Yang Berjaya di Olimpiade Tokyo 2020

Di cabang Panjat Tebing yang juga favorit saya, rupanya atlet-atlet kita tidak ikut bertanding. Mudah-mudahan di Paris, tiga tahun lagi, mereka juga bisa juga menyumbang medali.

Senin, 9 Agustus 2021 | 09:23 WIB
0
166
Yang Berjaya di Olimpiade Tokyo 2020
Olimpiade Tokyo (Foto: kompas.com)

Olimpiade Tokyo 2020 yang dilaksanakan di tengah pandemi baru saja selesai. Para atlet kembali ke negara masing-masing, sebagian dengan penyambutan layaknya pahlawan bangsa. Dengan atau tanpa medali.

Memang, setiap olimpiade melahirkan pahlawan-pahlawan yang berjaya di olimpiade tersebut. Dalam catatan saya, mereka yang berjaya di Olimpiade Tokyo 2020 ini adalah sebagai berikut:

1. Kota Tokyo, Jepang, yang sukses menyelenggarakan olimpiade di tengah pandemi dengan protokol kesehatan yang ketat. Tapi sekaligus pula Tokyo dan Jepang adalah tuan rumah yang merugi karena kehilangan bonus pariwisata internasional dan pendapatan dari tiket dan merchandise karena tidak adanya penonton, terutama yang datang dari luar negeri.

2. Amerika Serikat masih berjaya dengan perolehan medali tertinggi, yaitu 39 emas 41 perak dan 33 perunggu. Namun hanya menang tipis dari RRT yang memperoleh 38 emas 32 perak dan 18 perunggu.

Grafik perolehan medali RRT menaik terus dari olimpiade ke olimpiade, dan jarak makin tipis dengan AS. Di Olimpiade Paris tiga tahun lagi, posisi pemenang bisa saja sudah bergeser. Sementara itu, Jepang sebagai tuan rumah bisa juga mengklaim berjaya karena bisa melejit ke urutan ketiga setelah AS dan RRT.

3. Para atlet peraih medali dan pelatihnya. Mereka kembali sebagai pahlawan olahraga bangsanya, sebagai yang terkuat, tercepat, terbaik di dunia. Negaranya mungkin saja kecil dan terpencil, tapi sebuah medali olimpiade, apalagi emas, membuat bangsa itu tercatat sebagai bagian dari puncak-puncak prestasi olahraga dunia.

Tengok Fiji, negeri kecil di Samudera Pasifik, berjaya dengan satu emas dari cabang Rugbi. Yang menarik, para peraih medali emas dan medali perunggu menampakkan kegembiraan yang luar biasa, sementara peraih medali perak gembira tapi sekaligus galau. Galau karena menyesal tidak dapat emas. Sementara peraih perunggu bersyukur masih bisa meraih medali.

4. Indonesia pun termasuk berjaya karena bisa mengembalikan tradisi emas dengan emas dari bulu tangkis. Kita pun bisa meraih perak dan perunggu dari angkat besi dan bulutangkis. Bonus untuk para atlet dan pelatih sudah menunggu. Bahkan hadiah untuk Gresya Polii dan Apriyani Rahayu mulai dari uang, rumah, franchise, kopi, hingga sapi sudah menjadi berita internasional. Sayangnya, medalinya, terutama emas, masih kurang banyak. Apalagi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk kita yang peringkat ke empat di dunia.

5. Filipina berjaya di ASEAN dengan meraih 1 emas 2 perak dan 1 perunggu. Filipina menduduki peringkat ke 50, sementara kita berada di peringkat ke 55, kemudian Thailand (1,0,1) di peringkat ke 59 dan Malaysia (0,1,1) ke 74. Brunei, Cambodia, Laos, Myanmar, Singapura, Timor Leste dan Vietnam tidak berhasil meraih medali apapun.

6. Bahkan atlet yang tidak meraih medali tapi memperlihatkan kemajuan dan usaha yang luar biasa pun disambut sebagai pahlawan. Lihat saja Kevin Cordon, atlet bulutangkis Guatemala yang berhasil tembus ke semifinal tunggal putra, diarak sebagai pahlawan di kampung halamannya. Juga, Nurul Akmal, atlet angkat besi kita asal Aceh, yang berhasil menembus 5 besar di olimpiade akan mendapatkan hadiah rumah dari pemerintah Aceh yang bangga terhadap warganya.

7. Khusus untuk di Indonesia, yang juga berjaya adalah Vidio.com, layanan streaming online, yang membawakan pertandingan-pertandingan olimpiade dari seluruh cabang olahraga kepada para pemirsa di seluruh tanah air secara live. Baru kali ini kita bisa menonton boleh dikata semua cabang yang dipertandingkan di olimpiade melalui 15 channel Champions TV (official broadcaster) yang tersedia di Vidio.com.

Saya sendiri menikmatinya dengan disambungkan ke televisi sehingga layarnya menjadi lebar. Dan bisa menonton pahlawan-pahlawan olahraga Indonesia bertanding di ajang olimpiade secara live.

Sayangnya, di cabang Sport Climbing atau Panjat Tebing yang juga favorit saya, rupanya atlet-atlet kita tidak ikut bertanding. Mudah-mudahan di Paris, tiga tahun lagi, mereka juga bisa juga menyumbang medali. Begitu juga cabang Dayung, Panahan, Atletik, Renang, dan semuanya saja.

***

Andi Mallarangeng