Terimakasih Pak Prabowo Berkat Anda Boyolali Menjadi Terkenal

Sabtu, 3 November 2018 | 21:09 WIB
0
660
Terimakasih Pak Prabowo Berkat Anda Boyolali Menjadi Terkenal
Prabowo Subianto (Foto: Tirto.id)

“Di manakah Boyolali?”

“Wah jangan malu- maluin gue masak Boyolali saja tidak tahu?"

"Maaf mungkin karena terlalu keseringan tidur di hotel mentereng jadi aku lupa tampang orang Boyolali seperti apa?”

“Memangnya kamu lahir di mana ?”

“Ehhm itu ujung aspal Pondok Gede”

“ Lah sama - sama ndesonya juga satunya pelosok Bekasi satunya di Tengah Jawa?”

Ini sebetulnya membangun sentimen kedaerahan. Tidak elok dan tidak etis tapi kadang bercanda yang kebablasan membuat mulut keceplosan. Demikian Pak Prabowo Calon Presiden yang membuat dunia persilatan lidah menjadi heboh. Kampret dan cebong jadi saling bersilat lidah. Gara-gara ceplosan Prabowo, menilai tampang orang Boyolali yang ”ndeso” dan kurang cocok bila nginap di hotel mewah maka wabah “dregil” pun membuncah.

Boyolali menjadi trending topic dan dunia media sosial segera menobatkan Prabowo sebagai sasaran tembak perbullyan. Entah kampret merasa malu menanggapi atau sudah tebal muka tetap saja menyanjung setinggi langit junjungannya meskipun sering keseleo lidah.

Sedangkan kecebong semakin riang gembira karena ada mainan baru untuk menyentil lewat kata-kata. Mau tidak mau banyak kata-kata sengak hadir mengiringi wajah kota Bapak Prabowo Subianto yang memang terbiasa tidur di Hotel mewah.

Wah seharusnya meskipun di”enyek”(diejek) orang Boyolali patut berterimakasih karena secara tidak langsung Boyolali menjadi terkenal. Padahal Boyolali sudah terkenal sejak dulu lho. Terutama produksi susunya. Penulis sendiri bisa jadi secara tidak langsung menyesap produksi susu Boyolali.

Kampung (belibet amat maksudnya ndesoku di Sawangan Magelang Itu berbatasan langsung dengan Kabupaten Boyolali).Sejak kecil tentu mengenal wajah orang Boyolali, persis banget dengan tampang saya hahaha. Hitam, kulit langsat sering berjemur walau hawa dingin menusuk kulit. Jadi bila datang ke Jakarta kulit jadi mbesisik karena perubahan cuaca.

Kalau soal tampang ndeso mereka sudah mempunyai mobil untuk pulang pergi ke Pasar Talun atau pasar Selo dan Cepogo sejak dulu. Yang hidup di lereng Merapi dengan bahasa Jawa medok ala nggunung. Selalu sarungan  karena hawa memang dingin. Di Selo para pendaki terbiasa menyesap hawa udara yang dingin. Tinggal di Selo seperti tinggal di Surgaloka tidak perlu ke hotel mewah sudah sedingin AC di Rich Carlton Jakarta.

Biar saja Bapak Prabowo menyindir muka miskin tampang ndeso toh kemewahan alam Boyolali sudah bikin orang Jakarta iri.

Terimakasih Bapak Prabowo paling tidak berkat anda, saya dan mungkin jutaan pembaca yang kebetulan membaca pernyataan anda jadi tahu harus memilih siapa. Teruslah berkampanye barangkali masih banyak blunder lain yang bisa kami nikmati Make Prabowo Great again. Make(memakai) kata kata anda tidak perlu mikir sebab semakin mikir jadi semakin ingin tersenyum.

“ Kalau wajah orang Magelang bagaimana Pak?”

***