Padahal dulu pembatasan jabatan dua periode supaya tidak terjadinya korupsi atau nepotisme dalam kekuasaan.
Partai-partai politik saat ini sedang membahas Amandemen UUD 1945. Ada yang mengusulkan amandemen sebagian, ada juga yang mengusulkan amandemen secara menyeluruh. Pemikiran-pemikiran pun bermunculan seperti masa jabatan presiden tiga periode atau 15 tahun. Dan pemilihan presiden dan wakil presiden kembali seperti dulu yaitu lewat MPR. Dan juga ingin menghidupkan GBHN kembali.
Kalau pemerintah atau presiden Jokowi sendiri hanya amandemen sebagian saja tidak secara menyeluruh.
Siapa yang berkepentingan agar UUD 1945 yang sudah diamandemen di era reformasi untuk diamandemen lagi? Tudingan terarah kepada "the rulling party" yang tidak lain dari PDIP. Mengapa PDIP berkepentingan mengamandemen UUD 1945? Tidak lain agar dapat memperpanjang kekuasannya sehingga tidak berakhir di tahun 2024.
Kalau demikian, PDIP seperti takut menghadapi persaingan di Pilpres 2024? Bisa jadi, sebab pada saat itu tidak ada kader sekuat Joko Widodo alias Jokowi yang bisa "dijual" oleh PDIP. Mau "menjual" Puan Maharani, sama saja dengan bunuh diri perlahan-lahan, apalagi berhadapan dengan Anies Baswedan.
Satu-satunya cara menyelematkan kekuasaan --setidak-tidaknya memperpanjangnya-- adalah dengan mengambalikan pemilihan presiden/wapres ke MPR. Di sini, PDIP menguasa Majelis/Parlemen yang jika Amandemen UUD 1945 dilakukan, dengan mudah memilih capresnya, bahkan dengan memajukan Puan sebagai capres sekalipun.
Terbaca polanya, bukan? Tetapi yang tidak disadari, hasrat memperpanjang kekuasaan dari "the rulling party" ini membuat nama baik dan reputasi Jokowi sebagai Presiden menjadi hancur. Rakyat segera melupakan kebaikannya. Sebaliknya, yang diingat adalah "kemaruknya" Jokowi pada kekuasaan. Mau tidak mau publik akan membacanya seperti itu.
Inilah elit-elit partai politik yang mulai mengotak-atik UUD untuk kepentingan mereka. Bukan bagaimana supaya ekonomi dan politik semakin baik atau stabil, tetapi malah ingin merenovasi rumah. Mengamandemen UUD sama saja ingin merenovasi rumah tetapi kalau tidak hati-hati rumah itu bisa roboh dan akan membuat kegaduhan baru.
Renovasi rumah itu yang awalnya sebagian-tapi malah bisa merembet kemana-mana karena ada banyak kepentingan. Seperti adanya usulan perpanjangan masa jabatan presiden dan wakil presiden dari dua periode ke tiga periode.
Padahal dulu pembatasan jabatan dua periode supaya tidak terjadinya korupsi atau nepotisme dalam kekuasaan. Karena kekuasaan yang lama akan menghasilkan pemerintahan yang akan cenderung otoriter dan korup.
Sepertinya ke depan bukan masalah ekonomi yang akan dihadapi oleh bangsa ini di tengah-tengah resesi ekonomi global-akan tetapi juga tekanan politik dari elit-elit partai yang akan memanaskan pangggung politik tanah air.
Akan ada tarik menarik kepentingan. Bahkan elit-elit politik sudah melakukan safari politik mengunjungi ormas-ormas untuk memuluskan amandemen atau perubahan dalam sistem politik tanah air. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan ada gesekan elit-elit politik dengan masyarakat atau publik.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews