BPL HMI Cabang Gowa Raya, Tantangan Memudarnya Intelektualisme

Bagaimanapun juga, di HMI harapan itu selalu ada. Merujuk kepada pesan Jendral Besar Soedirman.

Jumat, 30 April 2021 | 00:50 WIB
0
217
BPL HMI Cabang Gowa Raya, Tantangan Memudarnya Intelektualisme
HMI (Koleksi Kalaliterasi)

Dalam satu kesempatan, saya bertanya ke peneliti di Pusat Pengkajian Islam, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. “Apa aktivitas di PPIM? Sehingga atmosfer akademik dan kecendekiaan bisa terwujud?”. Itu pertanyaan saya selengkapnya.

Ternyata jawaban sangat sederhana “suasana membaca buku, diskusi, dan juga menulis”. Itulah yang menjadi aktivitas para peneliti.

Lalu saya berpaling sejenak dalam aktivitas di HMI Ketika itu masih menyatu di Botolempangang. Sebelum terbentuknya HMI Cabang Gowa Raya, masih dinamakan Cabang Ujungpandang.

Di mushallah yang kadang juga jadi tempat meluruskan badan setelah penat seharian, dan akhirnya perlu rehat, senantiasa dijadikan juga tempat mendaras buku-buku. Tidak saja buku baru, tetapi buku yang masyhur di diskusi latihan kader.

Tidak melihat jumlah yang ikut serta. Sekalipun tidak sampai pada hitungan dua telapak tangan. Diskusi terus berjalan. Bahkan dengan berkala, jadwal tertentu sudah disampaikan.

Perjalanan dari Manuruki di Pettarani sana, dengan mengendarai pete-pete, dilakoni saban hari. Dengan niatan untuk mengkaji buku. Apalagi kalau bukunya belum dimiliki. Hanya dapat dibaca sesekali dengan meminjam buku senior.

Begitu pula ketika ada kawan atau yunior yang baru pulang dari latihan kader di pulau Jawa. Dalam kesempatan itu, ada saja yang mau memberikan oleh-oleh berupa buku.

Baru sampai pada tahap membaca, dan mengkaji buku.

Dalam kemampuan menulis, hanya mampu menyelesaikan makalah. Itupun sebagai syarat kuliah atau berkas untuk pendaftaran latihan kader.

Dalam kesempatan berbincang dengan pengurus BPL, maka saya sampaikan untuk adanya catatan tertulis setiap pelaksanaan latihan kader.

Dimana penyerahakan laporan tidak saja dalam bentuk lisan, apalagi kalau itu map kosong. Sebaliknya, diperlukan catatan tertulis. Sehingga ini bisa menjadi dokumentasi organisasi. Sekaligus produksi gagasan yang dapat dijadikan bahan acuan untuk perbaikan berkesinambungan.

Dalam pelbagai kesempatan, dinyatakan di HMI terjadi gejala memudarnya intelektualisme. Maka, ini bisa dibendung dengan pembentukan BPL yang dapat menjadikan latihan kader dengan dilengkapi aktivitas pengarsipan.

Langkah pengembangan repository, akan menjadi sebuah kesempatan untuk menyiapkan data bagi organisasi. Tidak saja selama ini, percakapan hanya didominasi oleh informasi yang tak dapat diverifikasi.

Sementara untuk penyimpanan data dan juga arsip organisasi memungkinkan untuk dikelola dalam pelbagai platform digital, bahkan itu gratis adanya.

Termasuk pertanyaan saya “adamikah websitenya HMI Cabang Gowa Raya?” pertanyaan ini saya teruskan dengan kalimat, “ini tanggung jawab kita semua. Bukan hanya tanggung jawab ketua umum dan sekretaris umum HMI Cabang Gowa Raya, tetapi tanggung jawab kader HMI Cabang Gowa Raya.”

Selanjutnya, kemahiran menulis yang menjadi tuntutan saat ini perlu dibentuk dalam sebuah aktivitas nonformal.

Dimana lepasan latihan kader diwajibkan untuk mengikuti kegiatan tindak lanjut usai pelaksanaan perkaderan. Begitu pula BPL dapat bersinergi dengan lembaga profesi seperti Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam, juga Lembaga Pers Mahasiswa Islam.

Melalui lembaga pengembangan profesi itulah, kita akan dapatkan kemampuan professional kader yang tidak lagi dengan kemampuan generik semata-mata. Sehingga kita akan melahirkan kader-kader yang akan berkiprah dalam pelbagai bidang. Bukan hanya dalam posisi partai politik semata.

Paling tidak, kehadiran BPL dapat menjadi kelengkapan organisasi yang akan membantu struktur di tingkat komisariat dan juga cabang. Keberadaan BPL dengan personel yang ada akan mampu memberikan aksentuasi dan daya juang bagi ikhtiar mewujudkan cita HMI.

Bagaimanapun juga, di HMI harapan itu selalu ada. Merujuk kepada pesan Jendral Besar Soedirman. “HMI bukan saja bermakna Himpunan Mahasiswa Islam, tetapi juga Harapan Masyarakat Indonesia”.

Ketika itu kita pegang teguh, maka di HMI tetap ada harapan. Sekecil apapun itu, dengan melengkapinya berupa ikhtiar akan menjadi tidak lagi sebuah harapan. Bahkan melampauinya, dan itu adalah karya nyata.

Selamat bekerja… BPL HMI Cabang Gowa Raya.

***