Siapa yang tak mengenal Mayjen TNI Purn Muchdi Purwoprandjono atau yang lebih dikenal dengan Muchdi PR. Mantan Danjen Kopassus yang diduga terlibat atas kematian aktivis HAM Munir, sekalipun dalam pengadilan yang bersangkutan dinyatakan tidak terbukti atau terlibat.
Muchdi PR hari Minggu lalu bikin berita, terkait dukungannya kepada Joko Widodo. Lha, kenapa tidak mendukung Prabowo Subianto yang sama-sama "dipersatukan" dalam ikatan bernama Kopassus? Muhdir PR punya jalan pikirannya sendiri, juga punya risiko sendiri atas dukungannya itu.
Risiko, karena ia adalah Pembina Partai Berkarya milik anak kandung Presiden Soeharto, Tommy, yang posisinya jelas, mendukung kakak iparnya alias Prabowo dalam Pilpres 2019. Lha kenapa Muchdi PR yang seharusnya ikut arah partai kok "mbalelo" dukung Jokowi? Itulah risiko yang dimaksud dan di sinilah ia membuat berita.
Mayjen TNI Purn Muchdi PR adalah sahabat dekat Prabowo Subianto yang saat ini sebagai capres. Karena kedekatannya dengan Prabowo, ia atau Muchdi PR menjadi kader Gerindra dan terlibat dalam penderian partai besutan Prabowo tersebut. Tetapi pada 23 Februari 2011 yang bersangkutan mengundurkan diri dari Partai Gerindra.
Pada Pilpres 2014, Muchdi PR tidak mendukung sahabat dekatnya yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebagai pasangan capres dan cawapres. Malah mendukung pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla.
Nah, pada pilpres 2019 ternyata Mayjen Purn Muchdi PR juga mendukung pasangan Jokowi-Makruf Amin sebagai capres dan cawapres. Ia ikut dalam deklarasi 1.000 purnawirawan TNI dan Polri di JI-Expo Kemayoran, Minggu (10/2/2019).
Bahkan yang bersangkutan memberikan testimoni kenapa ia mendukung capres Joko Widodo. Menurut yang bersangkutan selama pemerintahan Jokowi, pembangunan sangat masif. Seperti pembangunan jalan Tol, Pelabuhan, Industri dan bandara.
Dan itu belum pernah dilakukan oleh presiden sebelumnya selama 15 tahun setelah reformasi. Bahkan ia juga menilai kepada sahabat dekatnya yaitu Prabowo Subianto sebagai capres tidak akan sanggup melakukan itu seperti yang dilakukan oleh Jokowi.
Kenapa Muchdi PR yang merupakan kawan dekat atau sahabat Prabowo yang sama-sama dibesarkan di Kopassus tidak mendukung sahabatnya itu? Yang tahu alasannya tentu yang bersangkutan, Muchdi PR sendiri.
Dukungan Mayjen Purn Muchdi PR kepada Jokowi mungkin terasa aneh, kenapa? Yang bersakutan saat ini sebagai Dewan Pembina Partai Berkarya dengan Ketua Umum Hutomo Mandala Putra atau Tommy Suharto. Dan Partai Berkarya dengan Ketum Tommy Suharto mendukung mantan kakak iparnya yaitu Prabowo sebagai capres.
Tentu dukungan Muchdi PR kepada Jokowi ini bertentangan dengan kebijakan Partai Berkarya yang mendukung Prabowo Subianto. Dan tentu ada konsekuensinya yaitu diberhentikan dari partai.
Mantan menteri Menkopulhukam Tedjo Edy bersama Muchdi PR menjadi Dewan Pembina Partai Berkarya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews