Dan mereka itulah yang masuk dalam perahu Pak Jokowi yang terpilih kembali menjadi nakhoda bahtera besar bernama Indonesia.
Seorang mahasiswa yang baru semester pertama belajar Teknik Komputer terbinar matanya manakala seorang petinggi perusahaan IT memberi ceramah di kampusnya mengenai peluang kerja.
Dikatakan petinggi itu bahwa jika mahasiswa sudah menguasai ilmu coding dan programming, cukup kerja dirumah terima proyek mencari "bug" dalam software. Jika ketemu tarifnya minimal 10 juta.
Tapi untuk mendapatkan tarif sebesar itu yang total income bisa mencapai 50 hingga 100 juta sebulan, etos kerja cepat beradaptasi dan menangkap peluang secepat mungkin harus terlebih dahulu dimiliki. Etos ini mewajibkan semua orang untuk terus belajar meningkatkan kemampuan agar bisa terus bertahan.
Petinggi IT itu didepan para mahasiswa Teknik Komputer lebih lanjut mengatakan, kita dihadapkan pada masa depan yang rawan gempa yang bisa mengubah segalanya. We have to live and survive in every changing landscapes. Hanya yang siap saja yang bisa berhasil. Yang bermalasan serta berfikir linier akan terlempar ditelan jaman.
Dalam konteks ini, sangat tepat pesan Presiden Joko Widodo dalam pidato pelantikan beliau yang menginginkan pembangunan SDM menjadi prioritas utama pemerintahannya. Yakni, membangun SDM yang pekerja keras, yang dinamis. Membangun SDM yang terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Lanjut Presiden, hal itu tidak bisa diraih dengan cara-cara lama, cara-cara baru harus dikembangkan. Kita perlu endowment fund yang besar untuk manajemen SDM kita. Kerja sama dengan industri juga penting dioptimalkan. Dan juga penggunaan teknologi yang mempermudah jangkauan ke seluruh pelosok negeri.
Manakala pemerintah nantinya berproses menghasilkan produk perundangan, kita tidak bisa berdiam diri menunggu Jokowi.
Dalam dunia serba cepat, etos kerja" I can do" menjadi acuan utama dengan memakai teori mie instan.
Diri dan potensi kita serta peluang di hadapan kita ibarat mie instan. Mie dan bumbu adalah kita dan potensi kita. Air panas adalah peluang sukses kita yang ada dalam perusahaan dimana kita bekerja dan peluang maju diluar perusahaan.
Dan ketika mie, bumbu dan air panas itu menghasilkan hidangan, maka memakan dengan segera ketika mie instan itu saat panas adalah cara kita menangkap peluang yang mampu membahagiakan kita serta membuat diri kita makin pintar.
Pidato Presiden Jokowi memberi pesan kuat bahwa orang Indonesia sudah dan akan terus hidup di alam yang cepat berubah. Loyalitas akan diukur pada bukan lamanya kita mengabdi di perusahaan, tetapi sejauh mana profesionalitas kita memberi kontribusi pada perusahaan. Perusahaan menghargai profesionalisme yang berwujud pada kenaikan jenjang dan remunerasi gaji.
Era disrupsi yang memporak porandakan sistem berfikir lama masih terus terjadi sampai 10 bahkan 20 tahun kedepan atau bahkan tanpa ada yang tahu akan berakhir. Namun yang jelas, dunia menjadi semakin tidak terbatas. Hanya mereka yang terus mengembangkan kreativitas yang bisa mendulang emas.
Dan mereka itulah yang masuk dalam perahu Pak Jokowi yang terpilih kembali menjadi nakhoda bahtera besar bernama Indonesia.
Menuju pantai harapan menjadi negara maju di 2045.
Dimana ketika layarku sudah terkembang… Kemudiku sudah terpasang…” Maka pantang kita mundur ke belakang.
Presiden dalam 5 tahun ke depan tidak hanya menyiapkan kehidupan lebih baik bagi kaum tua.
Tapi lebih dari itu.
Menyemaikan ribuan peluang bagi anak muda untuk berkarya dan hidup lebih sejahtera dibandingkan orang tuanya.
Lewat cara baru.
Bukan cara lama.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews