Kami yang mencintai negeri bertekad memilih pasangan yang sudah terbukti kerjanya dan menjadikan Islam sebagai rahmatan lil alamin.
Membaca Surat yang Dikirim SBY Dari Singapura: Prabowo Jelas Didukung Islam Garis Keras dan Pengikut Organisasi Terlarang HTI.
Minggu (7/4/2019) pagi beredar Surat SBY yang dikirim dari Singapura kepada Pengurus Pusat Partai Demokrat. Isi surat itu menanggapi kampanye pemilihan presiden yang diselenggarakan pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut 02.
Intinya SBY menyesalkan cara berkampanye paslon 02 yang menggunakan politik identitas yang eksklusif padahal Indonesia adalah negara yang beragam.
SBY, sebagai mantan presiden dan pensiunan prajurit, pasti tahu akibat apa yang akan terjadi di masa depan jika politik identitas yang mengeksploitasi agama mayoritas dan menjurus SARA ini dijadikan jualan kampanye.
SBY pasti sudah membayangkan kehancuran Indonesia yang akan terjadi bila negara kita dikuasai kelompok militan garis keras yang intoleran dan pokoknya cuma mau menang sendiri.
SBY tentu saja tak ingin Indonesia hancur seperti Suriah jika dikelola tangan-tangan kotor berlumuran darah para politikus yang menghalalkan segala cara untuk berkuasa.
Pernyataan Capres 02 dalam debat pekan lalu yang bilang, “Saya lebih TNI daripada TNI” dan akan menjaga Pancasila hanyalah bualan belaka.
Kalau dia lebih TNI daripada TNI sudah seharusnya dia tak akan menggunakan politik identitas dalam kampanyenya. Kalau dia mau menjaga Pancasila sepatutnya dia tidak menggunakan politik identitas yang eksklusif seperti diingatkan SBY.
Faktanya Capres 02 dikelilingi politikus-politikus yang selama ini dengan lantang berteriak revolusi untuk mendirikan negara khilafah dan ormas-ormas yang intoleran, bahkan Capres 02 didukung penuh oleh organisasi terlarang HTI.
Alhamdulillah dari kampanye Capres 02 hari ini kita semua rakyat Indonesia jadi semakin tahu siapa sesungguhnya para pendukung Capres 02.
Mereka adalah politikus-politikus berkedok agama dan para pendukung PKS, FPI, dan HTI yang ingin mengganti ideologi negara kita Pancasila dan mendirikan sistem khilafah berdasarkan agama tertentu saja.
Jumlah pendukung Capres 02 juga cuma segitu. Cuma 100.000 orang (sesuai kapasitas Stadion Utama GBK) walaupun diklaim jumlahnya di-mark up sampai sejuta orang bahkan ada yang lebih gila lagi sebut sampai dua juta orang.
Wajar Capres 02 akan kalah pada hari pencoblosan 17 April 2019 ini. Karena penduduk Indonesia yang mencintai Tanah Air ini -dengan tetap mempertahankan ideologi Pancasila- jumlahnya jauh lebih besar dan lebih banyak.
Dan kami yang selalu mencintai negeri ini sudah bertekad bulat untuk memilih pasangan yang sudah terbukti kerjanya dan menjadikan Islam sebagai rahmatan lil alamin.
Kami pasti memilih Jokowi-Amin.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews