Radikalisme bisa menghancurkan negara, oleh karena itu harus diberantas sampai ke akarnya. Jangan sampai Anda malah terseret di dalamnya.
Penangkapan seorang ketua Parpol menghebohkan masyarakat karena ia ternyata terseret arus radikalisme. Masyarakat patut mewaspadai, jangan sampai masuk ke sebuah Parpol dan ternyata di dalamnya berisi orang-orang yang meyakini radikalisme.
Radikalisme adalah paham yang sangat berbahaya karena bisa menggerogoti negara dari dalam. Kaum radikal selalu ngotot untuk membentuk negara khafilah dan tidak menyetujui pancasila serta UUD 1945. Padahal mereka tidak memberi sumbangsih apa-apa pada saat perang melawan VOC, tetapi datang dan menghina pemerintah Indonesia dengan semena-mena.
Baru-baru ini ada penangkapan Farid Okbah, ketua salah satu partai politik. Penangkapan oleh Densus 88 ini mengagetkan karena masyarakat tidak menyangka ia terlibat radikalisme. Memang kaum radikal rata-rata pandai menyembunyikan modusnya, sehingga bisa beraktivitas secara halus di Indonesia, sambil diam-diam bergerilya mencari mangsa.
Masyarakat diminta untuk lebih waspada akan masuknya radikalisme ke partai politik. Pasalnya, tinggal 3 tahun lagi ada pemilihan presiden. Jangan sampai banyak yang bersimpati pada suatu partai tetapi ternyata isinya adalah kaum radikal, dan nanti merekalah yang menjadi pejabat penting di Indonesia.
Jika sudah begini, seperti apa masa depan Indonesia? Akan sangat mengerikan karena bisa jadi Indonesia akan diubah dari negara demokrasi jadi negara khalifah, dan UUD 1945 serta pancasila mereka usahakan untuk dihapus. Masa depan negara bisa hancur-lebur di tangan kelompok radikal.
Oleh karena itu sebelum masuk jadi kader Parpol atau simpatisannya, jangan asal-asalan. Apalagi jika ada iming-iming hadiah atau kemudahan yang diberikan oleh sebuah Parpol. Jangan mudah tergiur, karena bisa jadi itu modus dari kelompok radikal yang menyaru jadi pengurus partai politik. Tidak mungkin ada makan siang gratis, karena bisa jadi hadiah di awal akan menjadi masalah di belakang, dan Anda bisa terseret dalam kasus radikalisme jika terbujuk oleh tipu daya mereka.
Telusuri dulu sejarah Parpol, visi dan misinya, serta profil pendiri dan pengurusnya. Saat ini penelusuran bisa dilakukan dengan sangat mudah di internet atau cek saja akun media sosialnya. Jika mereka sering men-share hoaks, propaganda, atau menghinda pemerintah, lalu bersimpati pada ISIS, maka bisa dipastikan Parpol itu radikal.
Cek dan ricek memang harus dilakukan agar tidak menyesal. Pasalnya, jika sudah terlanjur jadi kader Parpol, dan ternyata isinya anggota kelompok radikal akan susah sekali. Mereka bisa saja melakukan cuci otak agar Anda dan keluarga mau meyakini radikalisme, dan kemungkinan terburuknya dibaiat jadi teroris. Apa mau hidup berakhir karena dipaksa jadi pengantin bom? Tentu jawabannya tidak.
Jika jadi anggota Parpol radikal dan belum dalam level cuci otak, maka bisa saja tersangkut kasus radikalisme dan terorisme. Pasalnya, menyembunyikan anggota teroris juga dianggap sebagai sebuah kejahatan, dan bisa jadi teman separtai yang terlibat terorisme memanfaatkan keluguan Anda. Jangan mau hidup dalam penjara akibat ulah mereka.
Kalaupun tidak jadi anggota kelompok radikal dan hanya jadi simpatisan maka juga harus waspada. Jangan sampai mereka terpilih di dalam pemilu, karena bisa menyalahgunakan kekuasaan. Memang pemilu masih lama tetapi tidak ada salahnya untuk waspada dan menghadapi setiap kemungkinan terburuk.
Oleh karena itu kita harus meningkatkan kewaspadaan terhadap Parpol yang terlibat radilkalisme. Jangan sampai kita mau dibujuk jadi kader karena iming-iming, padahal akhirnya diajak jadi kaum radikal dan dicuci otak jadi teroris. Radikalisme bisa menghancurkan negara, oleh karena itu harus diberantas sampai ke akarnya. Jangan sampai Anda malah terseret di dalamnya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews