Jokowi bukan orang yang pantas sebagai presiden. Karena plonga-plonga, tukang bohong, tidak menepati janji, tambah-tambah utang luar negeri, bahasa Inggrisnya jelek, agamanya bukan aseli Islam, keturunan China, ditengarai orangtuanya PKI, tidak tegas, tidak berani.
Terus yang pantas siapa? Pasti jawabnya Prabowo. Benarkah? Ini baru hoax sebenarnya.
Walaupun banyak yang percaya, sampai-sampai 4 tahun Jokowi berkuasa, ada saja yang bilang kalau Jokowi terpilih adzan akan hilang. Lha, ini terpilih 4 tahun lalu, adzan nggak hilang? Kalau hilang, mungkin karena yang empunya tak bisa merawatnya.
Juga soal LGBT, anak Prabowo punya orientasi seksual berbeda sebelum Jokowi jadi presiden. Atau semua ini salah Jokowi?
Mangsalahnya, kalau Prabowo lebih baik, nape kalah dari Jokowi dalam Pilpres 2014?
Paling tudingannya karena pilpres curang. Khas omongan pecundang kalah perang. Karena memang tak lebih baik dari Jokowi bukan?
Maka pertanyaannya; Siapa otak dibelakang ini semua, sehingga Prabowo capres tanpa prestasi itu dipuja-puja? Karena habis dana kampanye hampir Rp 100 milyar, seperti kata Sandiaga? Darimana datangnya militansi pendukungnya? Karena ilusi HTI atau PKS, FPI, Rizieq Shihab, yang percaya Prabowo kuda Troya yang baik? Lebih akomodatif dalam mimpi menegakkan syariah Islam di Indonesia? Atau kuda tunggang sementara saja?
Mungkin mereka tahu dongeng Sang Pangeran Nichollo Machiaveli, atau sejarah Hitler, atau tahu persis yang terjadi dalam Pilpres AS kemarin, dengan kemenangan Donald Trump, temennya Setya Novanto dan Fadli Zon. Sementara kita tahu, bagaimana pemimpin dunia dan media-media internasional mengakui Jokowi sebagai anugerah Indonesia dalam situasi krisis ekonomi dunia.
Di situ kita tak butuh pemimpin macho, apalagi suka makek baju safari yang militeristik. Juga tak butuh pertengkaran orangtua kayak Luhut Binsar, Wiranto, Kivlan Zein, Amien Rais. Jadul!
Kepemimpinan masa depan tidak otoriter, tapi transparan, kolegial, partisipatif, humanis dan inklusif. Kepemimpinan androgini, yang mampu mendengarkan, mencatat, dan mengeksekusi dengan tingkat kesabaran tinggi.
Di situ Jokowi lebih menjanjikan, daripada yang menjanjikan mau jemput Rizieq Shihab dengan pesawat pribadi, begitu dilantik jadi presiden.
Nggak banget deh! Unicorn aja nggak ngarti!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews