Terkadang jalur khusus atau jalur mandiri membuat ketidak adilan bagi kader yang sudah lama merinstis menjadi kader partai.
Kalau kemarin-kemarin Presiden Jokowi dilobi oleh para ketua umum partai koalisi untuk menempatkan para kadernya sebagai menteri, sekarang giliran gantian-anak presiden Jokowi yaitu Gibran Rakabuming Raka melobi atau menemui Ketum PDIP Megawati di di Teuku Umar, Menteng, Jakarta,Kamis, 24 Oktober 2019.
Seperti kita ketahui Gibran yang seorang pengusaha akhirnya tertarik panggung politik dan ingin menjajal peruntungan atau mengundi nasib untuk menjadi calon walikota Solo seperti bapaknya dahulu.Yang mengawali karir politik sebagai walikota Solo.
Tekat Gibran sudah bulat dan tidak ingin mundur lagi, sekalipun banyak kritikan dari kanan dan kiri terkait pencalonannya. Tidak peduli disebut aji mumpung atau membangun politik dinasti dan ia mencari celah ditengah tertutupnya lewat jalur DPC PDIP Kota Solo.
DPC PDIP Kota Solo sendiri sudah menetapkan pasangan Achmad Purnomo-Teguh Prakosa ke DPP PDIP sebagai pasangan calon walikota dan wakil walikota.Achmad Purnomo saat ini sebagai wakil walikota Solo.
Tentu sebagai anak presiden-Gibran mempunyai previllege atau jalur khusus atau jalur mandiri yang tidak dipunyai oleh siapapun juga,yaitu lewat jalur DPD PDIP Jateng dan lewat DPP PDIP Pusat.
Bahkan Gibran diantar langsung atau ditemani oleh Sekjen PDIP yaitu Hasto Kristiyanto untuk menemui Ketum PDIP Megawati untuk minta restu atas pencalonannya sebagai calon walikota Solo.
Kalau Ketum PDIP Megawati merestui Gibran sebagai calon walikota Solo, maka akan menggugurkan atau menganulir pencalonan Achmad Purnomo sebagai calon walikota yang lewat jalur DPC. Kandas dan ambyar yang akhirnya akan membunuh kader yang senior yang sudah berjuang dan kalah oleh pendatang baru yang belum lama punya kartu anggota PDIP.
Terkadang jalur khusus atau jalur mandiri membuat ketidak adilan bagi kader yang sudah lama merinstis menjadi kader partai.
Baik anak presiden Jokowi yaitu Gibran dan anak wakil presiden Ma'ruf Amin yaitu Siti Nur Azizah ingin mencalonkan sebagai walikota dalam pilkada serentak yang akan berlangsung tahun 2020.
Silahkan masyarakat menilai sendiri apakah ini politik dinasti yang menggunakan pengaruh orang tuanya atau aji mumpung atau sebagai warga negara yang punya hak yang sama untuk menggunakan hak politiknya?
Inilah menariknya politik tanah air. Jadi yang rindu Khilafah-sebenarnya politik dinasti sedang berlangsung seperti dinasti khilafah era dulu seperti dinasti Muawiyyah dan dinasti Abbasiyyah.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews