Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf berkomitmen untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) unggul. Pembangunan SDM diyakini menjadi kunci untuk mewujudkan Indonesia maju agar dapat menghadapi tantangan global.
Pemerintah Indonesia saat ini sedang bekerja keras untuk meningkatkan SDM Indonesia. Peningkatan mutu SDM bertujuan untuk membantu kemajuan Indonesia agar lebih cepat dan tepat sasaran. Apalagi di zaman saat ini pekerjaan manusia sebagian besar sudah bisa di kerjakan oleh mesin yang dari segi ekonomi lebih murah dan lebih cepat karena memiliki tenaga yang jauh di atas manusia, hal ini diikuti dengan perkembangan revolusi industri 4.0 yang menjadikan masyarakat harus lebih mengerti apa yang dibutuhkan dunia saat ini.
Peningkatan SDM Indonesia tidak selamanya hanya berporos pada dunia pendidikan, namun peningkatan SDM haruslah dimulai dari tingkat kesehatan, alias gizi yang cukup untuk bayi sejak dalam kandungan hingga kelahiran dan keselamatan ibu dan anak, kemudian pendidikan yang sesuai dengan jenjang tingkatan dan berlanjut yang dibarengi dengan kemampuan para pendidik yang mumpuni dan akhirnya mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kemampuan.
Namun dalam upaya peningkatan SDM terdapat beberapa kendala fundamental di negara ini yang sulit untuk diselesaikan antara lain daya saing SDM Indonesia masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara Asean lainnya. SDM Indonesia masih berada pada peringkat 65 dari 130 negara dengan skor 62,19 kemudian lebih dari separuh pekerja Indonesia masih berada di sektor informal dengan produktivitas yang rendah. Akibatnya daya saing SDM Indonesia masih sedikit yang mencapai skala International.
Ada juga sektor manufaktur yang belum berhasil menjadi penggerak utama dalam penciptaan lapangan kerja, serta masih rendahnya akses kelompok rentan seperti perempuan, penyandang disabilitas, dan penduduk daerah tertinggal terhadap kesempatan kerja yang berkualitas. Belum lagi masalah radikalisme yang sering kali menjadikan golongan muda sebagai sasaran karena mudah untuk direkrut dan dan juga loyal.
Saat ini pemerintah sedang berupaya membuat terobosan-terobosan baru, agar dapat memudahkan masyarakat mendapatkan pekerjaan bukan hanya berdasarkan kemampuan namun minta dan bakat. Program-program baru bentukan pemerintah yang bertujuan untuk peningkatan mutu SDM ditargetkan kepada golongan muda, agar golongan muda dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri secara kreatif dan inovatif sehingga tidak lagi bergantung pada gaya pekerjaan yang hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup melainkan menjadi partner pemerintah dalam membuka lapangan pekerjaan kepada masyarakat luas.
Program peningkatan SDM pemerintah tidak main-main hal ini dijelaskan Presiden Joko Widodo bahwa tema kebijakan APBN pada tahun anggaran 2020 akan berpusat pada SDM dan memang lebih memilih peningkatan SDM dari pada hanya mengandalkan SDA sebagai penopang bangsa, namun Joko Widodo tetap mengharapkan SDM yang memegang teguh ideologi Pancasila. Namun tidak mengesampingkan percepatan pembangunan infrastruktur di seluruh daerah terdepan dan Papua.
Untuk membuktikan program tersebut pemerintah sangat mendukung lembaga pendidikan dan lembaga pelatihan dalam melakukan perbaikan internal dan eksternal secara komprehensif agar mampu bersaing menghadapi perubahan. Pemerintah juga membidik hal yang tren di dunia untuk dijadikan peluang bagi masyarakatnya, sehingga pemerintah menjadi wadah bagi masyarakat untuk mengembangkan peluang tersebut secara mandiri.
Peningkatan SDM sebenarnya adalah sebuah misi untuk menyambut bonus demografi yang akan terjadi Indonesia, karena jika peningkatan SDM tercapai sesuai harapan maka bonus demografi akan menjadi sebuah berkat sekaligus penunjang Indonesia dalam menggapai negara maju.
Di samping itu peningkatan SDM akan memudahkan percepatan kemajuan negara karena SDM yang dapat diandalkan, hal ini seharusnya disadari masyarakat dengan ikut serta dalam mendukung program pemerintah sehingga peningkatan SDM dapat berjalan berjalan bersamaan pembangunan infrastruktur.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews