Bahagialah Indonesia!

Jumat, 18 Januari 2019 | 16:10 WIB
0
413
Bahagialah Indonesia!
Prabowo dan Sandiaga di acara debat capres (Foto: Antara.com)

Coba anda bayangkan bagaimana relasi pribadi dan profesional terjalin antara dua orang ini jika keduanya mendapat mandat rakyat dalam Pilpres 17 April 2019 mendatang.

Prabowo, dengan kesadaran dan kemauannya sendiri, MEMILIH Sandiaga Uno sebagai PENDAMPING nya. Ini, bukanlah sebuah "KAWIN PAKSA" politik karena desakan-desakan pihak EKSTERNAL.

Hasilnya? Lihatlah penampilan publik keduanya. Wajah Prabowo terlihat selalu bersinar saat bersama calon wakilnya itu. Dia bahkan sering terlihat berjoged2 BAHAGIA.

Prabowo adalah sosok MATANG yang cenderung TEGAS serta EMOSIONAL. Namun disampingnya akan selalu ada Sandiaga yang MUDA dan HUMORIS.

Sandiaga akan selalu hadir di sisi Prabowo sebagai PEREDAM ketegangan. Sosok ini SANTUN dan Prabowo menyukai gaya SANTAI ala millenialnya.

DUO pemimpin Negara memang saling melengkapi. Meski Presiden yang mengambil setiap keputusan akhir, tetapi eksistensi Wakil yang bisa diajaknya bicara, akan membuatnya menghasilkan keputusan-keputusan terbaiknya.

Sandiaga menghormati Prabowo sebagai BAPAK, namun tidak dalam pengertian keluarga tradisional. Dia menuruti keinginan BAPAK nya itu, tapi tidak akan segan juga memberi masukan-masukan dengan gayanya.

Dengan Sandiaga, Prabowo tampak bisa tampil LEPAS. Dengan Sandiaga, Prabowo bisa mendiskusikan beragam hal, seperti seorang Bapak mendiskusikan beragam masalah KELUARGA dengan ANAK laki-laki tertuanya.

Bayangkan bagaimana kebijakan-kebijakan negara didiskusikan oleh keduanya di ruang kerja Istana Negara. Perbincangan mungkin kadang keras saat Prabowo menumpahkan segala uneg-unegnya ke Sandiaga.

Kala itu terjadi, Sandiaga akan memberikan pandangan2 pribadinya. Namun jika Prabowo masih terlihat masygul dan emosi, Sandiaga akan mulai tertawa, mengajaknya bercanda dan memijit-mijit pundaknya.

Gaya kepemimpinan negara ssmacam ini tidak akan kita dapatkan dari DUET kepemimpinan Negara sebelumnya yang cenderung INSTRUMENTALIS dan FORMAL.

Kita tidak bisa membayangkan Hamzah Haz memijat-mihat pundak Presiden Megawati. Bahkan saat Gus Dur didampingi Megawati yang mendaku sebagai adiknya.

Bisakah anda juga membayangkan bagaimana relasi antara Presiden SBY dengan dua wakilnya, Jusuf Kalla dan Boediono? Atau Presiden Jokowi dengan JK?

Dengan demikian, bisa saya katakan bahwa gaya kepemimpinan negara seperti ditampilkan Prabowo-Sandiaga Uno, karenanya bersifat KHAS dan jarang terjadi dalam sejarah panjang REPUBLIK.

Keduanya akan bisa memadukan antara relasi FORMAL dan relasi PRIBADI secara lebih baik djbanding kepemimpinan negara sebelum-sebelumnya.

Saya yakin, tipe kepemimpinan Negara seperti inilah yang akan mampu membawa pada KEMENANGAN INDONESIA. Pemimpin akan KOMPAK dan memimpin dengan BAHAGIA.

BAHAGIA pemimpinnya, BAHAGIA rakyatnya, BAHAGIA Indonesia.

***