Kemerdekaan? Apa itu kemerdekaan??
Seperti yang kita ketahui kita telah merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 yang di proklamasikan oleh presiden Republik Indonesi yang pertama yaitu Ir. Soekarno. Kemerdekaan Indonesia memang dikenal sebagai salah satu tragedi kebangsaan yang sangat membutuhkan perjuangan.
Makna dan artinya sangat besar bagi masyarakat Indonesian dengan banyak mengorbankan para pahlawan yang ikut berjuang. Dengan mengingat kejadian sejarah tersebut, rasa nasionalisme kita terhadap Bangsa Indonesia akan semakin bertambah.
Berbicara tentang kemerdekaan, banyak opini yang bermunculan dengan berbeda penyampaian. Beberapa di antaranya saya telah mencoba mewawancarai 5 orang anggota dari Polsek Mukomuko Selatan, yang berlokasi di Desa Medan Jaya, Kecamatan Ipuh, Kabupaten Mukomuko pada hari Selasa, 13 Agustus 2019.
1. Menurut Aipda Dwi Cahyono (Kanit Intelkam Polsek Mukomuko Selatan), Kemerdekaan adalah kebebasan, persatuan adalah kerjasama, semangat kemerdekaan dan persatuan di artikan sebagai Semangat untuk bersatu.
2. Menurut Aipda Hery Giyantoro (Kanit Sabahara Polsek Mukomuko Selatan), Semangat kemerdekaan adalah bentuk semangat sebagai penerus bangsa untuk memperjuangkan negara kita merah putih sampai mati. Persatuan yaitu walaupun beda suku agama kita harus tetap bersatu.
3. Menurut Aipda Tri Winarno (Bhabinkamtibmas Polsek Mukomuko Selatan), Kemerdekaan di artikan seperti “Minum kopi sepuasnya”. Persatuan adalah “ Minum kopi rame-rame” (hahahaha)
4. Menurut Bripka Benikno Aquino (Bhabinkamtibmas Polsek Mukomuko Selatan), Kemerdekaan yaitu harus mendalami dan mensyukuri apa yang kita rasakan saat ini. Karna saat ini kita sudah merdeka, dan jangan lupa kita harus memperingati kemerdekaan tersebut dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang positif.
5. Menurut Briptu Feby Agus Triansyah (Bhabinkamtibmas Polsek Mukomuko Selatan), kemerdekaan adalah bangkit dari keterpurukan. Persatuan adalah kebersamaan.
Indonesia memiliki ribuan pulau dan 5 pulau terbesar yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua, memiliki lebih dari 500 bahasa, memiliki 6 agama, dan memiliki banyak suku dan ras. Artinya negara Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya.
Bukan berarti dengan perbedaan agama, suku, bahasa dan ras, Indonesia terpecah menjadi kaum “mayoritas” dan kaum “minoritas”. Justru dengan kekayaan dan keragaman tersebut artinya semakin bersar pula kekuatan bangsa untuk mempertahankan kemerdekaan.
Kemerdekaan adalah suatu “jembatan emas” atau merupakan pintu gerbang untuk menuju masyarakat yang adil dan makmur. Kemerdekaan itu bukan berarti perjuangan bangsa Indonesia sudah selesai. Indonesia memang sudah merdeka dan bebas Jepang dan Belanda.
Tetapi Indonesia tidak sepenuhnya bebas dari penjajah. ada istilah ‘Menjajah bangsa sendiri’, dijajah bangsa sendiri lebih menyakitkan daripada dijajah bangsa asing, istilah tersebut ditujukan kepada mereka yang berperilaku buruk, seperti Korupsi, pemerkosaan, pencurian, penipuan, penyebar hoax dan perilaku buruk lainnya.
Seharusnya di dalam diri masing-masing tanamkan jiwa persatuan dan kesatuan, hapuslah rasa egois di dalam diri demi kepentingan bersama, demi memerdekakan bangsa kita, bangsa Indonesia.
Pada era modernisasi saat ini muncul tantangan baru untuk mempertahankan kemerdekaan. Banyak cara untuk mempertahankan kemerdekaan, salah satunya dengan menanamkan jiwa ‘semangat kemerdekan’ di dalam diri.
Semangat kemerdekaan diartikan sebagai bentuk dari rasa syukur dan tanggung jawab untuk tetap mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia dan mengisinya dengan hal positif seperti kegiatan pembangunan agar bangsa Indonesia menjadi negara yang tidak tertinggal dari negara-negara maju dan berkembang lainnya.
Dapat saya simpulakan dari 5 opini di atas bahwa sebagai bangsa Indonesia yang sudah merdeka kita harus mensyukuri apa yang telah di wariskan oleh para pejuang, jangan lagi ada istilah ‘Menjajah bangsa sendiri’ dan sudah sewajarnya kita harus bersatu untuk mempertahankan kemerdekaan yang sudah di rebut dari penjajah. Agar... masyarakat Indonesia tetap bisa “minum kopi sepuasnya”.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews