Di mana saja saya berada saya hanya berprinsip bahwa hidup harus berisi, hidup harus padat karya, hidup harus bermakna.
Salah satu prinsip saya dalam bekerja adalah all out.
Saya tidak terbiasa setengah setengah, tidak terbiasa juga berbasa basi dan pencitraan.
Apa yang saya yakini benar sesuai dengan ilmu yang benar, maka akan saya support secara totalitas.
Kalau saja partai Gelora tidak lahir, maka sudah pasti saya akan masuk ke partai lain dan akan bekerja untuk berkontribusi untuk kebaikan bangsa.
Saya tidak punya waktu banyak untuk bernostalgia, terlalu lama melihat spion, dan larut dalam keadaan.
Usia kita terbatas, umur kita dan sumber daya kita sangat limited, jadi gak ada waktu untuk larut dalam masalah. Harus segera mencari solusi.
Tapi saya merasa punya tanggungjawab moral untuk membesarkan partai Gelora, Partai ini sejak masih berbentuk ormas saya terlibat di dalamnya secara pemikiran.
Kesetiaan saya dalam sebuah misi tidak pernah tersusupi pengkhianatan, walaupun ada pihak pihak yang mencari alasan menuding saya khianat hanya karena pemikiran saya sama dengan pemikiran para pendiri partai Gelora.
Sekali lagi saya gak punya waktu untuk berkonflik, saya ingin demokrasi diperjuangkan dengan kedewasaan dan pemikiran matang. Bukan atas dasar kecewa dan sakit hati.
Karena seorang politisi tidak mungkin bisa berbuat banyak untuk bangsanya kalau dengan perasaan dirinya saja belum selesai.
Karena demokrasi tanpa narasi dan platform yang jelas hanya sebuah permainan kelas rendah yang akhirnya terjebak pada seremonial "menipu" rakyat.
Karena kedewasaan dan kematangan seorang politisi dalam melihat berbagai masalah bangsa lalu bergerak mencari solusi untuk kebaikan negara adalah mahal. Hanya sedikit politisi yang mampu melakukan itu.
Kematangan dan kedewasaan dimulai dari literasi yang baik, pemahaman yang utuh, niat yang lurus, dan orientasi yang jelas.
Tidak akan ada peradaban tanpa kedewasaan, tidak akan ada peradaban tanpa kematangan, dan peradaban tidak akan pernah lahir dari generasi yang malas baca.
Prinsip all out saya pegang dari dulu saat saya terlibat aktif di politik, saya sadar. Masalah bangsa yang menumpuk tidak akan mungkin diselesaikan dengan karya karya kecil, sibuk dengan tema tema remeh, dan malas dalam meningkatkan kapasitas diri.
Di partai lama saya, saya juga all out. Hanya info saja, dulu saya di PKS juga seorang kader inti, tapi itu bukan hal penting bagi saya sama sekali. Bagi saya berkarya besar jauh lebih penting daripada gelar kader inti.
All out akan melahirkan karya besar, saya selalu fokus soal kontribusi bukan sekedar posisi, tapi posisi besar dengan karya besar itu juga sama sama penting.Di mana saja saya berada saya hanya berprinsip bahwa hidup harus berisi, hidup harus padat karya, hidup harus bermakna.
Karena seberapa besar karya kita didunia seperti itulah dunia mengenang kita pasca kita pergi dari dunia ini. Karena sebaik baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi yang lain.
Kita terus memohon petunjuk dan arahan arahan yang maha kuasa, agar Allah selalu membimbing jalan kita dalam mengambil keputusan, agar Allah selalu menjaga kita dalam setiap karya kita kepada bangsa ini untuk selalu lurus dan konsisten.
Semoga lewat ikhtiar kita di rumah baru ini, Allah mudahkan semua jalan jalan kebaikan, Allah tutupi semua pintu pintu fitnah, dan Allah lipatgandakan amal amal kebaikan kita.
***
Keterangan Foto: saat saya all out memperjuangkan PKS di pedalaman pedalaman Papua Barat tahun 2007-2009.
Tengku Zulkifli Usman, Partai Gelora Indonesia.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews