Kenapa Muncul Lagi "Isu"Ijazah Palsu Menjelang Pemilu?

Pemimpin berusaha diam untuk tidak memperlebar polemik, namun netizen, oposan, orang-orang politik memanfaatkan bola liar untuk memperkeruh keadaan.

Kamis, 20 Oktober 2022 | 17:43 WIB
0
193
Kenapa Muncul Lagi "Isu"Ijazah Palsu Menjelang Pemilu?
Penggugat ijazah Jokowi (Foto: kompas.com)

Kepalsuan menjelang pemilu menjangkiti negeri ini, termasuk para petuang-petualang yang meramaikan suasana dengan menggugat keaslian ijazah presiden.

Tidak tanggung-tanggung ia menggugat ijazah SD, SMP, SMA dan juga mempermasalahkan tentang apakah lulusan UGM atau hanya mengaku-aku sebagai Joko Widodo.

Namanya Bambang Tri Mulyono. Pria asal Blora itu baru saja keluar dari penjara untuk kasus pencemaran nama baik. Penulis Jokowi Undercover yang isinya mempermasalahkan latar belakang Jokowi.

Tuduhannya mengerikan tentang Jokowi yang keturunan China, keturunan PKI. Wow, asli atau palsu? Sudah dibantah bahwa tulisan-tulisan Bambang Tri Mulyono itu hoaks, tuduhan palsu tidak terbukti.

“Kok, pada ora ngilo githoke dewe ya.”(Kok nggak bercermin pada Leher belakangnya sendiri ya)”

Maksudnya kalau menuduh orang lain apakah tidak introspeksi dirinya dahulu. Apakah ia lebih benar, lebih berprestasi, lebih jujur dari orang yang dituduhnya.

Nyatanya banyak orang-orang sekarang ini yang yang ingin diperhatikan, ingin disorot, suka pansos.

Menuduh ijazah orang lain palsu sedangkan dirinya sendiri gelarnya palsu, mengaku doktor filsafat ternyata dari keterangan perguruan tinggi yang dulu pernah menjadi tempat kuliahnya, tidak mengakui ijazahnya karena banyak tugas yang tidak dikerjakannya sehingga dianggap gagal menempuh pendidikan doktoral.

Netizenpun sama saja, sudah banyak berita tentang pengakuan teman-teman Jokowi waktu di SMA, Di Fakultas kehutanan, masih saja tidak percaya dan memaksa untuk menunjukkan ijazah aslinya. Tunjukkan di pengadilan ! Ngueyele pol netizen.

Terus alasan lagi ketika ketika penggugat kalah karena cukup bukti akan ada alibi lagi, ya karena sedang berkuasa maka apapun kebenaran akan dimentahkan karena campur tangan pemerintah. Kalau meneruskan debat dengan mereka yang kontra dengan presiden selalu ada alasan tunjukkan saja ijazah aslinya, memangnya presiden tidak punya kerjaan, meladeni debat kusir yang tidak akan ada habisnya.

Luar biasa benar netizen Indonesia, banyak yang cerdas sebenarnya namun buang-buang tenaga untuk melakukan pekerjaan yang tidak produktif. Mempermasalahkan isu-isu hoaks yang sengaja dibuat benar untuk meramaikan gonjang-ganjing politik menjelang 2024.

“Sing waras ngalah.”

Pikiran jutaan netizen berbeda-beda, sudut pandang tentang sebuah masalah pasti beda, apalagi isu ijazah palsu yang menyangkut orang nomor satu sebuah negeri.

Pikiran yang diliputi kebencian, akan menghasilkan narasi menyudutkan, mencari-cari celah untuk menyalahkan dan menambahkan citra buruk bila ia terlanjur sakit hati, sebaliknya jika punya pikiran bersih, selalu terbiasa melakukan cek dan ricek menulis bijak tentang sebuah masalah.

Pemimpin berusaha diam untuk tidak memperlebar polemik, namun netizen, oposan, orang-orang politik memanfaatkan bola liar untuk memperkeruh keadaan.

Yuk, tidak perlu memperpanjang masalah, cari kegiatan yang produktif. Tarik Mas.

***