Saatnya membantu Presiden terpilih dengan ikut mengawasi. Mengkritisinya, bila para pembantunya masih tetap saja mengkhianati kepercayaan rakyat.
Prabowo makin ditinggalkan, bahkan oleh sebagian besar 45% pemilihnya. Partai koalisinya sudah memilih sikap sendiri-sendiri. Demokrat, seperti biasa, dengan berbagai dalih sudah berjarak. Bahkan konflik terbuka beberapa petinggi Demokrat dengan Amien Rais, tak lagi bisa ditutupi.
PAN yang bukan kepanjangan ‘partai abal-abal nasioanlismenya’ mulai belagak pilon di kubu Prabowo. PKS? Ini partai paling cerdik, mengambil keuntungan ganda atas dukungan pada Prabowo. Sudah aman dengan electoral thresholdnya. Maka berbeda dengan Prabowo, partai ini percaya quick count.
Yang masih rajin dan kerja keras jadi bumper Prabowo, di samping Dahnil Anzhar Simanjuntak, Andre Rosiade, Fadli Zon dan Hasjim Djojohadikusumo, tentunya adalah Amien Rais serta Eggy Sudjana, dengan gerbong PA212 seperti Slamet Ma’arif, Al Khathath, Tengku Zulkarnaen, Yusuf Martak, beberapa orang HTI, dan tentu FPI beserta Rizieq Shihab, yang masih setia nunggu jemputan.
Di mana duet Neno Warisman dan Mardani Ali Sera? Neno mungkin tak menyembah Tuhan lagi, setelah doa yang mengancam tak dikabulkan. Mardani? Dia sukses dengan proyek ‘2019GantiPresiden’, dari situ dapat kerjaan Wakil Ketua Badan Pemenangan Prabowo-Sandi. Dua keuntungan PKS, bisa nebeng biaya kampanye pilpres dan tambahan suara sekitar 2-3%.
Di mana Ahmad Dhani? Ratna Sarumpaet? Rocky Gerung? Rizal Ramli? Sudirman Said? Sebetulnya nggak penting-penting amat mereka ini. Dhani tentu positif bakal ngendon di penjara. Nazar untuk potong kelamin jika Jokowi menang ‘gimana? Nggak usah ditagih, nanti makin mengkeret itu kelamin. Ratna, sebentar lagi juga bakal resmi menghuni penjara. Kalau yang lain? Bukannya masuk penjara, tapi seperti biasa, akan kembali ngider dari cafe ke cafe di bilangan Cikini. Siapa tahu ada yang butuh proposal.
Pilpres sudah selesai. Demikian juga Pemilu Serentak sudah rampung. Ada beberapa catatan untuk perbaikan. Tapi, kalau bisa, seperti pesan para nitijen yang waras dan lucu, Prabowo nggak usah diberitahu. Bisa ribet lagi nanti. Juga nggak usah ngajak Amien Rais, Eggy Sudjana, dan para tukang ojek politik, yang suka mangkal di tikungan negara. Suka rusuh dan reseh. Kalau maem suka belepotan, nyampah di mana-mana.
Lha para new-comer yang bibit nyinyirnya mulai tampak, seperti Hanum Rais, Faldo Maldini, Ferdinand Hutahaean, dan seangkatannya itu? Kita doakan semoga kelak makin banyak yang malu mengakui mereka layak didengar. Masih banyak generasi muda yang lebih baik dan bermutu. Yang bekerja keras melakukan pelayanan dan pendampingan publik, di berbagai pelosok Indonesia. Meski tak masuk tivi, apalagi dikenal Karni Ilyas.
Saatnya membantu Presiden terpilih, dengan ikut mengawasi dan mengingatkan. Mengkritisinya, bila-bila waktu para pembantunya masih tetap saja mengkhianati kepercayaan rakyat. Tetap merdeka, dan jangan lupa bahagia.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews