Meski Berpeluang Maju Sendiri, PKB Harus Bentuk Koalisi Parpol

Masih ada tokoh Gerindra seperti Bambang Haryo Sukartono (BHS) yang mungkin bersedia mendampingi Mas Iin dalam Pilkada Sidoarjo 2020.

Jumat, 31 Juli 2020 | 22:25 WIB
0
341
Meski Berpeluang Maju Sendiri, PKB Harus Bentuk Koalisi Parpol
Achmad Amir Aslichin alias Mas Iin yang juga putra Saiful Ilah bakal diusung PKB sebagai bakal calon bupati Sidoarjo 2020. (Foto: Kompas.com).

Tampaknya pada Pilkada Sidoarjo 2020 mendatang, PKB akan mengusung pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati dari kader partai sendiri. Kabarnya, Achmad Amir Aslichin – Ainun Jariyah yang akan dipasangkan sebagai bacabup – bacawabup.

Achmad Amir Aslichin alias Mas Iin adalah putra Bupati Sidoarjo non aktif Saiful Ilah yang kini diadili di Pengadilan Tipikor Surabaya. Mas Iin kini menjadi anggota DPRD Jawa Timur (2019-2024). Ainun disodorkan oleh Muslimat dan Fatayat NU.

Sekarang ini nama-nama calon pemimpin baru Sidoarjo semakin naik ke permukaan. PKB mulai berani menawarkan sosok andalannya sebagai bakal calon bupati. Kader-kader partai pemenang pileg 2019 itu banyak dilirik partai lain juga.

Wakil Ketua DPC PKB Sidoarjo Usman menyebutkan, tokoh dari PKB yang dinilai pantas menjadi kandidat dalam pilkada mendatang cukup banyak. Forum PAC se-Sidoarjo sudah menyodorkan empat nama ke DPP sebagai bacabup dan bacawabup.

Ada Achmad Amir Aslichin, Nur Ahmad Syaifuddin, Sullamul Hadi Nurmawan, dan Anik Maslachah. Muslimat dan Fatayat juga sudah punya figur. Di antaranya, Ainun Jariyah sebagai calon wakil bupati untuk calon bupati yang juga diusung PKB. ’

“Ini bukti bahwa sebenarnya Pak Saiful Ilah sebagai Ketua Tanfidz DPC PKB Sidoarjo telah berhasil menelurkan banyak kader potensial,” ungkap Usman, seperti dilansir JawaPos.com, Rabu (29 Juli 2020, 15:48:52 WIB)..

Bahkan, kader-kader PKB tidak hanya dilirik partai sendiri. Mereka juga menjadi incaran partai lain. “Karena parameter keberhasilan pimpinan itu adalah kemampuan menciptakan kader potensial. Di samping perolehan suara yang banyak dalam pemilihan,” katanya.

Dengan banyaknya kader potensial itu, Usman yakin PKB yang mengusung cabup sekaligus cawabupnya bakal menang. “Tidak ada alasan kita berkoalisi, apalagi untuk cawabup. Bu Ainun Jariyah juga siap,” katanya.

Menurut Usman, Achmad Amir Aslichin atau Mas Iin cocok diusung bersama Ainun. Itu menyikapi usul dari Muslimat. “Saya merespons selayaknya Bu Ainun bisa berpasangan dengan Mas Iin,” tegasnya.

Kecocokan itu, menurut dia, disebabkan karena sebagian besar pengurus DPC PKB ingin memunculkan pasangan calon dari PKB. Bupati dan wakil bupati.

Alasan lainnya, figur lain sudah memilih pasangan sebagai wakil. Misalnya, Cak Nur, sapaan Nur Achmad Syaifuddin. Dia sudah menentukan pilihan dengan Mimik Idayana. Sementara itu, Sullamul Hadi Nurmawan alias Gus Wawan belum menyampaikan keputusan.

Menurut Wakil Sekretaris DPW PKB Jatim, Fauzan Fuadi, selain nama-nama di atas, PKB juga masih punya tokoh lainnya seperti Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor.

Putra tokoh besar NU KH Agoes Ali Masyhuri alias Gus Ali tersebut adalah figur muda yang telah menjadi Direktur Pendidikan Yayasan Bumi Sholawat Progresif Sidoarjo, Sekretaris GP Ansor Sidoarjo.

Dengan berbagai latarbelakang tersebut, PKB cukup optimistis beberapa tokoh ini memiliki kapabilitas, sehingga pertimbangan lain yang menjadi patokan PKB memberikan dukungan adalah potensi keterpilihan.

“Pertimbangannya ada pada survei. Baik dari sisi elektabilitas (keterpilihan) maupun popularitas (keterkenalan). Itu yang saat ini sedang digodok,” kata Fauzan yang juga Ketua Fraksi PKB di DPRD Jatim ini.

Perkembangan lain menyebutkan figur baru M. Bahrul Amig sebagai calon bupati dari PDIP. Nama Amig semakin santer disebut sebagai figur yang layak memimpin Sidoarjo mendatang. Dia adalah seorang birokrat yang berpengalaman.

