Otonomi khusus (otsus) Papua yang akan diperpanjang tahun 2021, sangat didukung oleh para tokoh masyarakat. Mereka merasa program ini sangat bermanfaat, karena ada kemajuan di Bumi Cendrawasih dalam bidang ekonomi dan infrastruktur. Selain itu, otsus juga disalurkan untuk beasiswa, sehingga anak-anak Papua makin cerdas.
Presiden Jokowi sejak menjabat tahun 2014 (periode pertama) memiliki perhatian besar pada masyarakat Papua, bahkan tercatat sebagai kepala negara yang paling sering mengunjungi Bumi Cendrawasih. Beliau memang ingin agar ada pemerataan pembangunan baik di Indonesia barat maupun timur. Sehingga ingin memajukan wilayah Papua.
Salah satu langkah yang dilakukan oleh pemerintah untuk memodernkan Papua adalah dengan otonomi khusus. Program ini dimulai sejak 2001 dan berlangsung selama 20 tahun, sehingga berakhir 2021. Otsus akan diperpanjang, dan seluruh tokoh masyarakat di Bumi Cendrawasih menyetujuinya, karena mereka merasakan manfaatnya.
Simon Kossay, Kepala Suku Rukun Keluarga di Pegunungan Tengah di Keerom menyatakan bahwa ia dan 12 suku Pegunungan Tengah dalam wadah RKPT setuju akan perpanjangan otsus jilid 2. Karena rakyat Papua butuh percepatan pembangunan, yang diinisiasi oleh pemerintah pusat. Mereka juga mengapresiasi Presiden Jokowi yang sering mengunjungi Papua.
Simon melanjutkan, ada evaluasi pada otsus jilid 2. Semoga pada periode ini, pembangunan dilakukan hingga pelosok Papua. Dalam artian, tidak ada ketimpangan antara kemajuan di Jayapura dan di Yakuhimo. Selain itu, Simon juga berharap evaluasi otsus mengatur bahwa pejabat setingkat Lurah harus dipegang oleh warga asli Papua, sehingga program ini mengutamakan OAP (orang asli Papua).
Memang dalam otsus jilid 1, Gubernur dan Wakil Gubernur harus warga asli Papua. Saat ini Lukas Enembe menjadi Gubernur Papua dan Dominggus Mandacan menjabat sebagai Gubernur Papua Barat. Mereka adalah putra Papua. Namun para tokoh masayrakat berharap agar pejabat di bawahnya juga berasal dari Papua.
Dukungan dari para tokoh masyarakat di Papua menunjukkan bahwa program ini berhasil, karena memajukan wilayah di sana. Sehingga kepala suku dan rakyatnya setuju pada otsus jilid 2. Mereka senang karena berkat otsus, ada sejumlah infrastruktur yang dibangun. Misalnya Jembatan Youtefa, Bandara Internasional Sentani, Jalan Trans Papua, dll.
Selain itu, otsus dinilai berhasil karena bermanfaat pada bidang kesehatan. Sejumlah Rumah Sakit dan Puskesmas dibangun dengan dana otsus, tak hanya di Jayapura tapi hingga ke pelosok. RS dan pusat kesehatan itu dilengkapi dengan alat kesehatan yang lengkap. Juga dokter, bidan, dan tenaga kesehatan lain yang andal. Sehingga masyarakat Papua yang berobat atau rawat inap bisa lekas sembuh.
Otonomi khusus juga sangat bermanfaat bagi rakyat Papua, terutama pada anak-anak. Mereka mendapatkan beasiswa sehingga bisa melanjutkan sekolah dari tingkat SD hingga perguruan tinggi. Para putra Papua yang cerdas juga bisa mengajukan beasiswa kuliah hingga ke Universitas di luar negeri, dan menunjukkan bahwa mereka tidak identik dengan keterbelakangan.
Setelah lulus kuliah, maka para alumni beasiswa otsus bisa mengabdikan diri di kampung halaman, dan menjadi pengajar. Ada juga yang berprestasi dan diangkat jadi pegawai negeri sipil. Kehidupan mereka pun membaik karena punya pekerjaan yang memiliki gaji layak. Sehingga bisa memutus mata rantai kemiskinan di sana.
Otonomi khusus sangat bermanfaat bagi warga Papua. Oleh karena itu, para tokoh masyarakat menyetujui perpanjangan otsus tahun 2021, karena ada berbagai kemajuan di Bumi Cendrawasih. Rakyat Papua tak hanya bisa menikmati infrastruktur dan kemudahan mobilitas, tetapi juga mendapatkan beasiswa, fasilitas kesehatan, dan lain-lain.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews