Doktrin sunni tentang "al-shahabatu kulluhum 'udul" bisa diterjemahkan kembali dalam konteks saat ini. Hanya dengan cara demikian kita bisa mengembalikan kewarasan politik.
Sebagaimana di era sepeninggal Nabi dulu, di mana politik (yaitu isu imamah atau pengganti Nabi sebagai pemimpin politik) menimbulkan perpecahan yang berlarut-larut, politik pulalah yang menimbulkan polarisasi yang berlarut-larut di negeri kita sekarang. Masing-masing kubu melahirkan para "rafidah" atau khawarij alias ekstremis-nya masing-masing.
Momen banjir sekarang ini menjadi pemicu munculnya kembali polarisasi yang menjengkelkan. Masing-masing kubu, baik pendukung atau pembenci, seperti berlomba mencetak skor untuk membuat lawan "keok".
Gara-gara situasi bipolar yang ekstrem inilah, dulu, muncul kelompok yang disebut Ahlussunnah wal Jamaah (atau dikenal dengan kelompok sunni). Salah satu doktrin penting yang diperkenalkan oleh kubu ini adalah: al-shahabatu kulluhum 'udul (الصحابة كلهم عدول), semua sahabat Nabi adalah orang baik, lepas dari kubu politik mana mereka berasal.
Jalan tengah politik yang ditempuh oleh kaum sunni ini lumayan suskes mengakhiri polarisasi politik yang berlebihan pada saat itu, meskipun faktor kesuksesan itu juga terkait dengan sokongan politik dari rezim yang berkuasa saat itu.
Polarisasi politik ini terjadi bukan saja di Indonesia, tetapi hampir di semua negara. Politik populisme di mana-mana telah melahirkan polarisasi politik yang amat ekstrem, dan berlangsung dalam suasana yang sangat emosional: antara penyuka dan pembenci.
Di negeri Amerika, misalnya, polarisasi yang parah juga terjadi, dan usaha untuk mengatasi polarisasi ini dicoba dilakukan oleh beberapa politisi di sana dengan menciptakan sebisa mungkin konsensus yang "bipartisan".
Saya lebih suka usaha-usaha ke arah ini, ketimbang merawat terus permusuhan dan polarisasi yang amat melelahkan. Saya kira, doktrin sunni tentang "al-shahabatu kulluhum 'udul" bisa diterjemahkan kembali dalam konteks saat ini. Hanya dengan cara demikian kita bisa mengembalikan kewarasan politik.
Ungaran, awal Januari, 2020
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews