Makanya saya gak hapus postingan saya soal ada batu di ambulans. Itu nyata. Itu bukan hoax. Tersangkanya ada. Batunya ada. Ambulannya juga ada.
Ada batu. Ada ambulans. Ada video penangkapan. Ada twit dari polisi juga menceritakan kejadian tersebut. Ada juga berita di media mainstream. Lalu ada orang yang posting tentang kejadian itu.
Postingan di akun resmi polisi perlu proses. Namanya akun resmi. Pasti ada adminnya. Ada flow informasi yang harus diikuti. Sementara video penangkapan sudah viral. Karena kejadiannya di lapangan.
Kecepatan viral video penangkapan ternyata mendahului proses admin polisi menulis twit. Makanya banyak netizen yang memposting viseo itu lebih dulu dari twit resmi polisi.
Saya saja mendapat videonya dari salah satu group WA, pas tengah malam. Tapi, seperti biasa, saya sudah tidur. Saya memang jarang begadang kalau tak ada perlunya. Sebab jika sering kena angin malam muka pucat karena darah berkurang.
Karena itu, sayangi badan. Jangan begadang setiap malam.
Baru pada sepertiga malam saya bangun. Minum air putih. Menyeret badan ke teras. Merokok. Lantas membuka WA. Saat itu saya baru tahu ada ambulans yang ditangkap polisi. Tapi saya gak posting. Saya tidur lagi ketika malam tinggal seperempat.
Tidak lama kemudian, kabarnya, polisi menghapus twitnya soal penangkapan ambulans. Mereka juga memberi keterangan bahwa bukan ambulans yang ditangkap. Hanya ada orang bawa kardus berisi batu, bensin, ke dalam ambulans. Begitu kisahnya.
Ketika posting itu dihapus lalu orang menuduh yang memposting kejadian itu menyebar hoax? Hallo?
Hoax itu kalau beritanya bohong. Wong videonya ada. Ambulansnya ada. Tersangkanya juga sudah ada. Tiga orang. Jadi apanya yang hoax?
Begini. Yang kemarin ditangkap polisi itu 5 ambulans, 4 dari PMI dan satu milik Pemda DKI. Kita tahu kan, ketua PMI adalah JK, Wakil Presiden. Tentu saja meberitakan ambulans PMI ditangkap karena membawa batu akan melahirkan beragam spekulasi yang gak perlu. JK kabarnya menginstruksikan agar isu soal ambulans diredam.
Itulah, menurut saya yang membuat twit polisi dihapus. Tapi JK juga memerintahkan kasutnya diusut terus. Secara hukum kasusnya jalan, hanya komunikasi soal ambulans saja yang diredam. Makanya polisi sudah menetapkan tiga tersangka pembawa batu di dalam ambulans itu.
Artinya kasusnya ada. Kejadiannya nyata. Tersangkanya jelas. Video penangkaapannya tersebar. Hanya narasi soal ambulans yang berubah. Karena pertimbangan lain, menjaga agar tidak diseret kemana-mana isunya. Disamping menjaga marwah PMI sebagai organisasi internasional, yang di Indonesia diketuai Wakil Presiden.
Lalu apakah orang yang memposting kejadian itu dibilang penyebar hoax? Ya gak dong. Wong emang nyata kok.
Tuduhan itu membuat saya tertawa terhoaxkakkak. Ada-ada saja.
Makanya saya gak hapus postingan saya soal ada batu di ambulans. Itu nyata. Itu bukan hoax. Tersangkanya ada. Batunya ada. Ambulannya juga ada.
Apakah diantara ketiganya terlibat cinta segitiga? Saya gak tahu. Itu urusan polisi. Saya sepakat dengan JK. Usut tuntas kasusnya. Sedangkan soal ambulans sebaiknya gak usah dinarasikan lagi.
Meakipun pola menggunakan ambulans ini bukan cuma sekali. Ketika demo 22 Mei juga ada kejadian yang mirip.
"Mas, kalau Lucinta Luna keguguran, itu hoax apa bukan sih?," Abu Kumkum nyeletuk.
Mbuh Kum. Aku lagi serius!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews