Presiden Jokowi Dorong Perdamaian di Semenanjung Korea

Perdamaian bukan hanya berarti tidak adanya perang, "perdamaian positif", perdamaian yang disertai pemberdayaan, pembangunan, perlindungan, dan inklusivitas lebih bermakna dan penting.

Selasa, 26 November 2019 | 18:39 WIB
0
311
Presiden Jokowi Dorong Perdamaian di Semenanjung Korea
Presiden Joko Widodo di Korea (Foto: dok. pribadi)

Perdamaian dan kesejahteraan adalah dua hal yang sangat penting bagi kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur yang merupakan dua kekuatan ekonomi di kawasan. Dua hal tersebut saling terkait, tidak ada perdamaian jika tidak ada kesejahteraan dan kesejahteraan tidak mungkin tercapai jika tidak ada perdamaian.

Untuk itu, saat Presiden Joko Widodo memberikan sambutan pada acara Leaders' Retreat Luncheon di APEC Nurimaru House, Busan, Selasa, 26 November 2019, ia terus mendorong kerja sama di antara dua kekuatan ekonomi.

"Indonesia ingin dua economic powerhouse itu terus bekerja sama untuk kemakmuran rakyat kita," kata Presiden Jokowi.

Kerja sama tersebut, lanjut Presiden, dapat dilakukan jika stabilitas dan perdamaian hadir di kawasan. Oleh karena itu, Presiden Jokowi mendorong agar kedua kawasan terus membangun strategic trust, baik antara sesama anggota ASEAN, antara ASEAN dengan mitra wicara, maupun di antara mitra wicara ASEAN di Asia Timur.

"Tanpa strategic trust, akan sulit bagi kita untuk bekerja mewujudkan kemakmuran," imbuhnya.

Presiden Jokowi mengatakan, terdapat beberapa hotspot di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara, di antaranya Semenanjung Korea. Indonesia, lanjut Presiden, ingin melihat terciptanya perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea secara berkelanjutan.

"Saya menghargai posisi Presiden Moon yang terus berupaya untuk melakukan engagement dengan Chairman Kim. Upaya ini terus kita dukung," ujarnya.

Lebih lanjut, Presiden Jokowi mengatakan bahwa pesan penting perdamaian dan dialog perlu terus disampaikan kepada Korea Utara, termasuk oleh ASEAN. Presiden juga menekankan bahwa Indonesia mendukung upaya denuklirisasi di Semenanjung Korea.

"Tanpa denuklirisasi, tidak akan tercipta perdamaian di Semenanjung Korea. ASEAN harus terus mendorong denuklirisasi ini," katanya.

Saat menutup sambutannya, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa perdamaian bukan hanya berarti tidak adanya perang. Menurut Presiden, "perdamaian positif", perdamaian yang disertai pemberdayaan, pembangunan, perlindungan, dan inklusivitas lebih bermakna dan penting.

"Saya percaya jika kita terus sungguh-sungguh membangun strategic trust dan strategic confidence, insyaallah 'perdamaian positif' di Semenanjung Korea dapat tercapai," tandasnya.

Sebelum menghadiri jamuan makan siang, sebelumnya Presiden Jokowi dan Presiden Korea serta pemimpin negara ASEAN, menghadiri ASEAN-RoK Startup Summit dan ASEAN-RoK Innovation Showcase di Busan Exhibition and Convention Center (BEXCO).

***