Radjabov, Sang Penakluk "Kaisar Tiongkok"

Kedudukan 2-2 memaksa pertarungan dilanjutkan ke babak tambahan. Remis beruntun di 2 ronde catur cepat dan dua ronde catur kilat 10 menit. Partai berlanjut ke 2 ronde catur kilat 5 menit.

Sabtu, 5 Oktober 2019 | 17:51 WIB
0
386
Radjabov, Sang Penakluk "Kaisar Tiongkok"
Radjabov (bercambang) saat menghadapi Ding Liren (Foto: chessbase.com)

Duel antara GM Teimour Radjabov vs GM Ding Liren pada final FIDE World Cup 2019 benar-benar menyajikan pertarungan kelas dunia yang seimbang, berkualitas dan memikat.

Dalam perjalanannya menuju final, keduanya sama-sama tidak terkalahkan. Langkah Liren relatif lebih mudah. Dalam 6 babak sebelum final, tidak satu lawanpun yang sanggup memaksanya bermain lebih dari 4 ronde. Dari 20 partai, Liren mencetak 9 menang, 11 remis dan tidak pernah kalah.

Langkah Radjabov sedikit lebih berliku. Di babak 4, rekan senegaranya GM Shakiyar Mamedyarov menjadi batu sandungan yang hampir mencelakainya. Dia harus bermandi keringat dalam  6 ronde untuk  menghentikan si Mamad. Mungkin inilah titik balik yang memompa kepercayaan dirinya yang sempat pesimis di awal turnamen. Dari 18 partai, Radjabov membukukan 6 menang, 12 remis tanpa kekalahan.

Barulah di babak final mereka sama-sama merasakan pahitnya kekalahan. Ronde pertama berakhir draw. Ruy Lopez Marshall menjadi senjata andalan Liren utk meredam agresivitas Radjabov.

Ronde kedua, Pembukaan Inggris yang dihidangkan Liren mengandung racun mematikan yang gagal dinetralisir Radjabov. Dia tertekan di sepanjang permainan dan menyerah di langkah 40.

Ronde ketiga, merasa tersengat Radjabov balas menyengat. Ruy Lopez Marshall yang kembali dimainkan Liren kali ini menjadi bencana bagi dirinya. Dengan persiapan rumah yang matang, Radjabov menyudahi perlawanan Liren dilangkah 46.

Ronde keempat kembali remis. Empat Kuda Inggris yang dikeluarkan Liren tidak mampu merobohkan kuda-kuda kokoh yang dipasang Radjabov.

Kedudukan imbang 2-2 memaksa pertarungan dilanjutkan ke babak tambahan. Remis beruntun terjadi di dua ronde catur cepat dan dua ronde catur kilat 10 menit. Partai pun dilanjutkan ke dua ronde catur kilat 5 menit.

Di sinilah Ding Liren dihabisi. Radjabov menggulungnya 2-0 dengan permainan yang sangat mengesankan.

Di perebutan tempat ketiga, MVL dan Yu Yangyi bermain seperti tanpa gairah. Kekalahan di semifinal masih menyisakan rasa kecewa yang menyesakkan dada. Semangat tempur mereka tidak lagi membara.

Jika diizinkan panitia, mungkin mereka lebih suka beradu suit utk menentukan pemenang. "Capek mas broo... Udah nggak ada mood lagi," mungkin begitu alasannya. Tapi enggaklah, itu cuma pikiran ngawur saya.

Mereka bukan pecatur amatiran. Mereka adalah profesional sejati. Bagaimanapun situasi dan kondisinya, tugas harus diselesaikan. Dan kali ini Yu Yangyi yang terjungkal. Selamat buat MVL atas juara tiganya.

***