Halusinasi Luhut

Paparan Luhut soal 110 juta warga dibuka di depan publik karena kalau tidak ini akan bahaya, kok bisa pejabat sekelas Luhut mengeluarkan hoax atas nama Big Data.

Senin, 14 Maret 2022 | 15:54 WIB
0
123
Halusinasi Luhut
Luhut Panjaitan (Foto: Facebook.com)

Ide perpanjangan masa jabatan Presiden akhirnya terang benderang siapa yang memainkan. Dialah Luhut Binsar Panjaitan, menteri paling berpengaruh di kabinet Jokowi. 

Awalnya banyak yang tak tau bahwa ide ini adalah mainan Luhut namun setelah CNN melansir investigasinya, maka terkuaklah "permainan Luhut" ke muka publik.

Awalnya banyak yang mengira ini adalah murni permainan Jokowi tapi melihat fakta-fakta yang ada yaitu, hasil investigasi CNN, Teori Big Data yang dibawa Muhaimin dan kemunculan Luhut di acara Podcast "Close The Door" Deddy Cobuzier, maka tudingan siapa pendorong ide ini sudah ketahuan walaupun awalnya baik Muhaimin atau jubir Luhut, Jodi Mahardi, membantah bahwa ide ini disodorkan Luhut sekaligus bantahan ini secara bawah sadar mereka bahwa ini ide "tidak benar" sehingga mereka malu berterus terang.

Selain ide yang tidak benar dan menyalahi konstitusi maka perlu dipertanyakan lagi landasan data yang dikemukakan Luhut dalam menopang ide itu : "ada 110 juta aspirasi warga di media sosial mendukung ide penundaan Pemilu".

Di titik 110 juta warga yang melakukan percakapan di media sosial dan kata Luhut mendukung ide perpanjangan jabatan banyak dipertanyakan pengamat seperti ahli informasi media sosial Ismail Fahmi yang mempertanyakan sumber data.

Menurut Fahmi percakapan twitter yang cerewet menanggapi masa perpanjangan jabatan Presiden paling hanya mentok 10.000 yang bicara soal itu.

Lontaran Luhut juga dipertanyakan Adian Napitupulu, pentolan relawan Jokowi yang juga aktivis 98 mempertanyakan sumber data Luhut. Juga La Nyalla ketua DPD RI yang sejak awal atas nama kelembagaan menolak ide Luhut karena bertabrakan dengan cita-cita reformasi. 

Kenapa Luhut bisa berhalusinasi seperti ini? Kemungkinan langkah kalap Luhut didorong pembatalan investasi Softbank ke Ibukota baru dan dana 100 milyar gagal digelontorkan, kabarnya pihak Softbank membutuhkan kepastian politik dan satu-satunya jalan dalam pikiran Luhut adalah memperpanjang masa jabatan Presiden. 

Yang jelas paparan Luhut soal 110 juta warga dibuka di depan publik karena kalau tidak ini akan bahaya, kok bisa pejabat sekelas Luhut mengeluarkan hoax atas nama Big Data.

Anton DH Nugrahanto