Dukung Firli Bahuri, Buang Novel Baswedan untuk Sasar Anies Baswedan

Novel menjadikan KPK dan memanfaatkan kekuatan untuk menyandera lawan atau pihak tertentu.

Rabu, 5 Mei 2021 | 07:00 WIB
0
158
Dukung Firli Bahuri, Buang Novel Baswedan untuk Sasar Anies Baswedan
Novel dan Anies Baswedan (Foto: kumparan.com)

Novel Baswedan tidak lolos wawasan kebangsaan disambut gembira oleh publik yang waras. Bukan hanya Novel, Yudi yang melawan pencalonan Firli Bahuri juga jelas tidak memiliki wawasan kebangsaan. Maka mereka tak layak menjadi pegawai negeri alias ASN.

Publik melihat wajah KPK ya jidat nyaris gosong Yudi Purnomo. Juga jenggot panjang Novel. Atau para pemakai celana cingkrang. Mereka menjadi bagian yang menggerakkan demo. Provokasi menolak pimpinan KPK Firli Bahuri.

Dalam genggaman Novel, majalah dinding KPK isinya kajian agama. Jadwal kegiatan mirip pendalaman keagamaan. Provokator pendorong kebencian Tengku Zulkarnaen jadi pendakwah. Targetnya adalah membangun radikalisme di KPK.

Karena akan ada ketentuan yang bisa bikin Novel terbuang dari KPK. Selain ketentuan pasal tentang ASN bagi karyawan KPK. Publik ingat demo KPK tahun lalu jadi panggung para Kadal Gurun. Gerombolan para penipu 212, khilafah, mendapat panggung. Senang. Menyambut.

Melihat orang KPK seperti Yudi dan Novel jelas orang waras akan was-was melihat KPK. Serem. Maka perlu pembersihan di KPK. Karena Wadah Karyawan KPK pimpinan Yudi, dan kekuatan Novel yang mengakar di sana.

Firli Bahuri mulai membersihkan KPK dari kekuasaan kerajaan Novel Baswedan.

Publik berharap dengan tersingkirnya Novel, maka backing Anies Baswedan hilang. Selama ada kekuasaan absolut Novel di KPK maka Anies tetap akan merajalela.

Kini kita dukung Firli Bahuri mencuci bersih kerak kotoran kekuasaan Novel Baswedan. Yang pimpinan KPK lama tidak mampu menandingi kekuatannya. Hingga KPK lama secara sembarangan ngawur melakukan penyelidikan hanya atas dasar pengaduan tanpa alat bukti.

Juga, publik dibuat kaget kasus Harun Masiku yang carut-marut. Zaman Novel, KPK tanpa alat bukti berani melakukan kriminalisasi. Barang buktinya hanya berupa narasi hukum imajinatif. Seperti kasus Sofyan Basir.

Betapa tidak, pertemuan demi pertemuan para tersangka dinarasikan sebagai perbuatan persekongkolan untuk korupsi. Akhirnya, hakim yang masih waras membebaskan Sofyan Basir.

Juga, Novel menjadikan KPK dan memanfaatkan kekuatan untuk menyandera lawan atau pihak tertentu. 

Maka langkah Firli Bahuri dengan pembersihan di KPK untuk menjamin KPK bekerja sesuai dengan prosedur penegakan hukum yang baik, benar, dan berkeadilan. Bukan KPK yang dikangkangi oleh Novel Baswedan.

Maju terus Firli Bahuri hingga publik bisa berharap kasus Anies Baswedan soal Pameran Buku, E-Formula, DP Nol Persen dibuka dan Anies masuk bui.

Ninoy Karundeng

***