Pada Akhirnya Gerindra Akan Ditinggal Sendirian

Sabtu, 2 Maret 2019 | 20:15 WIB
2
2735
Pada Akhirnya Gerindra Akan Ditinggal Sendirian
Prabowo SUbianto (Foto: Detik.com)

Perlahan tapi pasti, Partai Gerindra pengusung capres-cawapres Prabowo-Sandiaga sepertinya akan ditinggal oleh partai-partai kawan se-koalisinya untuk berjuang sendiri menghadapi pertarungan berat di Pemilu 2019, khususnya untuk urusan pemenangan pemilihan presiden dan wakil presiden.

Bukan hanya karena energi yang kelihatannya sudah terkuras habis akibat masa kampanye yang cukup panjang, tetapi juga karena beberapa partai tersebut akhirnya mulai sadar bahwa kepentingan internal merekalah yang sesungguhnya lebih diutamakan, yakni untuk meraup suara supaya dapat duduk di kursi parlemen.

Betul, perhelatan Pemilu 2019 sudah di depan mata dan setidaknya tiga per empat langkah perjuangan panjang telah ditunaikan. Namun nampaknya partai-partai pendukung Prabowo-Sandiaga mengalami kelelahan. Lelah berlari dan bingung gara-gara isi dompet makin menipis, meskipun mereka tidak mengutarakan hal itu secara terbuka.

Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga sendiri sudah memberi pengakuan bahwa stok logistik mereka akan segera habis. Pengakuan ini memang disampaikan untuk menjawab potensi terjadinya permainan politik uang sepanjang musim kampanye. Akan tetapi bisa ditebak kalau sebenarnya ikut mengungkap juga fakta dan kondisi nyata di internal mereka.

“Saat ini Prabowo-Sandi dan BPN sedang tidak punya logistik. Tidak mungkin kami bagi-bagi uang,” ungkap Priyo Budi Santoso, Sekretaris Jenderal Partai Berkarya, sekaligus Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandiaga.

Prediksi akan kelelahan dan hanya menyisakan kerugian bagi diri sendiri telah lama diumbar beberapa partai yang tergabung dalam koalisi pemenangan Prabowo-Sandiaga, baik yang sudah terlanjur kompak dengan Partai Gerindra yakni PAN dan PKS, maupun yang baru merapat antara lain Partai Demokrat dan Partai Berkarya.

Pada Oktober tahun lalu, Sekretaris Jenderal PAN, Eddy Soeparno pernah menyampaikan bahwa dalam menghadapi Pemilu 2019, partainya sesungguhnya lebih memilih sikap realistis.

“Kalau kita sekarang keluar teriak-teriak Pak Prabowo, yang dapat angin positifnya Gerindra, bukan PAN. Akhirnya tersadarkan ujung-ujungnya kita harus bergerak untuk memenangkan Pileg,” kata Eddy.

Pengakuan serupa diisyaratkan pula PKS di bulan yang sama. Pengamat politik Afriadi Rosdi yang mengaku mendengar keluhan dari sebagian politisi PKS menuturkan bahwa, kampanye dan dukungan kepada Prabowo-Sandiaga tidak akan membawa dampak positif terhadap elektabilitas PKS di Pileg 2019.

“Jadi, partai-partai pendukung, termasuk PKS hanya akan menghabiskan energi jika mengkampanyekan Prabowo,” ujar Afriadi.

Partai Berkarya ternyata turut mengutarakan hal yang lagi-lagi mirip dengan sikap PAN dan PKS. Ketua DPP Partai Berkarya, Badaruddin Andi Picunang mengatakan, partainya yang tergolong sebagai pemain baru, sekarang tengah fokus berjuang untuk kepentingan pemilihan anggota legislatif. Hal ini diutarakan pada Januari lalu.

“Saya kira hal yang wajar karena Partai Berkarya partai baru yang fokus di pemilihan legislatif (Pileg). Kami kan hanya pendukung, bukan pengusung, SDM kami pun terbatas. Beban berat kami bagaimana lolos PT 4%,” kata Badaruddin.

Tiga partai sekawan Partai Gerindra di atas rupanya semakin hari semakin insyaf. Sikap untuk habis-habisan memperjuangkan Prabowo-Sandiaga justru akan merugikan internal partai mereka. Selain waktu, energi dan logistik yang tentu mengalir habis, upaya mengkampanyekan capres-cawapres dukungan mereka tidak berefek besar terhadap elektabilitas mereka untuk melenggang di parlemen.

Semoga belum terlambat, sikap partai-partai tersebut tepat dipertahankan hingga detik pelaksanaan Pemilu 2019. Kepentingan supaya bisa lolos parliamentary threshold (PT) 4 persen adalah pilihan realistis dan logis.

Maka semalam, dalam pidato politiknya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mewakili Partai Demokrat (PD) mempertegas pilihan realistis dan logis partainya dalam menyongsong Pemilu 2019. PD hanya akan fokus memenangkan pertarungan pemilihan legislatif (Pileg) ke depan. AHY menghimbau seluruh kader supaya all out memperjuangkan nasib PD di parlemen.

Kalau akhirnya semua sikap yang diambil realistis dan logis, bagaimana dengan misi memenangkan Prabowo-Sandiaga, apakah masih dipertahankan?

Biarkan Partai Gerindra dan empat partai anggota koalisi yang merenung dan kembali menjawab.

***