim Jong Un. Ya ternyata bisa ditebak bahwa dia baik baik saja. Mungkin Kim berpikir seperti kata Cinta di AADC
“Apa yang kau lakukan itu Jahat! Aku yang sehat dibilang mati. Terimakasih dengan demikian saya jadi panjang umur. Hemmm!”
Hati-hati Menelaan Berita Media
Ya suka – suka Korea Utaralah. Mau menghilang, mau bertapa, mau menutup dari media. Toh beritanya kantor beritanya bisa diatur atur. Beda dengan Indonesia di mana medianya sangat agresif dan bebas. Mau mengkritik mau menyindir pemerintah bebas. Khan sebagai negara demokrasi maka pemerintah harus siap dengan segala resikonya untuk dikritik dan kadang dibully media dan netizen. Apa kata media jika saja tiba- tiba Jokowi tidak mau diliput media dan menghilang tiga pekan misalnya. Pasti sudah heboh dan berita akan banyak sekali muncul dari mengritik, mencerca, menyudutkan presiden sebagai pemimpin tidak bertanggungjawab.
Media menganggap bahwa Pemimpin menjadi pusat berita sehingga harus selalu tampil dan bekerja untuk menunjukkan pemimpin itu peduli. Banyak kepala dan pemikiran beda. Banyak birokrat, politikus yang memanfaatkan situasi kisruh. Kalau Kim bisa ngomong dengan satu kata dan rakyatnya nurut, beda dengan Indonesia. Satu kalimat bernada otoriter dari pemimpinnya maka akan heboh rakyatnya. Hujan kritikan makian akan datang. Siapapun pemimpin saat ini akan menanggung beban sebagai masyarakat demokratis yang dijamin pendapatnya.
Kim boleh menghilang sesukanya, karena negaranya bisa ia kendalikan. Salah sedikit nyawa melayang, beda sedikit akan menghilang selamanya. Bagaimana dengan Indonesia. Untuk mengatasi Covid -19 saja susahnya luar biasa. Jika Indonesia memutuskan lockdown dari awal seperti apa Indonesia. Dua kemungkinan Rusuh dan muncul pergolakan. Kemungkinan kedua berhasil membungkam masyarakat dan mengikuti instruksi pemerintah. Asal semua kebutuhan hidup ditanggung pemerintah dan TNI dan aparat sangat ketat mengawal Lockdown.
Tidak tertib tembak dan selesai . Itu kalau bentuk pemerintahannya seperti Korea Utara. Maka membayangkan Indonesia lockdown seperti membayangkan film Mission Impossiblenya Tom Cruise. Halu dan susah dibayangkan bisa terjadi. Yang mendekati mungkin gejolak sosial luar biasa masyarakat yang tidak siap dikunci aktifitasnya. Diperlakukan PSBB saja banyak yang melanggar apalagi lockdown bisa meledak emosi masyarakat. Lagian anggaran belanja negara bisa jebol menanggung ratusan juta penduduknya.
“Mas Bro bagaimana sudah ngarep Jong Un Meninggal”
“Ah suka suka dialah. Mau ngilang mau heboh dia sendiri yang menentukan.”
Memahami berita media memang harus bijak. Kalau tidak hanya akan mudah tertipu berita hoaks. Salam damai selalu.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews