jangan-jangan Rocky punya andil dalam mempengaruhi pikiran BW dan rekan-rekannya, sehingga apa yang kita tonton dipersidangan, adalah hal-hal yang cacat secara logika.
Tidak selalu apa yang disampaikan Rocky Gerung merupakan pendapat yang cerdas. Menyangkut rekonsiliasi Jokowi-Prabowo, pendapat Rocky kali ini cacat logika. Narasi dan asumsi yang digunakan cuma untuk memutarbalikkan logika publik
Memang harus diakui Rocky selalu menjadi Bintang, terutama di acara ILC. Di acara Indonesian Lawyers Club atau ILC TV One, Selasa (3/7/2019) malam, rencana rekonsiliasi Jokowi-Prabowo juga disinggung narasumber yang hadir di acara ini.
Ada satu pernyataan Rocky yang menurut saya menyesatkan dan cacat secara logika. Rocky Gerung menilai Prabowo dalam menanggapi rencana rekonsiliasi terlihat gembira dan justru kubu Jokowi terlihat gugup.
Logika dasar berpikirnya adalah kecurigaan, dia curiga Jokowi dimenangkan secara Legal, tapi menurutnya lagi secara legitimasi justeru dimiliki oleh Prabowo. Dugaan Rocky ini adalah sesuatu yang serius dan menyesatkan.
"Itu yang menerangkan bahwa, saya menganggap, Pak Jokowi dimenangkan secara legal, tetapi legitimasi ada pada Prabowo, dan itu musti didamaikan, bagaimana mendamaikan, dua problem satu di kutub utara, satu di kutub selatan," paparnya.
Justeru menurut saya keinginan Jokowi untuk bertemu dengan Prabowo, adalah bentuk dari kerendahan hati Jokowi, dan ingin mendamaikan keadaan, kenapa hal itu di interpretasikan sebagai sebuah kegugupan, apa alasan Jokowi gugup, apa Rocky menganggap Jokowi punya salah terhadap Prabowo?
"Nah yang mengagetkan saya adalah, saya lihat tadi potongan layar TV Pak Karni, Pak Prabowo justru gembira saja menghadapi soal ini, yang agak gugup justru adalah kubu Pak Jokowi karena menunggu kepastian kapan rekonsiliasi dengan Prabowo itu," ujar Rocky Gerung.
Apakah peradilan sengketa Pilpres di MK kemarin dianggap Rocky sebagai upaya memenangkan Jokowi, sementara pengadilan tersebut sangat terbuka, dan di tonton jutaan rakyat Indonesia. Apakah Rocky lebih pintar dari banyak Pakar Yang Ikut menyaksikan persidangan tersebut, sehingga penilaiannya lebih cerdas dari para Pakar?
Apa yang disampaikan Rocky tersebut hanyalah manifestasi dari ketidakpuasan, seperti pada umumnya pendukung Prabowo-Sandi. Pendapat tersebut sangat subjektif, dan harus bisa dia buktikan, apakah benar Jokowi-Ma'ruf "Dimenangkan."
Dari sisi mana dia melihat Jokowi dimenangkan, sementara Tim Hukum Prabowo-Sandi sendiri tidak mampu membuktikan segala tuduhannya dipersidangan, bahkan permohonan gugatannya pun ditolak semua oleh Hakim MK.
Apa yang terjadi di MK tersebut sudah diramalkan oleh berbagai Pakar hukum, karena memang bukti-bukti yang diajukan oleh Tim Hukum Prabowo-Sandi sangat lemah, begitu juga saksi-saksinya, sehingga tuduhan kecurangan Terstruktur, Sistematis dan Masif tidak bisa dibuktikan.
Kalau kecurigaan bisa dianggap sebagai pembenaran secara akal sehat, ya wajar saja kalau argumentasi seperti itulah yang dipertahankan oleh Tim Hukum Prabowo-Sandi. Atau jangan-jangan Rocky punya andil dalam mempengaruhi pikiran BW dan rekan-rekannya, sehingga apa yang kita tonton dipersidangan, adalah hal-hal yang cacat secara logika.
Makanya sidang sengketa tersebut terlihat sebagai pertunjukan Komedi yang dipertontonkan Tim Hukum Prabowo-Sandi. Bagi Rocky Gerung mungkin sangat menikmati pertunjukan komedi tersebut sebagai hal yang sangat serius.
Logika Rocky persis seperti Logika BW dan kawan-kawan, yang menganggap MK sebagai lembaga Kalkulator, yang tidak bisa menginovasi hukum dalam paradigma seperti yang mereka inginkan. Yang mereka inginkan sebetulnya sederhana, MK memenangkan Prabowo-Sandi.
Kalau seandainya itu terjadi, bisa gak Rocky menerima tuduhan bahwa Prabowo-Sandi pun "Dimenangkan" MK, atau bisa jadi dia akan berkelit bahwa kemenangan Prabowo-Sandi tersebut adalah sesuatu yang benar, sesuai dengan keadilan?
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews