Jakarta - Maraknya judi online yang menyasar generasi muda mendapat perhatian serius dari pemerintah.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Dito Ariotedjo, mengungkapkan keprihatinannya terhadap data yang disampaikan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), yang menunjukkan lebih dari 190.000 anak di Indonesia telah terpapar judi online dengan total transaksi mencapai Rp 293,4 miliar.
“Miris rasanya melihat masyarakat, termasuk anak-anak muda kita, terjerat judi online. Padahal, judi online memiliki dampak yang merusak masa depan bangsa,” ungkap Dito.
Sebagai bentuk tanggung jawab, Menpora telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 11.7.42 Tahun 2024 yang menginstruksikan pegawai Kemenpora untuk menyelenggarakan kegiatan edukatif tentang bahaya judi online. Diharapkan kegiatan mampu mencegah generasi muda terjebak dalam aktivitas ilegal tersebut.
“Kemenpora juga memiliki banyak program yang bisa diikuti anak muda, seperti Kejuaraan Antar Kampung (Tarkam) dan berbagai kegiatan kepemudaan yang mendorong keterlibatan positif mereka. Dengan ini, mereka tidak akan tergoda mencoba judi online,” jelas Dito.
Tidak hanya Kemenpora, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) turut menyoroti peran penting keluarga dalam mencegah anak-anak terpapar judi online.
Menurut Asisten Deputi Perlindungan Khusus Anak dari Kekerasan KemenPPPA, Ciput Eka Purwianti, komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak sangatlah penting.
“Melalui dialog yang positif dan diskusi dua arah, orang tua dapat menjadi benteng pertama bagi anak-anak mereka agar terhindar dari risiko paparan judi online,” ujar Ciput.
Ia menjelaskan bahwa banyak anak terjebak dalam judi online bermula dari permainan daring kompetitif yang memicu adiksi dan rasa ingin menang. Situasi ini sering membuat anak tergoda untuk melakukan top-up dana atau bahkan mengambil tindakan melanggar aturan.
“Jika anak sudah terjebak dalam adiksi, mereka bisa melakukan hal berisiko, seperti mencuri uang dari orang tua. Ini bisa berkembang menjadi perilaku yang lebih serius bila tidak diawasi dengan bijak,” tegas Ciput.
Sementara itu, Ketua DPR RI Puan Maharani mengingatkan bahwa akses internet yang semakin mudah membuat anak-anak semakin rentan terhadap judi online. Ia mendorong pemerintah untuk bekerja sama dengan penyedia layanan internet dalam memblokir situs judi online serta mengadakan program edukasi digital yang melibatkan orang tua, remaja, dan anak-anak.
“Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga anak-anak Indonesia dari bahaya judi online. Edukasi keluarga dan pengawasan yang bijak menjadi kunci penting dalam menghadapi tantangan ini,” pungkas Puan.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews