Jangankan bicara soal konflik antara Pancasila dan penyalahgunaan agama yang memang terus menerus dilakukan oleh kaum khawarij.
Prof Yudian sedang dapat panggung karena ucapannya yang kontroversial. Beliau habis dihujat kanan kiri soal pernyataannya bahwa agama adalah musuh Pancasila. Whaaat...?!
Langsung ngakak kegirangan deh orang-orang yang memang selalu cari-cari kesalahan para pejabat. Sungguh gurih dan renyah isu gratis ini. Time to get into the stage...!
Jangankan orang yang tidak suka dengannya atau pun dengan jabatannya, bahkan orang-orang pemerintahan pun njegrik rambutnya membaca judul beritanya.
Celakanya, memang tidak banyak orang yang mau membaca sebuah artikel secara lengkap, tidak mau tahu bagaimana konteks yang disampaikan, tidak mau bertanya untuk mendapatkan penjelasan, tidak mau mendiskusikan jika ada perbedaan pendapat dengannya, dst. Akhirnya ya Prof Yudian jadi sansak hujatan dari berbagai penjuru...
Tapi pesan saya pada beliau adalah, "Enjoy...! That's the price you should pay for sitting at your position now ".
Tentu saja beliau harus paham bahwa saat ini beliau bukan lagi seorang profesor yang berbicara di lingkup akademis di mana audiensnya akan angkat tangan untuk bertanya jika ada pendapat beliau yang kurang jelas.
Beliau itu pejabat BPIP yang lembaganya sendiri jadi musuh banyak orang dan ideologi. Jangankan salah, berbicara benar pun beliau pasti akan selalu dihajar dan dicari salahnya. Jadi ya enjoy sajalah...
Jangankan bicara soal konflik antara Pancasila dan penyalahgunaan agama yang memang terus menerus dilakukan oleh kaum khawarij. Lha wong soal Islam Nusantara yang jauh lebih memiliki dasar pemikiran dan praktik saja tak habis dirundung hujat. Apalagi Anda yang duduk di posisi 'kursi panas' itu.
Ini pembelaan dari koleganya. "Maksud Profesor Yudian itu, dengan pilihan diksi "agama musuh Pancasila", adalah kaum ekstrimis-radikalis yang mengatasnamakan agama. Bukan agama sejati yang mengajarkan kebaikan, kemanusiaan, cinta kasih, dan rahmatan lil alamin. Jadi, ini bukan perkara asing lagi di telinga kita."
Apakah kita mau menerimanya atau justru menjadikannya bahan untuk 'serangan' lebih lanjut ya monggo.
Saya membayangkan alangkah serunya jika ada kyai atau ulama yang memulai dakwahnya dengan kalimat kontroversial seperti ini "Tuhan menyatakan bahwa orang-orang yang sholat akan celaka...! Jadi jangan berbangga hati dengan segala jenis sholatmu."
Mungkin sebagian akan langsung bereaksi keras sebelum kyainya membacakan dengan lengkap Surat Al-Maun ini.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews