Pemerintah mulai menyalurkan bantuan Sembako kepada masyarakat di DKI Jakarta pada 20 April 2020. Program ini adalah langkah pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan, terutama akibat pandemi corona. Kepedulian Pemerintah ini merupakan upaya hadirnya negara di masyarakat.
Di tengah situasi genting karena Pandemi Corona, rakyat tentu sangat menderita karena harus berdiam diri di rumah. Mereka yang menggantungkan diri dari hasil berjualan di jalanan hanya bisa pasrah dan menghabiskan tabungan untuk sekadar bertahan hidup. Ketika persediaan beras mulai menipis, masyarakat makin kebingungan akan nasib mereka dan tidak mau terancam kelaparan.
Pemerintah langsung cepat tanggap dalam mengatasi masalah ketimpangan sosial akibat pandemi ini. Langkah kongkret berupa memberi bantuan paket sembako senilai 600.000 rupiah, dibagikan kepada 1,2 juta keluarga di wilayah Jakarta. Pemberian paket secara simbolis dipimpin oleh Menteri Sosial Juliari Batubara di Medan Merdeka Utara, Jakarta, Senin (20/4).
Tak hanya warga kurang mampu di wilayah DKI Jakarta, namun rakyat di kawasan Bogor, Tangerang, dan Bekasi juga akan mendapatkan bantuan sembako. Sudah tersedia 600.000 paket berisi beras dan lain-lain yang akan didistribusikan ke sana. Penerimanya juga sudah dipastikan benar-benar membutuhkannya, jadi bantuan ini dijamin tepat sasaran.
Pemerintah sadar bahwa di tengah pandemi ini, ada banyak hal negatif yang terjadi sebagai efek domino dari kurang stabilnya ekonomi. Pengangguran bertambah karena pabrik berhenti beroperasi. Para sopir ojek kehilangan penumpang. Jumlah orang miskin bertambah dan mereka bingung bagaimana lagi cara mencari uang.
Bantuan sembako ini diharapkan mampu menjadikan mereka yang kurang mampu, jadi bisa bernapas lega. Setidaknya selama beberapa bulan tidak usah pusing harus mencari uang dengan cara apa, karena beras dan kawan-kawannya sudah tersedia. Mereka jadi tenang karena anak dan istri di rumah bisa makan nasi. Lalu terus berusaha lagi agar bisa bebas dari lingkar kemiskinan.
Ada saja orang yang mencela, mengapa bantuannya berupa sembako, bukan uang. Memang lebih praktis untuk memberi uang seperti program BLT di era yang lalu. Namun bantuan sembako dinilai lebih tepat, karena masyarakat bisa langsung memakannya. Jika hanya uang yang diberikan maka kuatir malah akan disalahgunakan untuk membeli barang konsumtif.
Bantuan sembako juga disambut baik karena diberikan tidak hanya sekali, tapi selama beberapa bulan ke depan. Pandemi ini masih berlangsung dan tidak tahu kapan berakhirnya, karena virus COVID-19 belum ada vaksinnya. Jangan sampai masyarakat miskin malah bingung karena bulan april bisa makan nasi sementara mei kelaparan karena berasnya sudah habis.
Masyarakat diharapkan untuk menerima bantuan sembako dan mengolahnya agar bisa dimakan sekeluarga. Jangan malah dijual dengan harga murah. Cobalah untuk menghargai perhatian pemerintah yang memikirkan nasib rakyatnya.
Penerima bantuan sembako juga sudah disurvei terlebih dahulu. Jadi sudah dipastikan bahwa mereka benar-benar membutuhkannya karena termasuk golongan ekonomi lemah. Jadi tidak ada orang yang ketahuan menerima beras dan sembako bantuan, padahal ia termasuk mampu dan masih memiliki penghasilan yang cukup.
Mereka yang masih tergolong mampu juga diharap sadar diri dan memiliki rasa sungkan. Bantuan sembako itu hanya untuk masyarakat yang miskin, jadi tidak boleh ikut-ikutan mengantri untuk mendapatkannya. Jangan sampai menyerobot dan mengambil hak dari mereka yang lebih membutuhkan.
Bantuan sembako diberikan kepada masyarakat yang kurang mampu di wilayah Jabodetabek. Paket senilai 600.000 rupiah itu dibagikan kepada mereka yang terdampak akibat pandemi corona. Masyarakat menyambut baik bantuan dari pemerintah tersebut, dan merasa lega karena paket diberikan lagi selama beberapa bulan ke depan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews