Bagi saya seorang pemimpin itu harus memiliki spiritualitas yang kuat, harus memiliki Kecerdasan yang komplit. Kenapa seorang pemimpin harus memiliki spiritualitas yang kuat.? Karena tanpa spiritualitas jiwa dan batinnya kosong, sehingga jiwanya tidak stabil dan mudah emosional.
Saya akan jelaskan terlebih dahulu apa itu spiritualitas, dan apa pengaruhnya terhadap Kepemimpinan. Banyak sekali Pendapat pakar tentang pengertian spiritualitas, yang saya kutip dari Dictio.id,
Burkhardt, dalam McEwen 2004, mendefenisikan spiritualitas adalah prinsip hidup seseorang untuk menemukan makna dan tujuan hidup serta hubungan dan rasa keterikatan dengan sesuatu yang misteri, maha tinggi, Tuhan, atau sesuatu yang universal.
Secara implisit saya memahami bahwa Bukhardt memaknai spiritualitas, seseorang harus memiliki keterikatan hubungan dengan Tuhan, dan itulah yang dinamakan keyakinan dan keimanan, dengan demikian akan membuat seseorang memiliki kesadaran atas tujuan hidup yang hakiki, dan itu akan membuat seseorang memiliki kerendahan hati dihadapan Tuhan.
Dewit-Weaver (dalam McEwen, 2004) mendefinisikan spiritualitas sebagai bagaian dari dalam diri individu (core of individuals) yang tidak terlihat (unseen, invisible) yang berkontribusi terhadap keunikan serta dapat menyatu dengan nilai-nilai transendental (suatu kekuatan yang maha tinggi/high power dengan Tuhan/God) yang memberikan makna, tujuan, dan keterhubungan.
Baik Dewit, maupun Bukhardt, memiliki pemahaman yang hampir sama tentang spiritualitas, yakni tentang kekuatan keyakinan terhadap keberadaan Tuhan, artinya manusia akan memiliki kekuatan jika dia memiliki keyakinan kepada Tuhan.
Nah saya melihat Prabowo tidak memiliki apa yang dinamakan spiritualitas, karena sangat terlihat dari sikap, perbuatan dan ucapannya. Dia dengan mudah meremehkan dan merendahkan orang lain, emosinya tidak stabil, temperamental, juga mudah takabur.
Wajar saja, karena sebagai seorang Sekuler, sangat memungkinkan dia tidak mementingkan hal-hal yang bersifat spiritual, padahal seorang pemimpin itu haruslah dekat kepada hal-hal yang bersifat spiritual, karena spirituallah sesorang akan memiliki spiritualitas, dan Akan menjaga keseimbangan intlektual dan emosionalnya.
Tidak aneh kalau melihat keislaman Prabowo hanya sebatas kemasan, sehingga setiap jumat dia dicemooh, Prabowo jumatan dimana, bahkan mengucapkan hal-hal yang biasa diucapkan seorang Muslim, lidah Prabowo masih sangat kesulitan, bahkan sering keseleo lidah.
Padahal Prabowo adalah Capres yang dipilih berdasarkan Ijtima' Ulama. Entah dasar apa Ulama bersepakat untuk memilih Prabowo sebagai Capres yang merepresentasikan Islam, sementara secara Islami, Prabowo sangatlah tidak memenuhi syari'at Islam, dan kita tahu para pendukungnya adalah kaum Islam militan.
Seorang pemimpin yang mewakili ummat Islam, tidak hanya Islami secara fisik, tapi juga harus Islami secara spiritual. Dengan memiliki spiritualitas yang kuat, maka dia tidak mudah goyah secara emosional, tidak angkuh karena intlektualnya.
Spiritualitas akan mendorong seseorang selalu bersikap rendah hati, meyakini setiap apa yang dihadapi sebagai kekuasaan dan Kehendak Tuhan yang Maha Esa, merendahkan dirinya dihadapan Kekuasaan Tuhan, semua yang dilakukan adalah sebagai wujud pengabdiannya kepada Tuhan, bukanlah sesuatu untuk disombongkan.
Sumber :
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-spiritualitas/14842/2
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews