Apa yang terjadi dalam kongres kemaren bukan berantem beneran tapi cara maen silat ketoprak Mataraman di panggung politik, itulah cara cerdas Amien untuk survive.
Lempar lemparan kursi di arena kongres PAN jadi bahan tontonan masyarakat. Rakyat bengong liat orang Partai berantem saling baku hantam tapi kalau orang politik sudah pada tau, itu gak berantem itu cuman pura pura berantem saja. Macam orang Golkar kalau juga berantem dorong dorongan pager seminggu kemudian deal deal kavling posisi kepengurusan.
Ya gak mungkin lah Zul ribut sama Amien Rais, lha wong mereka besanan. Keluarga Amien dekat sekali dengan "keluarga Lampung". Untuk mengakomodir masuknya Hatta Radjasa ke kubu Zul maka dibuatlah skenario tawuran biar publik ngerti bahwa ada demarkasi antara Amien dengan Zul dan juga ada barisan penantang Amien seperti satu sisi pintu masuk ke kubu SBY lewat Hatta Radjasa dan sisi lain Sutrisno Bachir memfasilitasi kubu Jokowi.
Zul juga ingin dekat dengan Bu Mega, maka dibuatlah kesan seolah olah dia musuhan sama Amien Rais. Biar jelas posisi PAN kalau nanti berseberangan dengan Bu Mega bisa gunakan Hatta Radjasa yang besannya SBY itu, kalau sejalan dengan Bu Mega gunakanlah Sutrisno Bachir.
Di sinilah kecerdasan dan kelincahan berpolitik Amien dipamerkan ke publik. Lha iyalah dia lincah, kalau gak lincah PAN yang dibentuk oleh sebarisan intelektual urban sekelas Goenawan Mohamad, Faisal Basri, Abdillah Thoha dan banyak lagi bisa diborong cuman ke tangan Amien karena Amien tau para intelektual itu tidak ngerti bagaimana mengelola organisasi. Kalau soal bermain organisasi Amien jagonya sejak jaman dia masih di Pemuda Muhammadiyah, mangkanya yang bisa nyaingin Amien hanya Bu Mega dan Gus Dur.
Apa yang terjadi dalam kongres kemaren bukan berantem beneran tapi cara maen silat ketoprak Mataraman di panggung politik itulah cara cerdas Amien untuk survival dan menjadikan PAN menjadi tetap kekuatan utama di kantong kantong politik wilayah Muhammadiyah...
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews