Reshuffle Penting sebagai "Lame Duck Counter" Menuju 2024

Reshuffle bulan Juni ini merupakan tindakan smart, agar tercapainya keseimbangan serta hasil maksimal pemerintahan tetap lancar berjalan ditengah tantangan kondisi beratnya perekonomian

Rabu, 15 Juni 2022 | 07:23 WIB
0
298
Reshuffle Penting sebagai "Lame Duck Counter" Menuju  2024
Presiden Joko Widodo (Foto: bisnis.com)

Kondisi yang harus diatasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam dua tahun terakhir pada era keduanya adalah menurunnya kepedulian parpol, para politisi serta pemegang amanah terhadap jalannya pemerintahan serta program jangka panjang yang belum selesai. Ambisi parpol, tokoh-tokoh yang ingin berkuasa menjadi pimpinan nasional berlomba tampil serta berusaha menyiapkan dana menuju tahun 2024 dengan pelbagai macam cara.

Kondisi tersebut disebut lame duck (bebek lumpuh). Secara umum sebuah kondisi kurangnya fokus politisi dan pemegang amanah dalam urusan pemerintahan karena besarnya keinginan menang pada pemilu dan pilpres di 2024. Nah, dalam dua tahun terakhir (2023 dan 2024) Presiden memang harus mewaspadai kondisi kurang diacuhkan para politisi karena ambisi tadi. Banyak yang berpikir, tahun 2024 presiden sudah selesai dan tidak berkuasa lagi.

Berita tentang akan adanya akan reshuffle pada Rabu 15 Juni 2022 bertiup kencang kemarin, indikasinya adanya beberapa tokoh dan Ketum parpol ke istana. Mengutip dari Detik, bahwa reshuffle kabinet adalah reorganisasi yang dilakukan dengan mendistribusikan kembali elemen yang sudah ada.

Pergantian pos menteri pada reshuffle kabinet bersifat minor namun bersifat besar-besaran dengan melibatkan beberapa menteri.

Tujuan reshuffle kabinet adalah untuk mencapai tujuan pemerintahan yang berkaitan dengan partai atau target tertentu. Tujuan ini diharapkan tercapai dengan melakukan penggantian pos menteri.

Berikut adalah tujuannya:

1. Manajemen Partai dan Kabinet. Pemimpin dan politikus dapat membangun aliansi, memberikan reward, dan memastikan seluruh fraksi dalam partai menjadi perwakilan pemerintah.

2. Manajemen Kinerja. Reshuffle kabinet juga memberikan kesempatan dalam mengevaluasi kinerja para menteri dalam pemerintahan. Menteri yang berkinerja baik akan mendapatkan tanggung jawab lebih besar.

3. Menandai Pergantian Kebijakan reshuffle kabinet biasanya menandakan adanya perubahan prioritas pemerintahan. Pemerintahan berharap prioritas tercapai dengan mengganti menteri.

Presiden Jokowi memiliki hak prerogatif untuk memilih para pembantunya di Kabinet, agar terjadi keseimbangan dan bisa tercapainya hasil yang maksimal. Menuju pemilu khususnya pilpres 2024, dinamika jalannya pemerintahan akan sangat terpengaruh dengan kondisi perpolitikan yang berlaku.

Kesimpulannya, reshuffle bulan Juni ini merupakan tindakan smart, agar tercapainya keseimbangan serta hasil maksimal pemerintahan tetap lancar berjalan ditengah tantangan kondisi beratnya perekonomian, belum selesainya pandemi, kelanjutan program-program jangka panjang ( IKN) serta tekanan kepentingan negara-negara lain. Reshuffle yang tepat bisa menjadi sarana "Lame Duck counter".

Good luck Mr President, God Bless You.

Marsda Pur Prayitno W. Ramelan, Pengamat Intelijen

***