Amig yakin rekomendasi dari PDIP segera turun. Diperkirakan awal Agustus 2020 ini. Partai koalisinya adalah PPP. “Lewat PDIP dan PPP, 9 kursi dari PDIP dan 1 kursi dari PPP,” lanjut Usman.

Modal itu sudah cukup untuk tiket maju dalam pilkada mendatang. Pria yang bergelar doktor administrasi negara itu tidak mempermasalahkan adanya klaim bahwa PPP merapat ke BHS .

Forum Komunikasi PAC PPP se-Kabupaten Sidoarjo menegaskan tekad bulat mendukung Bahrul Amig. Berkoalisi dengan PDIP. Ketua Forum Komunikasi PAC PPP se-Sidoarjo Supeno menilai sosok Amig punya seabrek pengalaman dalam pemerintahan.

Hal itu jadi modal yang tidak dimiliki calon lain. Dia pernah menjadi Camat hingga Kepala Dinas. Amig juga putra asli Sidoarjo. Supeno bersama 14 PAC PPP telah menyatakan sikap mendukung Amig. Empat PAC lain vakum.

Bahkan, Supeno mengaku sudah mengirimkan surat pernyataan dukungan tersebut kepada DPC PPP Sidoarjo pada 10 Juli 2020 lalu. Surat itu bisa menjadi pertimbangan partai dalam merekomendasikan cabup.

Hingga kini, DPP PDIP sendiri memang belum menentukan siapa bacabup dan bacawabup yang akan diusung pada Pilkada Sidoarjo 2020. Kabarnya, PDIP masih menunggu akhir dari “persaingan” internal bakal calon di Pilkada Surabaya 2020.

“PDIP tidak mungkin bisa meninggalkan Tri Rismaharini, Walikota Surabaya, yang diusung PDIP,” ujar sumber. Konon, masih terjadi tarik-ulur antara Fuad Benardi, putra sulung Risma dengan Whisnu Sakti Buana, Wawali Surabaya, yang juga ingin maju.

Whisnu adalah putra almarhum Sekjen PDIP Soetjipto yang berperan penting saat Megawati Soekarnoputri berjuang berebut Ketua Umum PDI dengan Soerjadi. Whisnu menjabat sejak 17 Februari 2016.

Sebelumnya, Whisnu pernah menjabat sebagai Wawali Surabaya (24 Januari 2014 hingga 28 September 2015). Jika Risma ngotot ingin Fuad bertarung di Surabaya, berarti Whisnu harus mengalah menjadi bacawawalinya. Tapi, apakah Whisnu mau?

Jelas tidak mungkin mau. Begitu pula dengan Fuad. Risma tidak akan mau jika anaknya ini harus menjadi bacawawalinya Whisnu. Maka, satu-satunya jalan ya salah satu diantaranya “ditugaskan” kontestasi di Pilkada Sidoarjo 2020.

Sebagai tokoh yang berpengalaman menjadi Wawali Surabaya, bukan tidak mungkin, justru Whisnu yang akan diusung PDIP dalam Pilkada Sidoarjo 2020. Sementara, mengingat jasa Risma kepada PDIP, Fuad akan bertarung di Pilkada Surabaya 2020.

Konon, siapapun yang bakal diusung PDIP sebagai bacawali dalam Pilkada Surabaya 2020, KH Zahrul Azhar Asumta alias Gus Hans yang akan menjadi bacawawalinya. Karena yang bakal dihadapi PDIP adalah Machfud Arifin maju di Pilkada Surabaya 2020.

Lulusan Akademi Kepolisian angkatan 1986 ini didukung Partai Gerindra, NasDem, PAN, Demokrat, PKB, PKS, dan PPP. NasDem juga menyodorkan anak pengusaha Dahlan Iskan, Azrul Ananda untuk mendampingi Machfud.

Azrul juga merupakan Presiden Persatuan Sepakbola Surabaya (Persebaya). Tapi, belakangan Azrul menyatakan tak akan maju dalam Pilkada Surabaya. Muncul juga nama model Arzeti Bilbina masuk calon kuat bacawawali Surabaya.

Dia mau dicalonkan Golkar untuk mendampingi Machfud. Machfud adalah mantan Kapolda Jatim dan Ketua Tim Kampanye Joko Widodo – Mairuf Amin di Jatim saat Pilpres 2019 lalu. Jelas sekali, Machfud adalah lawan tangguh yang akan dihadapi PDIP.

Jika PDIP mengusung Fuad, sangatlah tidak seimbang kalau harus menghadapi lawan seperti Machfud. Apalagi, Fuad begitu mengenal betul jerohan Pemkot Surabaya secara langsung. Ia tidak punya pengalaman seperti Whisnu yang menjadi Wawali Surabaya.

Kembali ke Sidoarjo. Sebagai parpol pemenang Pileg 2019, tidak seharusnya PKB menguasai bacabup maupun bacawabup yang bakal diajukan. Jika ingin menang, sebaiknya PKB juga berkoalisi dengan parpol lainnya. Sehingga pemerintahannya akan “lancar”.

Masih ada tokoh Gerindra seperti Bambang Haryo Sukartono (BHS) yang mungkin bersedia mendampingi Mas Iin dalam Pilkada Sidoarjo 2020.

***