Polda Metro Jaya melakukan penegakan hukum. Ketegasan dan ketepatan membidik pelanggar hukum menjadi simbol kekuatan negara.
Polda Metro Jaya tetap fokus terhadap kasus pelanggaran hukum Muhammad Rizieq Shihab. Meski menghindari pemeriksaan, Muhammad Rizieq Shihab (MRS) tetap jadi tersangka kasus kerumuman.
Penetapan MRS sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya adalah wujud kehadiran negara. Ketegasan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Muhammad Fadil Imran patut dicungi jempol. Marwah Polri sebagai institusi penegak hukum dikembalikan. Rakyat mendukung.
Peristiwa penyerangan pengawal Rizieq terhadap petugas polisi di jalan tol telah dipelintir sedemikian rupa oleh FPI. Narasi yang dibangun sangat provokatif. Khas pemer kekuatan oleh MRS dan FPI. Namun demikian Polda Metro tetap bertindak tegas. Sesuai hukum.
Hari ini, Polda Metro Jaya melakukan penegakan hukum. Ketegasan dan ketepatan membidik pelanggar hukum menjadi simbol kekuatan negara.
Ketegasan yang menghadirkan semangat bela negara. Keberanian membongkar kekuatan ugal-ugalan pelanggaran hukum.
Polda Metro mengubah pandangan seolah penegak hukum tak pernah berani menghantam pelanggar. Ini membuat MRS besar kepala. Tentu karena adanya dukungan “Jubir” FPI Fadli Zon. Bahkan Zon menjemput mayat teroris di RS Kramatjati, semata karena dia takut kehilangan dukungan dari ormas radikal FPI di Dapil Bogor.
Untuk itu, kita memberikan apresiasi, dukungan dan rasa bangga pada Kapolda Metro Jaya. Lebih dari itu penegakan hukum ini jadi catatan bagi Muhammad Fadil Imran. Berani. Ini membentengi NKRI dari rongrongan kaum radikalis, provokator, aksi premanisme. Tentu akan disikat habis oleh Kapolda Metro Jaya. MRS sebagai simbol pembangkangan hukum tumbang. Dan, marwah Polri kembali tegak sebagai benteng Negara bersama TNI.
Ninoy Karundeng
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews