Pemilu adalah sikap cinta tanah air yang harus disebarkan dan dimasifkan kepada masyarakat luas.
Mendekati hari H Pemilihan Umum 2019, berbagai macam ancaman terhadap demokrasi semakin terlihat nyata. Berita hoax yang tidak berkesudahan mengisi ruang tanpa henti. Jelas ini menimbulkan kegundahan dan kekacauan karena seolah meniadakan barrier antara benar dan salah.
Tidak hanya sampai disitu, sikap apatisme berpolitik pun kembali disuarakan. Tak jelas apa motifnya, namun pastinya ini mengganggu kesakralan demokrasi dan merusak cinta tanah air serta berkebangsaaan kita.
Menyadari hal tersebut tidak sejalan dengan prinsip kemajuan bangsa dan kedewasaan berdemokrasi, pada 26 Maret 2019 di Gedung Pusdiklat Kemenkominfo, Meruya Selatan, Jakarta Barat, Orange Media Mercubuana mengadakan diskusi publik dengan mengangkat tema “Optimalisasi Peran Media Massa dalam Menyikapi Hoax dan Golput pada Pemilu 2019”.
Diskusi tersebut diharapkan dapat melahirkan para duta penyebar narasi kebaikan di tengah masyarakat yang sedang dilanda badai hoax dan agitasi Golput dari pihak yang tidak bertanggungjawab.
Penguatan narasi tersebut diisi oleh pakar dan praktisi di bidangnya masing-masing. Turut hadir Puadi, komisioner Bawaslu DKI Jakarta yang berperan sebagai wasit pada ajang kontestasi Pemilu ini.
Ibu Daona Diani Hutabarat, Kabag Publikasi Kemenkominfo pun turut serta berbagi kepada para insan pers da mahasiswa. Dari kalangan pers dihadiri Asisten Redaktur Pelaksana Koran Jakarta, Suradi. Sedangkan akademisi diwakili oleh Dr. Ghazali.
Dari berbagai perspektif tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada satupun alasan untuk tidak melawan penyebaran berita hoax. Hal tersebut harus dimulai dari diri sendiri, lingkungan sekitar dan diharapkan dapat diikuti oleh khalayak ramai.
Terkait munculnya apatisme berpolitik yang diekspresikan dengan tidak meberikan suara pada Pemilu, itu adalah contoh tidak baik karena tidak ikut serta memikirkan kemajuan pembangunan nasional.
Mencoblos pada hari H Pemilu yang menghabiskan waktu sekian menit tidak sebanding dengan jiwa dan raga yang telah dikorbankan para pendahulu bangsa. Berpartisipasi pada Pemilu adalah sikap cinta tanah air yang harus disebarkan dan dimasifkan kepada masyarakat luas.
Di akhir sesi diskusi tersebut, semuanya mendeklarasikan diri untuk menjadi duta penyebar narasi positif untuk melawan hoax dan Golput. Serta akan emnularkan virus positif tersebut kepada publik. Dengan harapan pembangunan nasional dapat berjalan secara berkesinambungan tanpa ancaman dan kendala yang berarti.
Siapa lagi kalau bukan kita, kapan lagi kalau bukan sekarang.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews