Entah sampai kapan komunikasi politik Prabowo menjelang Pilpres 2019 selalu saja "zonk". Maaf kata nih, ibarat tong kosong nyaring bunyinya. Mungkin itu cara menarik perhatian semua kalangan. Sebab memang tidak ada prestasi nyata yang bisa diperlihatkan. Giliran bidang kesehatan yang disasar Prabowo melalui ceramah kebangsaan akhir tahun di bukit Hambalang yang merupakan zona nyaman baginya.
Alih-alih menyerang isue keuangan BPJS Kesehatan, Prabowo selalu saja gagal fokus pada tiap apa yang disampaikan. Saat berpidato dihadapan sekian banyak massa, macan Asia yang konon melekat pada dirinya tidak saja mengeluarkan auman, melainkan juga tercampur dengan ringkik kuda, eoangan kucing hingga desis ular berbisa. Alhasil apa yang disampaikan Prabowo selalu mengular kemana mana. Sungguh Celaka, sebab terus terulang lebih dari sekali dua kali tentunya.
Dengan dalih ada laporan yang menyebut bahwa unit layanan cuci darah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menggunakan peralatan cucui darah berupa selang yang dipakai berulang kali Prabowo seolah tampil menjadi penyambung lidah pelapor.
Sayang, Prabowo tidak punya standar operasional prosedur atau mekanisme menindaklanjuti laporan yang masuk. Tanpa cek dan ricek, pernyataan Prabowo terkait tuduhan penggunaaan 1 perlengkapan selang cuci darah untuk 40 orang itu pun menjadi kesalahan besar bagi seorang kandidat presiden.
RSCM sebagai rumah sakit rujukan nasional tentu tidak tinggal diam atas pernyataan Prabowo. Sumariyono selaku Direktur Medik dan Keperawatan berikut Lies Dina Liastuti selaku Direktur Utama kompak mematahkan pernyataan tak mendasar yang terlontar dari Prabowo.
Sebagai institusi kesehatan yang diakui oleh banyak kalangan, RSCM harus memberikan pelajaran bagi calon presiden 02 agar tidak sembarangan berbicara ketika menyangkut bidang kesehatan tanpa ada data medis yang akurat dan bukti otentik yang bisa dipertanggungjawabkan.
Merasa calon presidennya tersudut atas salah besar penyataan yang cenderung mencemarkan nama baik RSCM, Fadli zon bahkan Hasjim Djoyo Hadikusumo selaku adik Prabowo tidak diam begitu saja. Pembelaan yang disampaikanpun cenderung dangkal, sedangkal pengetahuan Prabowo terkait selang cuci darah.
Fadli zon menyebut, bahwa apa yang disampaikan Prabowo bersumber pada laporan masyarakat, meski laporan tersebut belum akurat. Sebuah statemen hermaprodit yang jauh dari kesan jantan bertanggung jawab dengan apa yang sudah terlontar.
Tidakkah Prabowo dan timnya berfikir, dengan menyampaikan hal sederhana terkait selang bisa berakibat pada ketidaknyamanan pasien yang justru tengah berupaya untuk bisa sembuh dari penyakitnya?
Sebagai calon Presiden harusnya Prabowo mampu membuat masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan dan memerlukan tindakan cuci darah memiliki semangat dan optimisme untuk sembuh. Bukan malah sebaliknya. membuat gaduh tanpa sumbangsih solusi atas masalah yang ada.
Jelas ini bukan kali pertama Prabowo melancarkan "ontran-ontran" alias kegaduhan sosial melaui pertanyaan tak mendasarnya. Sebagai kandidat Presiden, sejauhmana peran Think-tank Prabowo?. Tidakkah mereka memiliki SOP (standart operational Prosedure) yang menjadi alur sistematis setiap ucapan yang akan dikeluarkan Prabowo?
Sepertinya Prabowo dan Think-Tanknya harus belajar SOP pada Manajemen RSCM yang menjadikan kalimat mulia "menolong, memberikan yang terbaik" sebagai tag linenya.
Dari sekian banyak personil Badan Pemenangan Nasional yang mengusung Prabowo Sandi, tidak adakah yang mampu memberi filter atas tiap stament yang akan keluar dari Prabowo? Saya membayangkan, sebagai seorang kandidat Presiden, mustinya Prabowo memiliki think tank. Tidak semata pasukan tempur yang siap memadati monas dengan kontrovesi jumlah semata. Melainkan juga bisa memberi pertimbangan atas tiap pernyataan.
Andai Prabowo memiliki Think tank yang kuat, laporan masyarakat tidak akan langsung menjadi bahan mentah yang langsung dikeluarkan sebagai sebuah hal besar dalam ceramah kebangsaan. Setiap laporan yang masuk tentu akan dipilah dan dipilih untuk kemudian melalui sekian mekanisme verifikasi menjadi bentuk valid laporan setelah ada kros cek lapangan. Itupun masih belum layak menjadi bahan paparan manakala tidak ditelaah oleh orang yang ahli dibidangnya.
Tanpa menyebut sumber laporan yang jelas terkait dari masyarakat yang mana? kapan kejadiannya, , Prabowo begitu Percaya diri bahwa kasus selang yang diungkap dihadapan massa menjadi suatu masalah yang bisa dia singkap. Padahal laporan atas tiap masalah tersebut tentu membutuhkan solusi. Adakah solusi yang Prabowo kemukakan? Jelas tidak, sebab apa yang Prabowo sampaikan selalu bersifat Agitasi dan propaganda.
Prabowo jelas jelas bukanlah seorang yang berlatar belakang medis. Lantas dimana para dokter yang masuk menjadi timses Prabowo kala ada rumor terkait penggunaan 1 selang cuci darah yang digunakan oleh 40 orang?
Lemah, think tank Prabowo sangat lemah. Hanya berisi politisi yang memoles Prabowo menjadi orator dengan kalimat bombastis namun kemudian tanpa sadar justru menjadi bom waktu bagi kredibilitas Prabowo.
Bandingkan dengan lawan politiknya yang selama ini memiliki Think Tank mumpuni. Jadi jangan ragu untuk tetap pilih Jokowi. Bicara tentang kepemimpinan, jangan dilihat pada figur Prabowonya semata, namun sejauh mana orang-orang yang mengelilingan bisa punya peran saling menguatkan, bukan malah terkesan menciptakan kemunduran.
Sayang sungguh sayang, hanya karena think tank yang lemah itu pula auman macan Asia kerap samar terdengar, bercampur dengan aneka suara sumbang yang tak berdasar.
***
Sumber foto 1,2,3 : www.cnnIndonesia.com
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews