Siapa Pemasang Bendera Tauhid di Rumah Habib Rizieq di Saudi?

Minggu, 11 November 2018 | 05:28 WIB
0
736
Siapa Pemasang Bendera Tauhid di Rumah Habib Rizieq di Saudi?
Habib Rizieq Shihab saat didatangi Kepolisian Arab Saudi di Mekkah. (Foto: Istimewa).

Jejak digital Viva.co.id Jumat (26 Oktober 2018 | 17:13 WIB) menulis, insiden pembakaran bendera berlafaz Tauhid, oleh sejumlah oknum anggota Banser di Garut pada 22 Oktober lalu, memicu reaksi Habib Rizieq Shihab.

Ia menginstruksikan, semua laskar Front Pembela Islam atau FPI, memasang bendera itu di markas-markas mereka. Perintah itu, mendapat tanggapan dari aktivis Banser, yang juga politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) M. Guntur Romli.

Guntur menantang Habib Rizieq, sebelum menyerukan ke anggotanya, terlebih dahulu memasang bendera itu di kediamannya di Arab Saudi saat ini.

"Kemudian, antum bawa jalan-jalan dua bendera itu yang hitam dan putih, bendera HTI, di jalan-jalan Kota Mekkah, atau di Masjidil Haram. Saya ingin melihat, bagaimana respons aparat keamanan Saudi, melihat aksi antum membawa dua bendera HTI itu,” kata Guntur, dalam video yang ia unggah di akun twitter miliknya, @GunRomli.

Video itu diunggah pada 25 Oktober 2018 pukul 13.20 WIB. Hingga kini, sudah dilihat oleh 93.500 orang, dilanjutkan atau retweet 3.738 orang dan di-like oleh 6.146 orang. Dalam video itu juga, ia berjanji tidak akan lagi mengkritik Habib Rizieq dan FPI, kalau permintaannya itu dilaksanakan Imam Besar FPI itu.

Berikut kutipannnya: Assalamualaikum Warahmatullahi Wabaraktuh? Saya ingin merespons pernyataan Habib Rizieq. Yang memerintahkan kepada FPI seluruh Indonesia untuk memasang bendera HTI di markas-markas mereka. Bendera HTI yang mereka sebut sebagai bendera tauhid.

Coba perhatikan redaksional yang ditulis Viva.co.id yang tidak ada satu kata atau kalimat pun yang menyebut “Bendera HTI”. Tapi, secara sengaja oleh Guntur Romli dibawa-bawa dalam twitter miliknya itu. Inilah yang namanya framming penyesatan informasi!

“Saya ingin melihat bagaimana respons aparat keamanan Arab Saudi melihat aksi antum membawa dua bendera HTI itu. Saya tahu, aparat keamanan Saudi melarang bendera HTI dikibarkan di tanah mereka,” kata Guntur.

Menurut anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) paslon Joko Widodo – Ma’ruf Amin itu, Allah membenci orang yang hanya berkata tanpa berbuat. “Antum laksanakan itu,” tantang Guntur Romli dalam akun twitter-nya tersebut.

Rupanya Gun.tur Romli sudah lupa kalau Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan tegas telah menyatakan bahwa yang dibakar di Garut oleh anggota Banser itu bukanlah Bendera HTI, tapi bendera berlafaz Tauhid tanpa tulisan HTI.

Upaya penyesatan perintah Habib Rizieq kepada laskar FPI yang dengan sengaja disebar via video itu sangatlah “berbahaya” dan bisa disebut sebagai provokasi seorang Guntur Romli agar Habib Rizieq mendapat masalah di Saudi.

Dan benar! Pada Selasa (6/11/2018) diberitakan, operasi intelijen licik telah dilakukan untuk menjebak Habib Rizieq di kediamannya di Mekkah, setelah beberapa hari sebelumnya terjadi peristiwa pencurian CCTV yang dipasang di rumahnya.

Ada yang menempel bendera Tauhid di rumah Habib Rizieq tanpa sepengetahuannya hanya untuk difoto dan dilepas lagi. Lalu, ada yang melaporkan ke Aparat Saudi dengan bermodal foto itu dan foto kunjungan DR. Ismail Yusanto (mantan Ketua HTI) di rumah Habib Rizieq disertai fitnah Habib Rizieq akan mendirikan Hizbut Tahrir di Saudi.

Ketika aparat datang, bendera tersebut sudah tidak ada. Ada yang memantau dan memotret Habib Rizieq dari kejauhan saat dijemput oleh aparat Saudi berdasarkan bukti foto itu. Foto tersebut diambil dari kejauhan dengan kamera yang mempunyai zoom panjang (Tele).

Ciri khas lensa tele adalah mobil di belakang Habib Rizieq dan aparat terlibat sama besar, tidak kecil. Foto tersebut juga diambil dari tempat yang lebih tinggi dari kerumuman aparat dan Habib Rizieq.

Buktinya, kepala Habib Rizieq dan orang yang memakai gamis lebih rendah dibandingkan aparat di belakangnya. Sehingga foto tersebut diambil dari kejauhan dan sembunyi-sembunyi tanpa sepengetahuan.

Ada yang memviralkan pertama kali di grup-grup WA wartawan Indonesia. Dimuat pertama kali di media lokal dan tidak ada media asing. Semakin kuat bukti yang melakukan operasi “intelijen” ini masih orang Indonesia karena ada 2 bukti:

Bukti 1: Menurut berita berikut, foto-foto itu pertama kali beredar di Grup WA Wartawan, silakan baca: https://akurat.co.id-378533-read-beredar-kabar-rizieq-shihab-ditangkap-polisi-arab-saudi.

Selasa, 06 November 2018 14:45 WIB. Melansir Akurat.co, Imam Besar FPI Rizieq Sihab dikabarkan ditangkap oleh Kepolisian Arab Saudi beberapa waktu lalu. Kabar penangkapan Rizieq ini beredar melalui pesan di grup-grup WhatsApp.

Rizieq ditangkap karena memasang bendera bertuliskan kalimat tauhid yang diduga bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di tempat tinggalnya di Arab Saudi. Hizbut Tahrir sendiri adalah Ormas terlarang di Saudi.

Bukti2: Tidak ditemukan foto-foto maupn berita tentang penangkapan Habib Rizieq di media Arab maupun media asing. Namun yang pertama kali memuat berita itu hanya websiter lokal Indonesia seperti Kepotoday.com dan Tribunrakyat.com pada siang hari, 6 November 2018.

Pada malam harinya baru media-media besar Indonesia memuatnya. Hal ini bisa dibuktikan dengan fitur Google Image Search, mencari berita berdasarkan foto kerumuman Habib Rizieq dengan aparat Saudi. Maka Google tidak ada menampilkan media asing maupun Arab.

“Kesimpulannya, orang yang memasang, memfoto, dan yang memviralkan adalah kelompok yang sama. Intelijen Indonesia tidak mugkin berani lakukan itu, mereka tahu hukum di Saudi. Sudah banyak agen Mossad yang dipancung di sana,” ungkap sumber Pepnews.com.

Polisi Saudi geram. Foto perwira polisi Saudi dan Habib Rizieq yang diambil dari jarak jauh dan disebar di luar Saudi. Kepolisian Saudi sedang memburu fotografer yang mengambil gambar para perwira polisi ang sedang berdialog dengan Habib Rizieq di area parkir.

Foto tersebut diambil dari jarak yang cukup jauh menggunakan kamera resolusi tinggi dan lensa dengan focal length yang panjang. Diduga pelaku memfoto di lantai dua sebuah gedung yang berada dekat TKP.

Habib Rizieq pun melaporkan ke polisi Saudi akun-akun dan media-media online maupun telivisi di Indonesia yang menyebar foto-foto tersebut ke publik. Ia mengungkapkan, selalu menjadi korban fitnah baik di dalam maupun di luar negeri Indonesia.

Kepolisian Saudi merespon dan merasa geram dengan kejadian ini. Mereka mengendus adanya spionase atau operasi intelijen di negaranya. Hukum di Negara Saudi sangat tegas untuk agen-agen intelijen asing yang beroperasi di Saudi.

Tercatat, sudah banyak agen intelijen Iran dan Israel yang pernah dihukum mati di Saudi. Terlepas dari siapa pemasang bendera di kontrakan Habib Rizieq, “bendera tauhid” itu juga ditafsir berbeda oleh Saudi. Ya, itu karena benderanya.

Badan Intelijen Negara (BIN) membantah operasi intelijen sebagai penyebab Habib Rizieq yang sempat diperiksa kepolisian Saudi. Direktur Komunikasi dan Informasi BIN Wawan Purwanto mengatakan, pihaknya tak terkait dengan insiden pemasangan bendera itu.

“Itu tidak benar ya karena operasi intelijen. Kita ingin masalah ini jangan melebar kemana-mana,” kata Wawan dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam TVOne, Rabu, 7 November 2018, seperti dilansir Viva.co.id, Kamis (8/11/2018),

Wawan menegaskan, dalam polemik ini harus diselesaikan secara bijak. Ia menekankan kembali BIN justru punya peranan melindungi warga negara Indonesia yang berada di luar negeri seperti Habib Rizieq.

“Kita ingin selesai searif-arifnya. Memang menuduh intelijen itu paling enak. Padahal tidak melakukan itu. Tugas intelijen adalah melindungi warga negara, termasuk Habib Rizieq,” jelas Wawan.

Juru Bicara FPI Munarman mengatakan, secara normatif apa yang dilakukan oleh “intelijen hitam” terhadap Habib Rizieq di Saudi tersebut adalah menyalahi aturan. Sebab seharusnya institusi dan aparatur intelijen itu adalah melakukan pekerjaannya untuk negara.

“Bukan untuk rezim yang sedang berkuasa,” ujar Munarman dalam pesan singkat di Jakarta,  Kamis, 8 November 2018, seperti dikutip Viva.co.id.

Menurutnya, jika  false flag operation dan berbagai rekayasa hukum terhadap Habib Rizieq dilakukan oleh oknum maka secara normatif harus dihentikan, serta diumumkan bahwa hal tersebut adalah penyalahgunaan fungsi intelijen. 

Secara internal oversight tak bisa dilakukan maka ini adalah indikasi, ada keterlibatan secara struktural. Karena itu harus melibatkan komite intelijen DPR sebagai eksternal oversight, untuk melakukan pemeriksaan terhadap penyalahgunaan fungsi intelijen ini.

***