"Jangan lupa bahwa negeri kita saat ini sedang carut marut. Maka kita harus melakukan perubahan," ucap Rizieq Shihab dalam rekaman yang diputar di pengeras suara kegiatan Reuni 212 (2/12) lalu dilansir dari Tribunnews.com.
"Dan menurut hemat saya, menurut hemat saya, menurut hemat saya, bahwa perubahan dalam waktu dekat di depan mata saya tidak lain adalah 2019 ganti Presiden," kata Rizieq Shihab dalam rekaman itu.
"Ini amanat perjuangan bukan kampanye. Ini amanat perjuangan bukan politik. Ini amanat perjuangan bukan politisasi reuni. Di Pileg dan Pilpres 2019 kita wajib berjuang bersama untuk perubahan," ujarnya lagi.
"Kami nyatakan tanpa sedikit keraguan bahwasanaya di Pilpres dan Pileg 2019 haram memilih capres dan cawapres yang diusung partai-partai pengusung penista agama," sambung dia.
"Siap milih capres ijtima ulama? Siap milih capres ijtima ulama? Siap milih capres ijtima ulama? Siap pilih caleg ijtima ulama?" kata dia lalu melanjutnya, "Siap tenggelamkan partai-partai penista agama?"
Begitulah kutipan ucapan seseorang yang digadang sebagian umat muslim di Indonesia sebagai imam besar di aksi Reuni 212 lalu jelas mengarahkan peserta pada satu pilihan paslon di pilpres 2019. Terlalu naif jika kita menafikkan kedekatan seorang Rizieq Shihab dengan Prabowo dan semua partai penukungnya sejak pilpres 2014 yang lalu.
Bahkan seorang Kapitra Ampera yang mantan pengacara Habib Rizieq yang juga mendukung dijebloskannya Ahok ke penjara sangat mengecam ucapan Habib Rizieq di rekaman suara saat reuni itu. Dia menayangkan adanya politik yang dibungkuS agama.
Beberapa pihak di antaranya kyai Abdullah Gymnastiar mengatakan bahwa peserta reuni 212 yang mayoritas datang dari luar daerah di Jakarta bukan membawa misi politik untuk satu paslon saja tetapi datang untuk bersilaturahmi dengan umat islam lainnya dan melepaskan semangat bela islam dan bela negeri.
Pada kesempata acara ILC, kyai yang akrab dipanggil Aa Gym itu mengatakan bahwa peserta yang begitu banyak bahkan tidak peduli pada ada atau tidaknya pengeras suara di area aksi apalagi pada isi pidati yang disampaikan. Menurutnya, peserta sibuk melakukan ibadah berjamaah sejak dini hari mereka bertemu dan sibuk menyapa serta salingberbagi makanan dengan peserta lainnya.
Menurut Maman Imanulhaq, direktur relawan Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf pada rakornas Aliansi Relawan Jokowi Ma'ruf, massa reuni yang begitu banyak hadir tidak mewakili pendukung Prabowo. Menurutnya, justru massa yang hadir di lokasi juga banyak dari kalangan pendukung Jokowi hanya kurang terekspos. Beliau pun justru mengimbau pendukung Jokowi agar lebih banyak ikut dalam aksi ini kelak jika ada kegiatan serupa.
Saya pun teringat ada sahabat saya dari pendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf yang juga rela ikut aksi reuni 212 ini dengan mengendarai mobil bersama tetangga-tetangganya dari Lampung menuju Jakarta. Ini pengorbanan yang luar biasa dan terlalu konyol jika dibilang hanya demi memenangkan Prabowo bukan?
Sampai saat ini, antara aktivis di PDIP dengan pihak Bawaslu masih terjadi perdebatan mengenai pelanggaran kampanye pada reuni 212 dengan menggiring pemilih melalui acara bernafaskan keagamaan. Hal yang disangkakan ini terus dibantah oleh pihak Bawaslu walaupun bukti rekaman sudah jelas berisi penggiringan publik. Masih sehatkan Bawaslu kita? Apa kata kunci ganti presiden diabaikan sebagai bukti penggiringan suara pemilih?
Sebagai umat muslim saya sangat menyayangkan aksi Habib Rizieq Shihab dalam mendikte umat pada pilihannya sendiri. Aksi yang sejatinya bisa membawa kesan baik, misi damai dikotori lagi-lagi oleh ambisi politik pihak-pihak tertentu.
Seorang Aa Gym pada kehadirannya di ILC meminta kita menilai aksi reuni ini pakai hati dan berhenti mengatakan bahwa umat islam anarkis. Aa Gym juga tetlihat geram dengan ulama yang bicaranya kurang baik. Beliau mengajak ulama untuk berkata baik. Sayangnya ucapan Aa Gym kontradiktif dengan ucapan seorang Fadli Zon yang mengatakan bahwa ucapan seorang Habib Rizieq adalah wajar.
Saya mengecam jika Islam yang membawa misi rahmatan lil alami (rahmat bagi seluruh alam) dibajak untuk kepentingan sektoral seperti politik praktis. Semoga masyarakat terutama umat muslim mampu berpikir objektif tidak sekedar terpancing oleh pernyataan seseorang dengan label ulama atau pemuka umat manapun. Semoga masyarakat bisa menyaring setiap ujaran kebencian dan hasutan yang menjelang 17 April 2019 semakin gencar dilakukan.
Sudah habiskah metode kampanye lainnya sampai umat Islam dimanfaatkan semangat jihadnya dan surga dijadikan alat kampanye?
Seperti apa sebenarnya skenario Rizieq Shihab dan koalisinya?
Semoga pemilu damai, dijauhkan dari aksi dikte oleh pihak manapun. Ayo melek fakta dan jadilah pemilih cerdas.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews