Siapa yang tidak kenal Megawati Soekarnoputri? Tentu mayoritas warga Indonesia kenal siapa beliau. Beliau adalah wakil presiden ke-8 dan presiden ke-5 Republik Indonesia. Saat ini pula beliau masih aktif sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Hari ini Megawati genap berusia 72 tahun (23 Januari 1947-23 Januari 2019). Masa hidup yang cukup panjang dan patut disyukuri. Sebagai pemimpin partai, Megawati adalah ketua umum terlama menjabat dan tertua di antara para ketua umum partai yang sedang eksis.
Acara ulang tahun Megawati yang bertempat di Hotel Grand Sahid Jaya ini turut dihadiri oleh para pejabat, antara lain Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, beberapa mantan wakil presiden, sebagian menteri dan tokoh-tokoh penting lainnya. Nuansa budaya nusantara disuguhkan menarik di acara syukur ini, yakni pentas musik dan tari khas Indonesia.
Hingga di usia senjanya, Megawati masih menjadi sosok inspiratif yang memotivasi. Mengapa?
Meski perjalanan hidup dan karirnya sudah sangat panjang, Megawati tetap aktif berkarya hingga saat ini. Kegiatan kesehariannya selalu terisi dengan hal-hal produktif, yang tidak hanya bermanfaat buat dirinya sendiri, keluarganya dan partainya, tetapi juga bagi bangsa dan negara.
Megawati adalah ibu dan pemimpin berhasil. Sebagai seorang ibu, Megawati bisa menjadi teladan bagi kaum ibu dalam membesarkan dan mendidik anak. Tiga anaknya (Puan Maharani, Muhammad Prananda Prabowo, dan Mohammad Rizki Pratama) sukses membanggakan hatinya.
Di sela-sela kesibukan mengurus rumah tangga, Megawati masih menyisihkan waktu, tenaga dan pikiran bagi sesama. Beliau rela berbagi perhatian untuk orang lain. Kisah panjang putri "putra sang fajar” tidak cukup dipapar dalam bentuk tulisan. Lika-liku hidupnya sudah melampaui usianya.
Megawati, Sosok Kartini Masa Kini
Bagaimana Megawati disandingkan dengan sosok Kartini? Mengapa beliau layak disebut “Kartini” masa kini?
Kita tahu bahwa Kartini merupakan pelopor kebangkitan perempuan Indonesia. Tokoh emansipasi kaum perempuan. Semasa hidupnya, Kartini berjuang mengangkat harkat dan martabat kaumnya dari kekangan tradisi dan aturan diskriminatif. Kaum perempuan harus diberi kesempatan yang sama dan adil untuk mengenyam pendidikan, bukan hanya bagi kaum laki-laki. Itulah salah satu misi perjuangan terbesar Kartini.
Kelak setelah meninggal, rekam aksi lisan dan tulisan Kartini diabadikan dalam bentuk buku yang berjudul “Door Duistermis tox Licht” (Habis Gelap Terbitlah Terang).
Kurang lebih 114 tahun berlalu, kini cita-cita mulia Kartini semakin menampakkan hasil. Berbagai hak-hak dasar kaum perempuan terfasilitasi, misalnya tadi kesempatan mengenyam pendidikan. Di samping terbebas dari buta huruf, hak berprofesi dan berkarir sudah terbuka lebar. Walaupun faktanya beberapa hak mendasar lain perempuan masih perlu diangkat lebih tinggi lagi.
Apakah misi Kartini telah usai? Belum! Mungkin saja tidak terungkap langsung lewat lisan atau belum terdokumentasi pada tulisannya, akan tetapi jika hari ini Kartini masih hidup dan kita berkesempatan bertanya apa impian besarnya selanjutnya, barangkali Kartini akan menjawab: “Aku ingin muncul ‘Kartini-Kartini’ baru.”
Megawati sudah menjawab harapan Kartini secara penuh. Beliau berhasil membuktikan bahwa perempuan bukanlah kaum lemah yang hanya bisa mengurus rumah tangga dan segala isinya. Perempuan tidak berhenti pada upaya untuk melek huruf semata, tetapi lebih dari itu. Perempuan ternyata bisa dan layak menjadi pemimpin besar.
Ya, sebagian perempuan sukses lainnya juga sudah menjawab dengan cara berbeda. Bahkan tidak sedikit perempuan yang menyalip laki-laki di ragam jabatan, profesi dan pengabdian. Perempuan sesungguhnya bisa seperkasa laki-laki.
Apa yang membuat Megawati sedikit lebih unggul dibanding para “perempuan perkasa” Indonesia yang lain?
Puncak karir dan pengabdiannya! Megawati adalah perempuan pertama di negeri ini yang berhasil menjadi wakil presiden dan presiden!
Tidak bermaksud mengagungkan capaian Megawati dan memposisikan capaian jenis lain lebih rendah. Level capaian setiap orang itu sama mulianya, di mana pun tempatnya, selama bermanfaat untuk kebaikan orang banyak. Namun wajib direnungkan, sampai kapan pun Indonesia akan terus menantang para perempuan lain untuk menjadi “Megawati” berikutnya. Apakah bisa? Pasti bisa dan harus!
Seandainya ada yang ingin meluangkan waktu untuk bertanya kepada Megawati tentang apa impian besarnya terhadap kaum perempuan Indonesia saat ini dan kelak, beliau tentu akan menjawab: “Aku ingin muncul ‘Megawati-Megawati’ baru.”
Selamat merayakan hari ulang tahun ke-72, Bu Megawati!
Semoga ibu terus menginspirasi anak-anak negeri, khususnya kaum perempuan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews