Makar, Pengibaran Bendera Khilafah di Poso, TNI Jangan Diam!

Kamis, 1 November 2018 | 11:25 WIB
0
740
Makar, Pengibaran Bendera Khilafah di Poso, TNI Jangan Diam!
Menaikkan bendera berlafad tauhid (Foto: Detik.com)

Kasus pembakaran bendera HTI (kalimat tauhid) di Garut yang dilakukan oleh Banser menimbulkan gerakan aksi bela tauhid di berbagai kota atau daerah. Dan mereka pun menggunakan momen tersebut untuk menggalang aksi dan sengaja memilih pada hari Jumat, karena lebih mudah untuk mengumpulkan massa. Aksi digelar sehabis sholat Jumat.

Tema yang mereka pilih tentu yang bisa menarik emosi pengikutnya sebagai bukti kecintaan kepada agama, yaitu "bela tauhid".

Dalam aksi bela tauhid tersebut ada kejadian pengibaran bendera Khilafah yang terjadi di depan gedung DPRD Kabupaten Poso dan di kantor Gubernur Kalimantan Timur.

Pengibaran bendera Khilafah yang dilakukan oleh orang-orang yang ingin mengganti dasar negara Pancasila dengan sistem Khilafah tidak bisa dianggap sepele. Ini persoalan serius!

Karena mereka sudah berani mengibarkan bendera khilafah di kantor atau gedung pemerintah daerah. Simbol-simbol negara sudah mereka duduki dan berani mengibarkan bendera Khilafah. Ini sama saja "deklarasi perang". Mereka sengaja memancing atau mencari-cari masalah atau momentum.

Pengibaran bendera Khilafah tidak dilakukan sembunyi-sembunyi atau dikibarkan di tempat tersembunyi, akan tetapi dilakukan secara terang-terangan dan di tempat pengibaran bendera Merah-Putih di gedung DPRD atau kantor gubernur.

Anehnya aparat sepertinya tidak sigap atau berani menindak orang-orang yang sudah berani mengibarkan bendera Khilafah yang terjadi di gedung DPRD kabupaten Poso. Pihak polisi yang awalnya memberi pernyataan bahwa orang-orang tersebut menurunkan bendera Merah-Putih dan menaikkan atau mengibarkan bendera Khilafah diralat, bahwa bendera Merah-Putih yang mereka turunkan adalah bendera yang dibawa oleh para aksi bela tauhid.

Ini persoalan serius yang harus diusut dan ditangkap pelakunya. Bukan hanya oleh pihak kepolisian, tetapi juga TNI. Kenapa? Karena ini sudah menyangkut simbol negara dan mengarah "makar". Karena sudah mengibarkan bendera Khilafah di kantor atau gedung pemerintah.

Anggota Banser yang membakar bendera HTI sudah menjadi tersangka, sekarang polisi harus menangkap orang-orang yang mengibarkan bendera Khilafah di gedung DPRD kabupaten Poso. Karena ini persoalan serius menyangkut ideologi negara.

Jangan sampai negara ini akan timbul gejolak di kemudian hari, karena sejarah bisa terulang kembali. Kalau pada tahun 1965 yang melakukan adalah pihak "kiri", maka tidak menutup kemungkinan kalau ada gerakan mengganti ideologi negara yang akan melakukan adalah pihak "kanan".

"Waspadalah... waspadalah..."

***