Setelah Ahok, Kenapa Tidak dengan Musuhnya?

Dia mungkin diperbolehkan menuntaskan gelar doktornya di Malaysia. Jadi sementara waktu, dia vakum di Indonesia.

Jumat, 29 November 2019 | 11:12 WIB
0
379
Setelah Ahok, Kenapa Tidak dengan Musuhnya?
Rizieq Shihb dan Prabowo Subianto (Foto: tempo.co)

Jika Ahok yang garang mampu digiring menjadi kucing manis, hingga tidak jadi kuda hitam di 2024, mengapa tidak digarap orang yang satu ini. Musuhnya Ahok.

Dia yang sekarang koar-koar di Saudi. Yang sudah tidak betah lagi disana tapi sok kuat. Dengan lakukan siaran video fitnah, Indonesia cekal dia katanya.

Orang ini tahu persis pemerintah pasti bereaksi. Itu yang penting. Karena bisa membuka jalan pintu belakang yang aman dan tidak memalukan. Intinya dia ingin mengatakan: saya ingin pulang. Tapi jangan dipermalukan.

Indikasinya apa dia akan pulang?

Usai menemui Menko Polhukam Mahfud MD di Kantor Kemenko Polhukam, Senin (25/11), Duta Besar Arab Saudi Isham Ahmad Abid Ats-Tsaqafy menyatakan pejabat tinggi Indonesia dan Arab Saudi saat ini tengah menegosiasikan kejelasan nasib orang itu.

Menteri Mahfud boleh menyangkal pernyataan Dubes itu. Tapi harap diingat, Dubes yang juga sudah bertemu dengan Menteri Prabowo tersebut adalah wakil resmi pemerintah dan raja Saudi. Tidak mungkin dia menyatakan hal itu kepada media tanpa arahan dan restu dari Riyadh.

Apa yang dia tawarkan agar bisa pulang?

Dia punya kesempatan besar meredakan radikalisme, bahaya terorisme dan intoleransi di Indonesia. Yang susah dilakukan pemerintah. Dia menawarkan untuk diberdayakan.

Kok bisa?

Jelas bisa.

Buktinya?

Kawanan pentung putih Petamburan bakal diperpanjang izinnya. Sudah ikrar cinta Pancasila dan NKRI serta berjanji tidak buat keributan lagi. Efpei bakal jadi gerombolan kucing rumahan.

Kenapa kok mau ikrar?.

Jelas, karena pentolannya di Saudi sudah setuju dengan syarat itu. Tanpa izin Sang Baginda Bersorban di Saudi Arabia mustahil efpei tunduk pada ketentuan pemerintah.

Imbalannya apa?

Dia dipulangkan. Tidak ada tuntutan hukum. Semua laporan polisi dicabut.

Tapi dia harus patuh. Dia harus diam dan diam-diam mematikan aneka saluran komunikasi dengan kelompok radikal.

Dia mungkin diperbolehkan menuntaskan gelar doktornya di Malaysia. Jadi sementara waktu, dia vakum di Indonesia.

Setelah itu dia akan di Gymnastiar kan dan di Somad kan. Tidak bisa leluasa tebar congor. Hanya boleh untuk kalangan terbatas. Atau dibatasi. Secara diam-diam. Setiap celotehan nya di medsos akan segera diserang. Atau di take down semua postingan menyangkut dirinya.

Memang bisa dia ditaklukkan?

Sangat bisa. Orang itu sudah tidak berdaya. Dia kuda tunggangan yang ditinggal majikannya. Dia kangen dengan tanah airnya. Dia tahu sudah tidak punya kekuatan apa-apa. Kecuali congornya.

Jadi, sekarang tinggal tunggu waktu saja. .

Dia akan bersama kita

Mungkin, sebentar lagi..

Dia akan di Ahok kan..

Wis wayahe...

***