Emas Tumpang Pitu (1): Bendahara TKN Jokowi-Ma’ruf Tertulis Komisaris

Sabtu, 12 Januari 2019 | 18:14 WIB
0
775
Emas Tumpang Pitu (1):  Bendahara TKN Jokowi-Ma’ruf Tertulis Komisaris

Ada yang menarik ketika Calon Wakil Presiden Nomor 02 Sandiaga Salahuddin Uno datang ke Sampang, Madura, Rabu (2/1/2019). Kedatangan Sandi ditolak oleh kelompok bernama 'Laskar Aswaja Indonesia Kabupaten Sampang'.

Melansir Tempo.co, melalui surat terbuka per 1 Januari 2019, “Dengan memohon taufiq dan hidayah Allah SWT, menyatakan sikap menolak kedatangan Sandiaga Uno di Kabupaten Sampang.” Demikian paragraf pertama surat itu.

Dalam surat itu juga mencantumkan tiga alasan penolakan Sandi. Salah satu di antaranya, ia dianggap sebagai calon pemimpin yang memiliki dosa sosial ekologis. Sandi telah dianggap memiliki dosa sosial ekologis yang sangat besar.

Yaitu merampas dan merusak lingkungan kurang lebih 900 ha lahan hijau di Tumpang Pitu, Banyuwangi, Jatim melalui perusahaan tambangnya. Karena itu, Laskar Aswaja tidak ingin menyambut dengan lapang, gembira, dan hormat.

Mereka menyebutnya sebagai 'agen dominan kapitalisme-ekstaktif di Indonesia'. “Penolakan terhadap Sandiaga hari ini adalah bentuk penghormatan dan dukungan kami kepada rakyat Tumpang Pitu yang hari ini tetap senantiasa memperjuangkan kedaulatannya,” tulisnya.

Jauh sebelumnya, mengutip KoranMadura.com, Jum’at (28/9/2018), Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA) Sumenep, Madura, dengan tegas juga menolak kedatangan Sandi ke kabupaten paling ujung timur pulau Madura.

Penolakan mereka dinyatakan dalam pernyataan sikap yang tersebar di medsos, termasuk di grup-grup WhatsApp. Mereka menolak karena Sandi adalah sosok yang berada di balik kasus “kejahatan ekstraksi” tambang emas Tumpang Pitu Banyuwangi.

Sandi disebut sebagai pemilik PT Merdeka Cooper Gold Tbk. Melalui anak perusahaannya, PT Bumi Suksesindo (BSI), Sandi dianggap telah “merampas” dan “menghabisi” tujuh bukit dan lahan hijau pegunungan di Tumpang Pitu, Banyuwangi.

Meski sebelumnya ditolak FNKSDA, ternyata agenda Ngobrol Pintar (Ngopi) yang digelar pada 27-30 September 2018 yang dimulai dari Surabaya, Sidoarjo, Probolinggo, Kediri, Madiun, Bojonegoro, Pamekasan, dan di Sumenep berjalan lancar.

Jika menyimak situs resmi PT Merdeka Chopper Gold, tudingan 'Laskar Aswaja Indonesia Kabupaten Sampang' dan FNKSD Sumenep rasanya tidak benar. “Dari data lapangan, Sandi sudah tidak punya saham lagi,” ungkap sumber Pepnews.com.  

Sebelumnya, nama Sandi memang tercatat sebagai pemegang saham PT Merdeka Cooper Gold melalui anak perusahaannya, PT BSI. Pada 2015, perusahaan tambang milik Sandiaga Uno, PT Merdeka Copper Gold Tbk akan masuk ke bursa saham.

Melansir Tempo.co, Senin (29/1/2018), perusahaan itu melalui dua anak usahanya PT Bumi Suksesindo (BSI) dan PT Damai Suksesindo (DSI) telah memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP).

BSI memiliki Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) berdasarkan keputusan Bupati Banyuwangi No.188/547/KEP/­429.011/2012 pada 9 Juli 2012. Lokasi IUP BSI dan DSI terletak di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, dengan IUP BSI seluas 4.998 hektar dan dengan IUP DSI seluas 6.623 ha.

Sebelumnya, Sandi tercatat memiliki saham 39,26 juta lembar saham di Saratoga Group, pemilik saham utama di PT Merdeka Copper Gold. Setelah melepaskan sebanyak 39,26 juta lembar saham, kepemilikan Sandi di SRTG turun menjadi 27,79 persen per Maret 2017.  

Tapi, dari penelusuran di lapangan, seperti disebutkan tadi, Sandi sudah tidak punya saham lagi di PT Merdeka Copper Gold. Karena, sudah dilepas kepada Edwin Soeryadjaya selaku Presiden Komisaris PT Merdeka Copper Gold.

Jadi, kalau ada pihak yang berniat menyerang Sandi terkait tambang emas Tumpang Pitu itu, “salah alamat”. Justru, berdasar penelusuran di lapangan, tercatat ada nama pengusaha yang menjadi Bendahara Umum TKN paslon Joko Widodo – Ma’ruf Amin.

Adalah Sakti Wahyu Trenggono yang duduk sebagai Komisaris PT Merdeka Copper Gold. Di Tim Kampanye Nasional Jokowi – Ma’ruf, ia tercatat sebagai Bendahara Umum. Wahyu Trenggono menjabat Komisaris hingga RUPS Tahunan Perusahaan pada 2013.

Di jajaran Komisaris PT Merdeka Copper Gold juga ada nama Garibaldi Thohir, kakak Ketua TKN Jokowi – Ma’ruf, Erick Thohir. Bahkan, ada juga nama Dhohir Farizi, menggantikan posisi istrinya, Yenny Wahid, pendukung fanatik paslon Jokowi – Ma’ruf.

