Peluru Nyasar atau Sengaja Dibikin Nyasar?

Kamis, 18 Oktober 2018 | 06:17 WIB
0
549
Peluru Nyasar atau Sengaja Dibikin Nyasar?

Terkait adanya anak peluru yang nembus kaca di lantai 16 dan 13 Gedung DPR RI, dalam dua hari saya diundang TV untuk jadi narasumber. Tetapi dengan berat hati menolak, karena sejak Minggu setelah golf TGC, eh Old Soldier minum es... jadi deh, kena batuk sampai suara serak dan sember seperti apa ya... gak jelas kalau bicara.

Baru saja dari staf TVOne telpon, ngundang saya sebagai narasumber untuk acara AKI Pagi, Rabu 17 Oktober 2018, maaf belum bisa,.. batuk masih bandel.

Begini loh, untuk yang katanya peluru nyasar ya kira-kira betul, kalau tembakan itu terarah (sniper) ya akan ada korban tertembak. Ngapain nembak kalau tidak kena, kan begitu logikanya...

Tadi pagi media ngambil narasumber yang tidak faham soal senjata api dan pengamanan, Ya penjelasannya jelas bisa mengacaukan, nambah misteri. Toh Kadivhumas Polri Irjen Pol Setyo selaku Ketua Perbakin DKI Jakarta sudah menjelaskan peluru nyasar dari lapangan tembak Senayan, ada yang latihan tembak reaksi katanya. Juga ketua DPR RI Bambang Soesatyo sudah kasih statement soal nyasar.

Penjelasan keduanya dinilai anggtota Gerindra (Wenny Warrouw) yang ruangannya kena tembak terlalu cepat menyimpulkan soal "nyasar" itu. Betulnya gampang saja, investigasi dari lapangan tembak Senayan, yang penting senjatanya apa (katanya sdh diamankan), anggtota Perbakin.

Pihak Polri dikabarkan media sudah menangkap dua orang yang patut diduga sedang latihan nembak di lapangan tembak Senayan. Keduanya adalah IAW dan RMY yang sehari-hari bekerja sebagai PNS di Kementerian Perhubungan. Menurut Perbakin keduanya sedang dalam proses jadi anggota. Pada latihan tersebut pistol yang digunakan Glock 17 calibre 9 mm serta AKAI buatan Swedia.

Lebih baik media nyari data pistol glock itu yang efektif 50 meter jarak jangkau berapa meter? Jangan tanya politisi, ya jawabannya pasti politis. Bukan menjadi jernih, salah-salah bisa-bisa makin keruh.

Saran kepada Pak Setyo, jelaskan lagi agak tehnis, supaya "lerem" hati media dan pemirsa.

Dari sisi intelijen, tetap ada kecurigaan, ini nyasar atau disasarin. Pada dasarnya manusia tidak suka dengan sesuatu yang tidak jelas. Lebih-lebih di DPR, apa wakil rakyat dimusuhin pake mau ditembak segala.

Karena itu perlu segera diungkap, apapun kenyataannya, untung dapat ditangkap, bisa saja ini jadi komoditi berita aksi teror, menakuti tapi tanpa korban. Di era medsos yang canggih, semua transparan. 

Senpi ada setannya

Pasca berita peluru nyasar di Gedung DPR itu, Senin siang 15 Oktober 2018, dua hari kemudian ditemukan lagi dua bekas tembakan peluru di ruang kerja anggota dewan dari Fraksi PAN dan Demokrat. Jadi kini ada 4 peluru nyasar di Gedung Nusantara I.

Penemuan baru diketahui saat olah TKP dilakukan, Rabu, 16 Oktober, pukul 10.30 WIB. Bekas peluru berada di ruang 2003 milik anggota Fraksi PAN Totok Daryanto dan ruang 1008 milik Vivi Jayabaya dari Fraksi Demokrat. Ruang Totok terkena proyektil di bagian kaca. Sedangkan ruangan Vivi di bagian tembok ruangan kerja.

Menurut polisi, keempat peluru nyasar itu berasal dari pistol Glock. "Nah, pada saat itu, yang bersangkuatan mengisi 4 peluru oleh karena itu begitu ditembakkan semua naik ke atas. Peluru itulah yang didapatkan di Gedung DPR karena memang perubahan itu dilakukan secara tiba-tiba sehingga kaget dan peluru naik ke atas," kata Direskrimum Polda Metro Kombes Pol Nico Afinta.

Kepala Bidang Balistik Metalurgi Forensik Puslabfor Mabes Polri Kombes Ulung Kanjaya menjelaskan, peluru yang ditemukan pada Rabu (17/10/2018) ini di Gedung DPR RI merupakan peluru yang berasal dari tembakan yang sama dalam kasus "peluru nyasar" pada Senin lalu. "Iya, sama (peluru dari tembakan hari Senin)," kata Ulung. Berarti persoalan 4 peluru nyasar ke DPR menurut saya sudah jelas.

Senpi ada setannya? Ini urusan psikologis, kalau orang pegang senjata api dan mentalnya payah, dia bisa merasa jagoan, menangan. Kedua, kalau tidak terlatih benar, pistol calibre 9 mm ledakannya bikin budeg dan sentakannya keras. Bisa liar dan berbahaya karena anak peluru Glock 17 atau lainnya kecepatan pelurunya fantastis, 374m/detik.

Nah, peristiwa ini harus menjadi pelajaran, bagi yang akan latihan nembak di lapangan tembak Perbakin Senayan harus lulus tes, dan harus didampingi pelatih.

Begitu deh, salut kepada pihak Polri yang dengan cepat berhasil mengungkap kasus peluru yang nyasar itu, bukan tindakan teror atau kesengajaan. Kalau tidak selesai, akan berisik sekali orang awam, anggtota DPR dan media terus membahasnya.

Semoga bermanfaat.

***

 

Marsda Pur Prayitno Ramelan, pengamat Intelijen.