Sebelumnya, Rony Narpatisuta Hendropriyono tercatat sebagai Direktur PT Merdeka Copper Gold. Rony tak lain adalah putra mantan Kepala BIN Jenderal Purn AM Hendropriyono yang dikenal dekat dengan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.

Bukan tak mungkin, untuk membiayai kampanye Jokowi – Ma’ruf juga diperoleh dari kocek PT Merdeka Copper Gold melalui tangan Wahyu Trenggono. Sebab, saat RUPS Mei 2018, disebutkan, Merdeka Copper Gold Raih laba USD 43,1 juta dari tambang emas ini.

Dilansir Tribunnews.com, Selasa (22/5/2018), PT Merdeka Copper Gold, melalui PT BSI mencapai produksi perdana emas dan perak dari tambang emas Tumpang Pitu, yakni 142.468 ounce (oz) emas dan 44.598 oz perak sepanjang 2017.

Setelah berproduksi, sepanjang 2017 PT Merdeka Copper Gold meraih penjualan sebesar USD 132,71 juta dengan laba bersih USD 43,1 juta. Sementara pada 2016, Merdeka masih mencatat rugi USD 2,8 juta karena “Tambang Tujuh Bukit” belum berproduksi.

Menurut Direktur Utama PT Merdeka Copper Gold Adi Adriansyah Sjoekri, pada 2017 merupakan momentum penting bagi PT Merdeka Copper Gold untuk menjadi perusahaan tambang nasional kelas dunia.

Pasalnya, PT Merdeka Copper Gold berhasil mencapai tahap produksi dalam waktu dua tahun sejak pencatatan saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia. “Kami bersyukur berhasil mewujudkan komitmen kepada para investor bahwa dua tahun setelah IPO Merdeka sudah dapat berproduksi," ujarnya.

"Ini merupakan pencapaian yang bagus dan menunjukkan kapasitas perusahaan sangat kompetitif dan kompeten di industri tambang dunia,” kata Adi usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa (RUPST dan RUPSLB) di Jakarta, Senin (21/5/2018).

Adi menjelaskan, produksi tambang Tujuh Bukit juga didukung oleh efisiensi yang optimal didukung sejumlah faktor diantaranya karena teknologi penambangan yang menggunakan metode pengolahan low energy heap leach.

Kinerja positif BSI pada 2017 terus berlanjut pada tahun ini. Sampai dengan kuartal I 2018, MDKA memproduksi emas sebanyak 28.661 oz emas dan 19.727 oz perak dengan harga jual rata-rata emas 1.334 dolar/ oz dan perak 17 dolar/ oz.

Dengan demikian PT Merdeka Copper Gold meraih penjualan sebesar USD 74,5 juta dengan laba bersih sebesar USD 25,1 juta. Pencapaian ini lebih rendah dari rata-rata dikarenakan curah hujan tinggi yang kerap dikaitkan dengan musim penghujan tahunan.

Namun, pada 2018, produksi emas PT Merdeka Copper Gold ditargetkan meningkat menjadi 155.000 oz – 170.000 oz emas. Hingga Maret 2018, tenaga kerja yang terlibat dalam proyek tambang ini mencapai 2.099 orang, 99% diantaranya adalah WNI dan 1% ekspatriat.

Dari jumlah tenaga kerja, 60% berasal dari Kabupaten Bawnyuwani, termasuk sekitar 38% dari Kecamatan Pesanggaran. “PT Merdeka Copper berkomitmen untuk mengoptimalkan sumber daya lokal khususnya masyarakat yang berada di sekitar areal tambang,” ujarnya.

Yang perlu dicatat di sini, BSI memiliki Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) berdasarkan keputusan Bupati Banyuwangi No.188/547/KEP/­429.011/2012 pada  9 Juli 2012. Bupati tertulis Abdullah Azwas Anas yang memimpin sejak 21 Oktober 2010. 

Azwar Anas kini masih tercatat sebagai kader PDIP yang pada Pilkada 2018 lalu gagal maju karena tersandung “skandal” wanita, sehingga posisinya sebagai Cawagub Jatim digantikan Puti Guntur Soekarno. Konon, Azwas Anas banyak mengeluarkan dananya.

Sehingga, bukan tidak mungkin, untuk menunjuang pendanaan Pilpres 2019 nanti, Jokowi – Ma’ruf juga memperoleh sumber dana dari PT Merdeka Copper Gold melalui tangan Wahyu Trenggono yang juga Bendahara Umum TKN Jokowi – Ma’ruf.

Wahyu Trenggono bisnisnya menggurita dan dimulai dari nol. Ia pendiri PT Teknologi Riset Global (TRG) Investama. Pria jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Bina Nusantara (Binus) ini mendirikan TRG Investama pada 2007.

Perusahaan tersebut memiliki gurita bisnis dalam bidang telekomunikasi, teknologi, properti, media, dan e-commerce. Namun, jauh sebelum itu, ia telah merintis bisnis dengan bendera PT Solusindo Kreasi Pratama (SKP) dan membangun PT Tower Bersama Infrastruktur.

Perusahaan yang disebut terakhir itu saat ini dikenal sebagai penyedia infrastruktur menara telekomunikasi terbesar di Indonesia dengan kepemilikan lebih dari 14.000 menara. Posisinya di PT Merdeka Copper Gold juga strategis dan jabatan penting: Komisaris!

Dari catatan di atas menjadi jelas, siapa yang turut andil di tambang emas Tumpang Pitu itu, bukan Sandiaga Salahuddin Uno!

(Bersambung)

***